Mohon tunggu...
Lidia Putri
Lidia Putri Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

General Practice. Even a drop of water but it can relieve thirst and can make life in the world

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamanya?

25 Februari 2015   10:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:32 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14248095672033225526

Dataran tinggi hijau berselimutkan putih dihadapan yang bersalaman dengan langit biru, hmm... berapa lama kiranya mereka berjejer disana, mungkin jika dilihat guratan lapis demi lapisan menghiasi wajah dinding bebatuan itu bisa di ketahui sudah berapa lama umurnya... jutaan tahun atau ratusan ribu juta tahun.

Bisa saja ini terbentuk dari Pangea dahulu, dimana kerak kulit bumi ini terus bergerak. Menurut buku lempeng lempeng bumi bisa bergerak mencapai 1.5 inci/tahun,   lebih lambat dari pertumbuhan kuku jari tangan pertahun nya. Hal ini membuat  pertanyaan lain apakah dataran tinggi yang indah ini akan "selamanya" seperti ini...

Tentang kata selamanya tentu berhubungan dengan waktu, sepertinya setiap orang mempunyai porsinya masing-masing, ada yang hanya membutuhkan hanya sebagian waktu dalam sehari, ada juga yang bahkan membutuhkan waktu yang lebih panjang melebihi waktu dalam seharinya, maka waktu itu adalah ralatif.... pada teori Relativitas Einstein yang berhubungan dengan waktu, tetap saja menjelaskan perilaku objek dalam ruang dan waktu.

Hanya saja untuk "selamanya" sepertinya tidak  juga  dimiliki oleh mahluk hidup, bahkan mungkin tidak pula benda mati sekalipun. Jika mau merenungkan pola dalam bumi semuanya nyaris berputar melingkar, ini menandakan ada sirkulasi yang tidak selamanya, entah itu siklus kehidupan, dari lahir menjadi tua. Dapat juga terjadi pada status kehidupan dari miskin menjadi kaya atau sebaliknya, juga benda yang baru menjadi lama dan bisa mungkin jadi baru kembali, dimana semuanya berputar diiringi dengan roda waktu

Sepertinya tak ada pula yang selamanya ada di bumi ini, karena bumi tidak memiliki kata "selamanya", tapi kenapa  manusia suka lupa dan bertingkah seolah-olah akan selamanya ada di  bumi. Dengan berebut sana-sini, saling menjatuhkan, saling memasang strategi, demi sesuatu yang juga tidak selamanya bertahan.

Serumit itukah " selamanya"... bertanya pada diri

Malam hari hanya dengan satu bintang di langit
22.50, 240215

Senang berbagi
Selamanya hanya ketentuan Yang Maha Kuasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun