Mohon tunggu...
Lidia
Lidia Mohon Tunggu... Bidan - Penulis pemula yang beberapa karyanya dimuat media. FLP Ranting Unismuh Makassar.

Puisi adalah nyawa bagi katakata yang takut bersuara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Abu-abu

13 Juni 2019   20:07 Diperbarui: 13 Juni 2019   20:20 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelapmelahap cahaya langkahku

Membutakanbatin penuh noda

Terjerembabaku dalam liang dosa

Kehilanganarah tempat bersimpuh

 

Tangan-tanganlembut berkhianat

Terbahakdengan kepolosanku

Bertopeng,memainkan drama kepalsuan

Di depankuserupa malaikat

Malaikatyang hendak menikam

Dan akubenar-benar rebah ditebas krhancuran

 

Ia adalahputih yang tak jelas

ketika hitamhadir samar-samar 

Membelah duawajah,

Berwajahdua.

Barru, 13Juni 2019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun