Dataran tinggi hijau berselimutkan putih dihadapan yang bersalaman dengan langit biru, hmm... berapa lama kiranya mereka berjejer disana, mungkin jika dilihat guratan lapis demi lapisan menghiasi wajah dinding bebatuan itu bisa di ketahui sudah berapa lama umurnya... jutaan tahun atau ratusan ribu juta tahun.
Bisa saja ini terbentuk dari Pangea dahulu, dimana kerak kulit bumi ini terus bergerak. Menurut buku lempeng lempeng bumi bisa bergerak mencapai 1.5 inci/tahun,  lebih lambat dari pertumbuhan kuku jari tangan pertahun nya. Hal ini membuat  pertanyaan lain apakah dataran tinggi yang indah ini akan "selamanya" seperti ini...
Tentang kata selamanya tentu berhubungan dengan waktu, sepertinya setiap orang mempunyai porsinya masing-masing, ada yang hanya membutuhkan hanya sebagian waktu dalam sehari, ada juga yang bahkan membutuhkan waktu yang lebih panjang melebihi waktu dalam seharinya, maka waktu itu adalah ralatif.... pada teori Relativitas Einstein yang berhubungan dengan waktu, tetap saja menjelaskan perilaku objek dalam ruang dan waktu.
Hanya saja untuk "selamanya" sepertinya tidak  juga  dimiliki oleh mahluk hidup, bahkan mungkin tidak pula benda mati sekalipun. Jika mau merenungkan pola dalam bumi semuanya nyaris berputar melingkar, ini menandakan ada sirkulasi yang tidak selamanya, entah itu siklus kehidupan, dari lahir menjadi tua. Dapat juga terjadi pada status kehidupan dari miskin menjadi kaya atau sebaliknya, juga benda yang baru menjadi lama dan bisa mungkin jadi baru kembali, dimana semuanya berputar diiringi dengan roda waktu
Sepertinya tak ada pula yang selamanya ada di bumi ini, karena bumi tidak memiliki kata "selamanya", tapi kenapa  manusia suka lupa dan bertingkah seolah-olah akan selamanya ada di  bumi. Dengan berebut sana-sini, saling menjatuhkan, saling memasang strategi, demi sesuatu yang juga tidak selamanya bertahan.
Serumit itukah " selamanya"... bertanya pada diri
Malam hari hanya dengan satu bintang di langit
22.50, 240215
Senang berbagi
Selamanya hanya ketentuan Yang Maha Kuasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H