Mohon tunggu...
Lidia Putri
Lidia Putri Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

General Practice. Even a drop of water but it can relieve thirst and can make life in the world

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Indonesia vs Belgia yaitu: Cepot-Menneken Pis, Lempok-Coklat, Lapangan Monas-Grotte Markt

5 Februari 2014   05:54 Diperbarui: 28 Oktober 2015   05:46 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Pada intinya setiap negara relatif  sama, tinggal warga di negara itu mau menjadikan apa negaranya) Siapa bilang Indonesia berbeda dengan negara Eropa, Amerika, ataupun yang lainnya. Semua negara itu relatif sama... tiba-tiba berkata di saat sedang berbicang, Bagaimana bisa?... teringat pertanyaan seorang teman pada saat jaga di RS dulu. Tentu bisa... sambil santai membersihkan stetoskop menjawabnya, dan sedikit melirik teman yang heran lalu melanjutkan: Coba pikirkan, apakah ada pada suatu negara yang tidak punya kebudayaan, dan apakah pada suatu negara tidak ada makanan ciri khasnya, bahkan apakah ada pada suatu negara tidak punya maskot atau ciri bangunan tertentu, pasti semuanya relatif punya... jadi... tiap negara itu relatif  sama semuanya... punya budaya, makanan khas dan ciri atau maskot bangunan tertentukan.... Terlihat sambil merah padam ia langsung protes: yah... kalau itu tidak usah di pikir lagi... dari anak kecil sampai nenek-nenek juga tau. Sambil tertawa lalu berkilah  loh  itu betulkan pernyataannya...

Jarak antara Den Haag ke Brussels yaitu 168 km, dan jalan yang dilalui ternyata sangat mulus sekali, padahal sebelumnya berpikir akan ada "jalan dangdut", ini adalah istilah baru dari adik yang didapat sewaktu perjalanan dari Bandar lampung ke Palembang. Dia tau betul kalau pada bagian tertentu lintas Sumatera ini ada banyak sekali gelombang jalan, juga lubang besar-besar, karena itu ia menyanyikan lagu "Hello dangdut " yang pernah dinyanyikan oleh penyanyi dewasa dan anak-anak. Terbayang dulu setiap mobil melewati jalan yang  jelek langsung dia mengucapkan liriknya yang digoyang... digoyang yaaang, jadi entah berapa kali dia menyayikan lirik yang itu-itu saja, plus tidak lupa dengan gayanya, dan ini sangat menghibur untuk mengurangi kejengkelan di jalan.

Tidak heran dengan jalan yang mulus, waktu 2 jam yang ditempuh tidak terasa sama sekali, karena sambil melihat kanan-kiri pemandangan jejeran batang-batang pohon di jalan tanpa daun dan kadang diselingi rerumputan yang masih hijau juga perumahan penduduk yang beraneka ragam ukuran juga warna, ini pemandangan yang sangat indah. Pemandangan yang rasanya kurang lebih sama indahnya seperti dari Pasuruan ke Gunung  Bromo walau jalannya berkelok-kelok.

[caption id="attachment_310314" align="aligncenter" width="311" caption="Keterangan di samping Patung Charles Karel Buls"][/caption]

Tiba di Brussels -Belgia, ibu kota negara yang memakai dua bahasa dalam kesehariannya, yaitu Belanda dan Prancis. Mobil berhenti tepat di dekat bundaran yang ada patung "Charles Karel Buls". Membahas sedikit tentang patung ini adalah patung seorang tokoh Belgia yang sering menulis isu-isu tentang bahasa, pendidikan, dan pendidikan perempuan. Walikota Brussels pada tahun 1881 sampai 1899, merupakan walikota  pelestari arsitektur lama  Brussels, orang yang secara khusus pembela teguh serta pengagum Mont des Arts dan Grand Place, yang keduanya sekarang menjadi situs Warisan Dunia UNESCO. (Hmm... melihat patung ini, jadi teringat bangunan Kota Tua di Jakarta, atau bangunan tua di lainnya di Indonesia.. siapa ya yang akan melestarikan dan membelanya?).

[caption id="attachment_310313" align="aligncenter" width="300" caption="Carles Kalrel Buls Statue sumber standbeelden.be "]

13915472001422703145
13915472001422703145
[/caption]

Kalau di berita bola suka membaca negara A vs negara B, yang artinya tim negara A bertanding dengan tim negara B, setelah melihat beberapa bendera bola dan kaos gambar para pemain bola di sini, jadi terinspirasi, kenapa tidak kita sandingkan negara kita dengan negara Belgia, tapi dari sudut pengamatan kunjungan kali ini. Bertanding sebagai pembanding, jadi kita bisa melihat, mencontoh serta berusaha melaksanakannya  atau menerapkannya untuk menjadi lebih baik... kenapa tidak....

 

[caption id="attachment_310324" align="aligncenter" width="190" caption="Salah satu jalan kecil  yang bersih menuju Menakken Pis"]

13915507531919312942
13915507531919312942
[/caption]

Cepot-Menneken Pis

Pergi ke Brussels pasti wajib melihat patung Menneken Pis yang terkenal di seluruh dunia, merupakan maskot yang punya daya jual untuk kota ini. Penasaran melewati jalan yang juga mirip gang, dan herannya sama seperti di Belanda yaitu gang yang bersih. Setelah sampai di tempat patung ini, mata sempat terbelalak, bukan lebih berarti ke arah kagum, tapi karena harus membuat zoom mata ini, agar bisa melihat patung yang tingginya 61 cm di antara kerumunan orang yang agak ramai. Duh... dikira patungnya besar, ternyata patung ini tidak sebesar ketenarannya. Akhirnya daripada tidak bisa mengabadikan di sebelah patung karena kekecilan dan letaknya di atas sehingga tidak memungkinkan, maka mengabadikannya bersebelahan saja dengan patung "Mennaken Pis besar motif bendera .

Saat sebelum berangkat, mencari info tentang Brussels di Internet dan sudah banyak yang menulis tentang berbagai versi cerita di balik  patung Menneken Pis ini, kiranya tidak perlu lagi membahasnya. Hanya saat melihat Patung ini lama dan cermat, ternyata patung ini memang unik dan lucu, jadi tidak heran bisa dijadikan sebagai maskot. Kemudian terlintas dalam hati, kiranya di Indonesia juga sama ada hal yang unik dan lucu, kenapa tidak kita kumpulkan semua itu kemudian di jadikan maskot. Contohnya untuk daerah Jawa Barat bisa gunakan mungkin sebagai maskotnya "Cepot yang lucu, tapi tetap memberi nasehat petuah dan kritik", atau daerah Indonesia yang lainnya. Mungkin maskot-maskot yang ada semua tidak kalah bagusnya, dan bisa sebagai daya jual untuk kotanya bahkan untuk Indonesia ke seluruh dunia (Wah... jadi baru terpikir kenapa  tidak ikutan juga... menulis  kompetisi ngeblok kempasiana tentang  pariwisata...).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun