Mohon tunggu...
Maulidatun Hasanah
Maulidatun Hasanah Mohon Tunggu... -

beberapa kata yang belum memiliki tempat pembenaran untuk diperdengarkan di dunia nyata

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selimut

17 Juli 2014   07:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:06 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Meninggalkan senja entah berapa lama
Aku sudah sampai di malam
Dan kini tengah melayang menuju bintang
Saat senja menyelimutiku, aku mengerti bahwa suatu saat, apapun yang menyelimuti harus ditanggalkan
Bersama malam aku mengerti, bahwa malam tak selamanya memberimu ketenangan kala bermimpi
Aku tengah melayang menuju bintang
Entah berapa lama
Tapi yang aku tahu
Senja masih menyelimutiku
Ia tipis dan membayangi rasa
Entah itu sisa-sisa rasa dari keterbiasaan yang dibiarkan berlarut, lama
Atau aku yang masih ingin berselimut senja
Atau hanya nafsu lama seorang anak manusia yang menginginkan cinta selain dariNya
Beberapa pinta aku selipkan di bibir dan hatiku
Jika senja ataupun bintang adalah selimut yang bisa kugunakan untuk menjagaku dikala terlelap, menghangatkanku dikala dingin dan menyeka air mataku
Maka, semoga aku mampu menemukan jalan, menyusuri hingga mengambil selimut itu, untukku..

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun