Mohon tunggu...
Lidia Putri
Lidia Putri Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

General Practice. Even a drop of water but it can relieve thirst and can make life in the world

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari SMA Sudah Ikut Konferensi Dunia? Kenapa Tidak (Siswa SIM di Model United Nation, Atalya -Turki)

6 Maret 2014   22:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:10 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_315467" align="aligncenter" width="322" caption="sumber gambar muntr.org"][/caption]

(Kita juga penduduk dunia, komunikasi dan saling berbagi dengan orang berbagai negara sehingga membuka pandangan agar lebih baik). Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membuka cakrawala, sehingga bisa memberikan pemikiran agar hidup ini menjadi baik juga tidak merugikan yang lainnya, hal ini minimal untuk diri dan keluarga sekitarnya. Pendidikan bijaksananya bukan hanya untuk berkutat di buku, kemudian menjawab soal-soal yang sebenarnya tidak dipahami secara hakiki apa kegunaan dan aplikasi sebenarnya pada kehidupan. Membaca atau mempelajari yang ada di buku bersamaan dengan aplikasi yang langsung  pada kehidupan, jadi akan menggugah untuk lebih mengembangkannya.

Buku hanya sebagai dasar atau referensi tambahan, soal-soal sebenarnya dipertanyakan adalah pengembangan dalam kenyataan, dan ini secara langsung juga mengajak untuk menjawab dengan bijak segala persoalan kehidupan, sehingga pendidikan bukan hanya sebagai pengembangan ilmu tapi juga menggugah agar mempunyai budi pekerti yang baik sesuai dengan agama. Mengajak membuka wawasan sejak dini dengan bercermin melihat diri  agar lebih perduli pada norma-norma demi kebaikan  lingkungan sekitar, sehingga membuat otak lebih berkembang dan terbentuk emosi kearah yang baik.

Pikiran sempit yang hanya berkutat pada suatu hal yang negatif. Tidak mau membuka mata lebih lebar untuk melihat diri agar bisa positif dan kemudian mengajak  ke hal yang lebih luas, bahwa banyak sekali yang dapat dilakukan tanpa hanya berkutat pada hal yang tidak baik. Ini suatu hal yang sepertinya mudah hanya nyatanya sulit, tapi bukan berarti tidak bisa. Mengajak ke hal yang lebih luas diantaranya  menjadikan  kita lebih menyadari bahwa kita bukan saja penduduk rumah tangga tapi juga merupakan penduduk dunia.

Karena menyadari bukan hanya penduduk rumah tangga, maka salah satu aplikasi  yang dilakukan oleh siswa SMA Indonesia Moskow, dimana 4 orang siswa Sekolah Indonesia Moskow ( siswa kelas 10 Rafif ,Daniel dan kelas 11 Fildzah, Danu didampingi guru SIM sdri Netti) ikut menghadiri simulasi Model United Nation (MUN) di Antalya, Turki. Dengan tekad untuk lebih membuka wawasan dan cakrawala agar mengetahui lebih banyak tentang negara lain, dan pastinya berkomunikasi juga interaksi dengan siswa negara lain.

[caption id="attachment_315470" align="aligncenter" width="399" caption="siswa SIM sumber gambar facebook.com/simoskow"]

13940926142016123722
13940926142016123722
[/caption]

Model United Nation adalah Sebuah Model PBB  yang mensimulasi prosedur, protokol dan praktek yang terbesar dari organisasi internasional.  Model ini mempunyai dua tipe dasar dari Model PBB, yaitu sesi "nasional" yang ditujukan sebagian besar pada siswa SMA dari suatu negara dan "internasional" sesi yang dapat menarik mahasiswa dari seluruh dunia. Sesi ini diadakan di resor tepi laut Antalya yang masih berlangsung minggu ini (3-7 Maret 2013).

Merupakan acara Model PBB Internasional  tahunan, ini yang kesembilan yang diselenggarakan oleh Asosiasi  Turki (berkonsultasi situs resmi acara di sini ).  Di sini  dilakukan contoh simulasi pada beberapa dewan dan badan-badan PBB utama, seperti Dewan Keamanan, Mahkamah Pidana Internasional dan Dewan Hak Asasi Manusia,  saat ini juga di ikut sertakan simulasi pada organisasi internasional lainnya yang beroperasi (kurang lebih) di bawah Piagam PBB: IMF, OECD, Dewan Eropa dan NATO. Ada lebih dari 600 peserta menghadiri, dimana ada kira-kira dua pertiga dari mereka datang dari luar negeri, bahkan dari negara-negara jauh seperti Amerika Serikat dan Pakistan.

Para delegasi  hanya di berikan  satu menit atau satu menit dan setengah dalam menyajikan pendapat atau mengungkapkan keprihatinan mereka. Dari sini maka para siswa sudah dilatih  untuk mengungkapkan secara positif  pendapatnya di depan orang dengan baik dan tanpa menunjukkan sikap yang emosional. Jadi yang dihadapi bukan hanya tantangan bahasa saja, di sini simulasi berlaku sesuai dengan prosedur pada parlemen, hanya agak dibuat lebih sederhana. Draf resolusi dan amandemen  oleh para siswa  bukan hanya ajukan, tapi juga diperbantukan bahkan di perdebatkan. Seperti suatu contoh demokrasi dimana jika ada keberatan maka akan diajukan dan harus didengarkan, kemudian di perdebatkan dan mengambil suara untuk mencapai solusi.

Dengan membaca referensi yang ada jadi  menggugah hati ternyata proses keputusan di PBB  lima puluh tahun sebelumnya yang dibuat oleh para pendahulu,  masih berpengaruh kepada keadaan sekarang . Dari Ini  juga membuat berfikir ternyata  lembaga-lembaga yang kuat dan berfungsi,  juga mengetahui proses politik yang saling menumbangkan. Keserakahan, arogansi, rasa iri juga ada pada tiap-tiap negara. Hal ini dapat di gambarkan dari  masa perang dingin, pada para  rezim Apartheid, pendudukan Israel di Palestina, utang Dunia Ketiga, larinya dari keserakahan korporasi, dan lain lain.  Bagaimana mereka bisa para pendahulu membiarkan dunia ini  turun, serta membiarkan ini terjadi?....

Berharap dari sini para generasi sekarang  belajar menjadi lebih bijak dan berfikir lebih positif , serta lebih sangat menyadari,  ternyata kebijakan mereka suatu saat nanti  akan berpengaruh pada tahun mendatang, bahkan akan  sangat menentukan untuk  lebih lima puluh tahun kedepan... berdoa agar menjadi lebih baik... semoga.

Senang berbagi

"Mulai dari hati yang paling dalam untuk menjadi baik dan positif dari diri  sendiri , sehingga dapat menjadi contoh keluarga lalu sekitarnya kemudian dunia"

Referensi :

http://www.simoskow.ru/

http://muntr.org/v5/?page_id=1061

http://ericrossacademic.wordpress.com/2013/03/10/attending-a-model-united-nations-simulation-in-antalya-turkey/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun