Teori Attachment
Teori Attachment, atau dalam bahasa Indonesia sering disebut teori keterikatan, adalah sebuah konsep dalam psikologi perkembangan yang menjelaskan tentang ikatan emosional yang kuat antara seorang anak dengan pengasuh utamanya, biasanya orang tua. Ikatan ini sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan sosial-emosional anak.
John Bowlby, seorang psikiater Inggris, adalah pelopor dalam penelitian tentang hubungan antara ibu dan anak. Ia berpendapat bahwa ikatan antara anak dan pengasuh utama adalah bawaan dan memiliki fungsi adaptif, yaitu membantu anak merasa aman dan terlindungi.
Mary Ainsworth, seorang psikolog asal Amerika, mengembangkan lebih lanjut teori Bowlby dengan melakukan penelitian yang dikenal sebagai "Strange Situation". Penelitian ini bertujuan untuk mengobservasi bagaimana bayi bereaksi terhadap perpisahan dan pertemuan kembali dengan pengasuh utamanya.
Jenis-Jenis Attachment
Berdasarkan penelitian Ainsworth, terdapat beberapa jenis gaya attachment yang dapat berkembang pada anak, yaitu:
 * Secure Attachment: Anak merasa aman dan percaya diri ketika bersama pengasuh utamanya. Mereka akan merasa sedih saat berpisah, tetapi akan mudah dihibur dan kembali menjelajahi lingkungan setelah pengasuh kembali.Â
 * Anxious-Ambivalent Attachment: Anak merasa tidak aman dan cemas. Mereka sangat menempel pada pengasuh, sulit dihibur saat berpisah, dan sulit merasa nyaman ketika pengasuh kembali.Â
 * Avoidant Attachment: Anak tampak tidak terpengaruh oleh kehadiran atau kepergian pengasuh. Mereka cenderung menghindari kontak fisik dan emosional dengan pengasuh.Â
 * Disorganized Attachment: Anak menunjukkan perilaku yang tidak konsisten dan sulit dipahami. Mereka mungkin tampak bingung, takut, atau marah.Â
Faktor yang Mempengaruhi Attachment