Mohon tunggu...
Lidia Alfi
Lidia Alfi Mohon Tunggu... Freelancer - Pecinta makanan

Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat

Selanjutnya

Tutup

Money

Bank untuk Gali Lubang Tutup Lubang

12 Mei 2018   08:28 Diperbarui: 13 Mei 2018   09:54 1164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin kalian pernah mendengar lirik  lagu dari Hj. Roma Irama yang berjudul Gali Lobang Tutup Lobang yang seperti ini liriknya Gali lobang tutup lobang. Pinjam uang bayar hutang, Gali lobang tutup lobang, Pinjam uang bayar hutang.

Kok jadi nyanyi gini yah, OK kita fokus. Setiap orang pasti pernah mengalami situasi yang sulit dan mendesak dimana kita diharuskan berhutang dengan keluarga, saudara, tetangga dekat, tetangga jauh, bank bahkan renternir.

Kenapa terjadi seperti itu? Mungkin karena kita tidak punya tabungan, kita tidak bisa mengatur uang dengan baik, alhasil kita mencari jalan satu satunya adalah dengan berhutang.

Apalagi untuk masyarakat pedesaan sekarang banyak sekali bank utuk (keliling) yang meminjamkan uang kepada ibu ibu khususnya dengan bunga 10% dan di cicil ada per hari dan per minggu. Ini sangat menggiurkan bagi kalangan ibu ibu apalagi dengan penghasilan suami yang kurang.

Uang pinjaman tidak banyak sekitar Rp. 100- 500 ribu, tetapi untuk setoran kadang meminjam lagi ke bank utuk yang lain untuk membayar hutang dan itu dinamakan Gali Lobang Tutup Lobang yaitu menghutang untuk menutup hutang yang lain.

Memang syarat yang ditawarkan tidak ribet seperti bank BRI, BCA, BNI dan lainya. Kalo bank utuk bisa langsung cair saat itu juga. Syarat hanya fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja.

Tetapi sebenarnya bunga lebih banyak, cuma tidak berasa karena membayar cicilan perhari. Contoh saja, jika meminjam uang Rp. 100 ribu kita hanya menerima RP.95 ribu dan kita harus mencicil per hari Rp.5 ribu rupiah sampai 28 hari. 

Dari situ kita bisa lihat dari pinjaman Rp.100ribu menjadi Rp. 140 ribu per bank. Dan kadang satu orang bisa meminjam bahkan lima bank utuk yang lain dengan pinjaman berbeda-beda.Itulah yang membuat orang banyak hutang.

Sebenarnya jika kita bisa meminimalisir atau mengatur keuangan yang dikeluarkan tiap hari mungkin banyak orang tidak terbelit hutang. Membeli apa yang dibutuhkan bukan apa yang diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun