Kota Ende bukan hanya sekedar kota biasa, jika mendengar kata Ende kita aka teringat akan sejarah panjang yang dialami oleh Ir. Soekarno yang pada saat itu menjabat sebagai Presiden RI pertama. Di Ende ini menjadi saksi sejarah juga sebagai tempat dimana Soekarno diasingkan.
Mengenal Kota EndeÂ
Melansir dari kemdikbud, di Ende terdapat beberapa situs bersejarah bagi Bung Karno selama tinggal disana, yaitu pelabuhan, katedral, pos militer, rumah pengasingan, gedung pertunjukkan, toko Dee Leew dan makam Bu Amsi.
Ende, kota yang terletak di tengah-tengah pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Terdapat dua suku yang mendiami wilayah ini yaitu, suku Ende dan Lio.Â
Suku Lio umumnya tinggal di daerah pegunungan di sekitar bagian utara Kabupaten Ende. Di sisi lain, suku Ende mendiami wilayah pesisir di bagian selatan Kabupaten Ende. Meskipun memiliki kebudayaan yang hampir serupa, perbedaannya terletak pada pencampuran budaya dan akulturasi.
Budaya suku Lio merupakan perpaduan antara kebudayaan asli suku dengan ajaran Kristen Katolik yang diperkenalkan oleh orang Belanda. Di sisi lain, budaya suku Ende merupakan hasil perpaduan antara budaya asli daerah Ende dengan budaya Islam yang dibawa oleh pedagang-pedagang dari Makassar.
Sebelum menjadi kota bersejarah, Ende adalah sebuah kota terpencil yang jarang mendapatkan perhatian di bagian timur Indonesia. Namun, setelah kunjungan Bung Karno, Ende menjadi sebuah kota yang memiliki nilai sejarah yang penting.
Pengasingan dan Perenungan Bung KarnoÂ
Bung Karno bersama sang istri Inggit Garnasih, juga anak dan mertuanya Ibu Amsi diasingkan ke Kota Ende selama 4 tahun lamanya, dari 14 Januati 1934 hingga 18 Oktober 1938.
Selama masa pengasingannya, Bung Karno tetap berupaya menginspirasi semangat perjuangan dan nasionalisme kepada penduduk setempat. Meskipun berada dalam pengasingan, perjuangan Soekarno tidak pernah menurun. Ia berusaha bergaul dengan masyarakat sekitar dan terlibat dalam beberapa kegiatan seperti pentas drama serta menjalin komunikasi dengan teman-teman seperjuangannya di Jawa.
Namun, terdapat sebuah taman di Kota Ende yang menjadi tempat Bung Karno merenung, terletak di bawah rindangnya pohon sukun. Di tempat ini, Bung Karno sering berdiam diri untuk merenung selama berjam-jam, dan dari refleksi tersebut lahirlah setiap nilai kehidupan dalam Pancasila yang menjadi dasar negara Republik Indonesia.