Mohon tunggu...
Lidiyawidiya
Lidiyawidiya Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Seputar Al-Asyari dan Al-Maturidi

12 Oktober 2018   11:58 Diperbarui: 12 Oktober 2018   12:02 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kata khalafa biasanya digunakan untuk merujuk para ulama yang lahir setelah abad ke-III H dengan karakteristik  yang bertolak belakang yang dimiliki salaf. Karakteristik yang paling menonjol dari khalaf adalah penakwilan terhadap sifat -- sifat Tuhan yang serupa dengan makhluk pada pengertian yang sesuai dengan ketinggian dan kesucian -- nya.

 Adapun ungkapan Ahlussunnah ( sering disebut dengan sunni ) dapat dibedakan menjadi dua pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum adalah lawan kelompok syi'ah. Dalam pengertian ini, Mu'tazilah -- sebagaimana juga Asy'ariah -- masuk dalam barisan sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah mazhab yang berada dalam  barisan Asy'ariah dan merupakan lawan Mu'tazilah.

Selanjutnya, terma Ahlussunnah banyak digunakan sesudah timbulnya aliran Asy'ariyah dan Maturidiyah, dua aliran yang menentang ajaran -- ajaran Mu'tazilah.

  • Riwayat Hidup Singkatan Al -- Asy'ari
  • Nama lengkap Al -- Asy'ari adalah Abu Al -- Hasan' Ali bin Isma'il bin Ishaq bin Salim bin Isma'il bin ' Abdillah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa Al -- Asy'ari. Menurut beberapa riwayat, Al -- Asy'ari lahir di Bashrah pada tahun 260 H/875 M. Setelah berusia lebih dari 40 tahun, ia  hijrah ke kota Baghdad dan wafat di sana pada tahun 324 H/935 M.
  • Menurut Ibu' Asakir ( w. 571 H ), Ayah Al -- Asy'ari adalah seorang yang berpaham  Ahlussunnah dan ahli hadis. Ia wafat  ketika Al -- Asy'ari masih kecil. Sebelum wafat, ia sempat berwasiat kepada seorang sahabatnya yang bernama Zakaria bin Yahya As -- Saji agar mendidik Al -- Asy'ari.
  • DOKTRIN -- DOKTRIN TEOLOGI AL -- ASY'ARI ( 875 -- 935 M )
  • Tuhan dan sifat -- sifat -- nya
  • Perbedaan pendapat di kalangan mutakalimin mengenai sifat -- sifat Allah tidak dapat dihindarkan meskipun mereka setuju bahwa mengesakan Allah adalah wajib. Al-Asy'ari dihadapkan pada dua pandanagan yang ekstrem. Padasatu pihak, ia berhadapan dengan kelompok sifatiah ( pemberi sifat ), kelompok mujassimah ( antropomorfis ), dan kelompok musyabbihah yang berpendapat bahwa allah mempunyai semua sifat yang disebut dalam Al-Qur'an dan Sunnah bahwa sifat -- sifat itu harus dipahami menurut arti harfiahnya.
  •   Kebebasan Dalam Berkehendak  ( free-will )
  • Manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan menentukan serta mengaktualisasikan peruatannya. Al -- Asy'ari mengambil pendapat menengah di antara dua pendapar yang ekstrem, yaitu jabariah yang fatalistik dan menganut paham pra-determinisme semata-mata, dan Mu'tazilah yang menganut paham kebebsan mutlak dan berpendapat bahwa manusia menciptakan perbuatannya sendiri.
  • Akal Dan Wahyu Dan Kriteria baik Dan Buruk
  • Meskipun Al-Asy'ari dan orang-orang Mu'tazilah mengakui pentingya akal dan wahyu, tetapi berbeda dalam menghadapi persoalan yang memperoleh penjelasan kontradiktif dari akal dan wahyu.
  • Qadimnya Al-Qur'an
  • Al-Asy'ari dihadapkan pada dua pandagan ekstrem dalam pesoalan qadimnya Al-Qur'an : Mu'tazilah yang mengatakan bahwa Al-Qur'an diciptakan ( makhluk ), dan tidak qadim; serta pandangan mazhab Hanbali dan zahiriah yang menyatakan bahwa Al-Qur'an adalah kalam Allah ( yang qadim dan tidak diciptakan ).
  • Melihat Allah
  • Al-Asy'ari tidak sependapat dengan kelompok otodoks ekstrem, terutama zahiriah, yang menyatakan bahwa allah dapat dilihat  di akhirat dan memercayai bahwa Allah bersemayam di Arsy.
  • Keadilan
  • Pada dasarnya Al-Asy'ari dan Mu'tazilah bahwa Allah itu adil.
  • Mereka hanya berbeda dalam cara pandang makna keadilan. Al-Asy,ari tidak sepandang dengan ajaran Mu'tazilah yang mengharuskan Allah berbuat adil sehingga ia harus menyiksa orang yang salah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat baik.
  •  Kedudukan Orang Yang Berdosa
  • Al-Asy'ari menolak ajaran posisi menengah yang dianut Mu'tazilah. Mengingat kenyataan bahwa iman merupakan lawan kufur, predikat bagi seseorang harus satu di antaranya.
  • Riwayat hidup Singkat Al- Maturidi
  • Abu Mashur Al-Maturidi dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di daerah Samarkand, wilayah Trmsoxiana di Asia Tengah, daerah yang sekarang disebut Uzbekistan. Tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti, hanya diperkirakan sekitar pertengahan abad ke-3 Hijriah. Ia wafat pada tahun 333 H/944 M.
  •             Karier pendidikan Al-Mutaridi dikonsentrasikan untuk menekuni bidang teologi daripada fiqh, sebagai usaha memperkuat pengetahuannya untuk menghadapi paham-paham teologi yang banyak berkembang dalam masyarakat Islam, yang dipandangnya tidak sesuai dengan kaidah yang benar menurut akal dan syara'
  • DOKTRIN -- DOKTRIN TEOLOGI AL -- MATURIDI ( W.944 M )
  • Akal Dan Wahyu
  • Dalam pemikiran teologinya, Al-Maturidi mendasarkan pada Al-Qur'an dan akal. Dalam hal ini, ia sama dengan Al-Asy'ari. Akan tetapi, Porsi yang diberikan pada akal lebih besar daripada yang diberikan oleh Al-Asy'ari.
  • Al-Maturidi membagi sesuatu yang berkaitan dengan akal pada tiga macam, yaitu :
  • Akal hanya mengetahui kebaikan sesuatu itu ;
  • Akal hanya mengetahui keburukan sesuatu itu ;
  • Akal tidak mengetahui kebaikan dan keburukan sesuatu, kecuali dengan petunjuk ajaran wahyu.

Mengetahui kebaikan atau keburukan sesuatu dengan akal, Al-Maturidi sependapat dengan Mu'tazilah.

  • Perbuatan Manusia
  • Menurutn Al-Maturidi, perbuatan manusia adalah ciptaan Tuhan karena segala sesuatu dalam wujud ini adalah ciptaan-nya. Khusus mengenai perbuatan manusia, kebijakan dan keadilan kehendak Tuhan mengharuskan manusia memiliki kemampuan berbuat ( ikhtiar ) agar kewajiban -- kewajiban yang dibebankan kepadanya dapat dilakukan.
  • Kekuatan Dan Kehendakan Mutlak Tuhan
  • Telah diuraikan di atas bahwa perbuatan manusia dan segala sesuatu dalam wujud ini, yang baik atau yang buruk adalah ciptaan Tuhan. Akan tetapi, pernyataan ini menurut Al-Maturidi bukan berati Tuhan berkehendak dan berbuat dengan sewenang -- wenang serta sekehendak-Nya, karena qudrat Tuhan tidak sewenang -- wenang ( absolut ).
  • Sifat Tuhan
  • Berkaitan dengan masalah sifat Tuhan, dapat ditemukan persamaan antara pemikiran Al-Maturidi dengan Al-Asy'ari. Seperti halnya A-Asy'ari, ia berpendapat bahwa Tuhan mempunyai sifat -- sifat, seperti sama; bashar,dan sebagainya. Walaupun begitu, pengertian  Al-Maturidi tentang sifat Tuhan berbeda dengan Al-Asy'ari.
  • Melihat Tuhan
  • Al -- Maturidi mengatakan bahwa manusia dapat melihat Tuhan. Tentang melihat Tuhan ini diberitakan oleh Al-Qur'an, antara lain firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 22 dan 23.
  • Kalam Tuhan
  • Al -- Maturidi membedakan antara kalam ( baca : sabda ) yang tersusun dengan huruf dan bersuara dengan kalam nafsi ( sabda yang sebenernya atau makna abstrak ). Kalam nafsi adalah sifat qadim bagi allah, sedangkan kalam yang bersusun dari huruf dan suara adalah baharu ( hadis ).
  • Perbuatan Manusia
  • Menurut Al -- Maturidi, tidak ada sesuatu yang terdapat dalam wujut ini, kecuali semua adalah dalam kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan ada yang memaksa atau membatasinya, kecuali karena ada hikmah dan keadilan yang ditentukan oleh kehendaknya.
  • Pengutusan Rasul
  • Akal tidak selamanya mampu  mengetahui kewajiban  - kewajiban yang dibebankan kepada manusia, seperti kewajiban mengetahui baik dan buruk serta kewajiban lainnya dari syariat yang dibebankan kepada manusia.
  • Pelaku Dosa Besar  ( Murtakib Al -- Kabir )
  • Al -- Maturidi berpendapat bahwa orang yang berdosa besar tidak kafir dan tidak kekal di dalam neraka, walaupun ia meninggal sebelum bertaubat. Hal ini karena Tuhan telah menjanjikan akan memberikan  balasan kepada manusia sesuai dengan perbuatannya. ( Rozak,2012,halaman : 146 - 157 )
  •    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun