Beberapa waktu lalu sempat berada di Amsterdam, Brussel, dan Paris, secara tidak sengaja bertemu dengan cukup banyak muslim yang ada di sana. Bertemu  di salah satu masjid di Amsterdam, dimana pada  samping kanan, kiri dan depannya penuhi dengan restoran halal bahkan toko yang menjual makanan halal. Di Brussel ternyata juga bertemu  lingkungan yang kebanyakan dihuni oleh kaum muslim, di mana saat itu kemalaman, serta kesasar bingung mencari hotel, siang harinya ketemu pula restoran cepat saji yang berlabel halal. Waktu di Paris tidak disangka bertemu  dengan teman muslim yang bekerja di hotel, lalu tau-tau melewati daerah yang sepanjang jalannya banyak restoran  dan toko India, tapi penjualnya banyak yang muslim serta ada restoran yang menjual makanan halal. Dari peristiwa ini membuat terpikir banyak juga rupanya muslim di Eropa, terbukti dari pertemuan yang tak terduga.
[caption id="attachment_364381" align="aligncenter" width="611" caption="Salah satu restoran cepat saji halal di Brussel"][/caption]
Mengingat itu semua, yaitu secara global tentang muslim di Eropa, jadi ingin membahas tentang heboh berita Charlie Hebdo yang sudah lama memberitakan tentang Islam atau muslim, dan saat ini menjadi momen yang cukup spektakuler serta rasanya seluruh dunia nyaris tau tentang ini.
Jika menelusuri riwayatnya ke belakang, majalah satir Perancis ini memang memuat berbagai macam hal, bukan hanya yang berhubungan dengan kaum muslim atau Islam, bahkan semua bisa disentil dalamnya. Tapi apakah ada yang pernah mengamati, berapa banyak frekuensi tayangan yang berhubungan dengan Islam dan kaum muslim. Rasanya jika diselusuri pada mesin pencari tentang gambar Charlie Hebdo bisa cukup mewakili sebagai jawaban.
Mengenai serangan di Paris, menurut beberapa berita serangan berawal dari sebuah kartun hitam dan putih pemimpin Negara Islam Abu Bakr al-Baghdadi yang tweet oleh Charlie Hebdo, di mana hanya satu jam setelah di-tweet, kemudian muncul orang-orang bersenjata menyerang kantor surat kabar yang ada di Paris ini, dan menewaskan wartawan dan polisi.
Peristiwa yang membuat sampai tiga juta, menurut perkiraan media lokal, melakukan baris massal di Paris dalam solidaritas terhadap 17 korban serangan, dan ada Lebih dari 40 pemimpin dunia bergabung. Hal yang cukup menggugah setelah tau berita ini, suatu hal yang baik, suatu simpati antiteroris, walau bagaimanapun perbuatan teror bukan hal yang dibenarkan.
Hanya saja dari sisi lain, bagaimana dengan gerakan simpatisan terhadap teror dan peperangan di dunia. Berharap semua peristiwa ini semua bukan standar ganda buat pemberitaan terorisme. Hal tersebut  pula yang membuat pertanyaan dari pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Kadyrov. seperti yang dikutip dari media novoteka :
"Mengapa presiden, raja, perdana menteri tidak pernah memimpin aksi protes sehubungan dengan kematian ratusan ribu warga Afghanistan, Suriah, Mesir, Libya, Yaman, Irak?
Mengapa mereka diam ketika diledakkan di Grozny Government House ketika diledakkan berdiri dan membunuh seorang presiden dipilih secara populer Akhmad-Haji Kadyrov dan rekan-rekannya ketika merebut sebuah sekolah di Beslan dan sandera Dubrovka, ketika pada bulan Desember merebut Printing House dan sebuah sekolah di Grozny membunuh dan melukai lebih dari lima puluh orang "- Kadyrov.
Kadyrov juga menulis bahwa ia dan sekutu-sekutunya tidak akan membiarkan siapa pun menghina Nabi. "Jika kita masih diam, ini tidak berarti bahwa kita tidak bisa mendapatkan jutaan orang turun ke jalan di seluruh dunia, memprotes orang-orang yang berkomplot di penghinaan terhadap perasaan keagamaan umat Islam. Apakah ini yang Anda inginkan? " Katanya, dalam mengaggapi para pemimpin politik dunia Barat.
Dari ungkapan  pemimpin Chechnya ini, maka berkata dalam hati bahwa berita Charlie Hebdo, sudah basi, walau ada penerbitan baru sekalipun. Yang belum basi adalah bagaimana ada pemberitaan di semua dunia yang menghargai semua kerukunan antar agama serta menjunjung perdamaian seluruh dunia, yang tidak diskriminasikan agama atau ras tertentu, jadi bisa membentuk barisan panjang buat semua dunia.