Mohon tunggu...
Lidya Gusti
Lidya Gusti Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ahli Sastra, mengajar B.Indonesia di SMP N. 5 Padang panjang

Selanjutnya

Tutup

Nature

Bank Sampah

2 Februari 2019   16:03 Diperbarui: 2 Februari 2019   16:09 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Membudayakan buang sampah pada tempatnya memang susah sekali untuk anak-anak sekarang.  Seolah-olah pekarangan adalah tong sampah atau mereka malas melangkahkan kakinya menuju tong sampah.  Telah diingatkan berkali-kali,  alhasil sampah masih berserakan di mana saja. Di sela buku di perpustakaan, di pot bunga, di tempat mereka duduk dan sehabis makan mereka pergi sementara sampah mereka tinggalkan begitu saja.

 Akan tetapi,  SMPN 5 Padangpanjang tidak kehingan akal dan sekaligus menyukseskan program  adiwiyata. Pembudidayakan Bank Sampah.  Maksudnya,  setiap kelas diberi kantong dan memungut sampah yang bisa untuk didaur ulang. 

Setelah kantong terisi penuh,  mereka pergi ke areal timbangan dan mencatat berapa berat sampah yang mereka peroleh. Setelah itu sampah itu bernilai jual,  karena berisa plastik bekas,  botol bekas,  dan kardus.  Kelas yang paling hanyak bank sampahnya,lumayan kan nilai rupiah yang mereka peroleh.

Mereka akan berlomba-lomba mencari si sampah.  Lumayan kan inovasinya dan sampah akan raib seketika, karena tangan-tangan yang trampil mencari sampah dan mereka sadar lingkungan.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun