Mohon tunggu...
Lidia Agnesia
Lidia Agnesia Mohon Tunggu... mahasiswa -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Let's Reading about Hubungan Patron-Klien

29 April 2016   21:21 Diperbarui: 29 April 2016   21:33 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Rabu(27/4/16) hari ini mata kuliah antropologi ada pertemuan (tujuannya sih untuk mempercepat pertemuan yang sudah terjadwal). Untuk itu kelas antropologi ini dimulai pukul 16:00 wita dengan dosen pengampuh yang sama Pak Irfan Palippui.

Selanjutnya saya akan membagikan sedikit tentang apa yang saya tanggap mengenai Hubungan Patron-Klien..

Apa yang dimaksud dengan Patron dan Klien?

Istilah ‘Patron’ berasal dari ungkapan bahasa Spanyol yang secara etimologis berarti seseorang yang memiliki kekuasaan (power), status, wewenang dan pengaruh. Dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Patron berarti suri (teladan) yang sesuai dengan kaidah atau norma yang berlaku. Sedangkan ‘Klien’ berarti bawahan atau orang yang diperintah dan yang disuruh.

Jadi bila disimpulkan Hubungan Patron-Klien merupakan hubungan dari dua kelompok atau individu yang tidak sederajat, baik dari segi kekuasaan, penghasilan maupun status. Sehingga dalam hal ini menempatkan Klien dalam kedudukan yang lebih rendah, dan Patron dalam kedudukan yang lebih tinggi. Saya ambil contoh seperti hubungan bos-anak buah, dimana seorang bos sebagai Patron mengumpulkan kekuasaan dan pengaruh dalam membangun sebuah keluarga, kemudian seorang bos harus siap untuk bertanggung jawab dan menjalin hubungan dengan anak buah secara personal, tidak pilih kasih melainkan bersikap merata terhadap anak buahnya, dan juga seorang Patron harus bisa menjadi contoh/panutan kepada Klien. Selanjutnya anak buah sebagai Klien merespon dengan memberikan dukungan, sikap patuh dan bantuan kepada Patron.

Demikian yang bisa saya bagikan mengenai Hubungan Patron-Klien. Semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat, untuk itu lebih dan kurangnya mohon di maafkan.

Sekian & Terima Kasih :) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun