Mohon tunggu...
Lidia Dewi
Lidia Dewi Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar/Mahasiswa

Fakultas Ilmu Budaya - Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Bangunan Tahan Gempa di Jepang

26 Oktober 2022   18:30 Diperbarui: 26 Oktober 2022   19:45 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Negara yang identik dengan bunga sakura itu rasanya selalu menarik untuk dibahas. Apalagi beberapa tahun belakangan ini industri hiburan Jepang semakin naik daun dengan anime dan J-pop yang selalu ramai diperbincangkan oleh anak-anak hingga kalangan muda di seluruh dunia. Jepang adalah salah satu negara di dunia yang sering diguncang banyak bencana alam seperti gempa dan tsunami. Hal ini dikarenakan letak geografis negara Jepang yang berada di antara titik pertemuan empat lempeng yaitu Lempeng Pasifik, Eurasia, Filipina, dan Amerika Utara. Wilayah tersebut merupakan area sensitif dengan aktivitas pegunungan baik tektonis maupun vulkanis.

Berdasarkan catatan sejarah, ada tiga bencana yang pernah menimbulkan banyak kerugian hingga menelan ratusan korban

1. Gempa Kanto
Pada tahun 1923 terjadi gempa bumi dengan magnitudo 7,9 skala Richter yang menghancurkan sebagian wilayah Tokyo dan Yokohama. Gempa itu berdampak pada sejumlah fasilitas umum yang memicu kebakaran besar di kota serta memakan lebih dari 100.000 korban jiwa. Selain itu, gempa ini juga memicu gelombang tsunami setinggi 12 meter yang terjadi di area Teluk Sagami. Akibatnya, 100.000 korban yang tercatat meningkat drastis menjadi 140.000 korban jiwa.

2. Gempa Kobe
Gempa yang mengguncang Jepang tahun 1995 selanjutnya yaitu Gempa Besar Hanshin – Awaji atau sering disebut dengan Gempa Kobe. Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter tersebut berada di titik pusat kota kobe yang berjarak 20 kilometer dari barat daya. Jika di ukur dari bawah permukaan bumi maka titik pusatnya menjadi 18 kilometer. Gempa ini telah menewaskan lebih dari 4.500 korban. Sama halnya dengan Gempa Kanto, kekuatan Gempa Kobe juga mampu menghancurkan Jembatan Akashi Kaikyo yang menghubungkan Pulau Honshu dengan Awaji.

3. Gempa Tohoku
Pada tahun 2011 terjadi gempa dengan magnitudo 9,1 skala Richter yang tercatat sebagai gempa megathrust atau gempa terkuat di dunia. Gempa Tohoku itu mulanya muncul di area laut lepas pantai Sanriku yang berjarak 130 kilometer dari timur Sendai dan 370 kilometer dari timur laut Tokyo. Gempa ini akhirnya memicu gelombang tsunami setinggi 23 meter dari garis pantai Pasifik Jepang. Akibatnya, gempa ini berdampak pada kebocoran dan menyebabkan kehancuran di pembangkit nuklir Fukushima Daiichi. Fenomena tersebut merugikan sejumlah 160.000 korban dan tiga orang sisanya terkena efek paparan radiasi dari nuklir tersebut.

Peristiwa itu membuat Jepang memutuskan menaruh perhatian untuk fokus dalam upaya penanggulangan serta mengurangi risiko bencana yang akan terjadi. Untuk meminimalisasi dampak gempa tersebut, mereka membuat infrastruktur yang dirancang dengan sistem tahan gempa. Setiap bangunan memiliki struktur yang berbeda beda

1.Struktur sistem antiseismik
Sistem ini memiliki berbagai elemen yang dirancang khusus untuk memberikan kekuatan dan meningkatkan kapasitas deformasi supaya terhindar dari reruntuhan dan kehancuran akibat gempa.

2.Struktur sistem redaman
Sistem ini bekerja dengan cara menyerap energi seismik melalui deformasi dan penyerapan yang menggunakan bahan viskoelastik dengan karakteristik penyerapan yang cukup tinggi.

3.Struktur sistem isolasi seismik
Sistem ini memiliki cara kerja yang sama dengan redaman yaitu dengan menyerap seismik. Penyerapan tersebut menggunakan isolator yang diletakkan di fondasi bangunan.

Salah satu contoh teknologi yang mereka pakai terdapat pada bangunan Roponggi Hills Mori Tower dengan ketinggian mencapai 238 meter. Teknologi peredam mereka yaitu oil damper yang sering digunakan dalam sistem redaman. Oil damper tersebut berisi minyak kental yang akan tergelincir apabila peredam aktif dengan cara melawan arah getaran gempa sehingga mampu menyeimbangkan sebuah bangunan agar tetap berdiri kokoh.

Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa meskipun sering dilanda oleh berbagai bencana, tetapi Jepang masih mampu mengantisipasi hal tersebut dengan melakukan penanganan bencana yang baik. Upaya dan strategi tersebut bisa dijadikan contoh oleh beberapa negara dalam menghadapi bencana alam di kemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun