Mohon tunggu...
Lidia
Lidia Mohon Tunggu... Bidan - Penulis pemula yang beberapa karyanya dimuat media. FLP Ranting Unismuh Makassar.

Puisi adalah nyawa bagi katakata yang takut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hanya Persinggahan

19 Januari 2023   06:28 Diperbarui: 19 Januari 2023   06:37 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

Hanya Persinggahan

Sebelum tangismu memecah kesunyian bumi
kau telah tumbuh beredar di pusat ibumu
mengintip matahari, mengutip debur ombak, berlari memutar ari-ari
hingga tiba detik-detik
pintu dunia itu terbuka untukmu
dan kau pun menjerit
menggenggam janji Tuhan
seperti tak ingin dilahirkan kedua kali

Doa ibu mengalir bersama tetesan merah
menyambut napasmu berembus menyentuh tubuh gigilnya
yang berkeringat lemah
lalu menumpahkan airmata
mungkin sebagai jalan
menjaga titipan
atau berjuang menanggung gelar ibu yang melekat dalam dirinya

Tangan ibumu serupa arus sungai Nil
mengayun lembut Musa
lalu kau pun terlelap dalam dekap
tanpa takut dihanyutkan mimpi

Dan setelah kau terbangun
kau tatap wajah ibumu
serupa rumah teduh
yang kelak selalu kau rindu
ketika jauh menjadi keluh
di mana pintunya terbuka menunggu

Tetapi dalam kefanaan ini
ibu hanyalah persinggahan
yang bisa kau jenguk
pada bait-bait doamu
di masa kepulangannya

Sarjo, 14 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun