Mohon tunggu...
Ado
Ado Mohon Tunggu... -

Seorang remaja yang bercita-cita ikut berkontribusi untuk kemajuan bangsa. Masih berproses :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Makna Tersembunyi di Balik Pepatah"Ikan Sejerek, Bere Secupak"

20 Juni 2017   13:22 Diperbarui: 20 Juni 2017   14:02 2399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Hai sahabat ado semua :)

Beberapa hari yang lalu,  saya mendapat kesempatan untuk membantu kak Firman Hidayat yang merupakan Duta Pendidikan Anti Korupsi Delegasi Bengkulu dalam membuat video pendek mengenai rencana social project yang akan dilakukan. 

Saya sangat tertarik dengan tema yang belau angkat,  yakni kearifan lokal Bengkulu. Selama ini bila mendengar kata Ikan Sejerek Bere Secupak yang terlintas adalah sifat malas karena tidak ingin bekerja lebih giat untuk mencari rezeki. 

Ternyata saya salah dalam memaknai pepatah tersebut. Karena sudah tau salah dan penasaran dengan pepatah ini, maka ada baiknya kita sama-sama belajar. Hihiihi

"Ikan Sejerek Bere Secupak yang artinya ikan satu ikat,  beras satu liter.  Merupakan pepatah asli dari Kota Bengkulu, khususnya suku Melayu yang mendominasi masyarakat di Kota Bengkulu.  Pepatah "Ikan Sejerek, Bere Secupak" sering digunakan oleh masyarakat Kota Bengkulu dalam obrolan sehari-hari yang bersifat lelucon atau guyonan. Dalam pengertian sehari-hari pepatah tersebut seringkali diartikan sebagai ungkapan kepuasan terhadap apa yang telah diperoleh. 

Karena biasanya pepatah "Ikan Sejerek, Bere Secupak" diplesetkan dengan menyambung kata "madar" pada bagian akhir kalimat yang artinya santai,  berleha-leha, atau tenang.  Akibatnya,  pepatah tersebut mengalami perubahan makna yang seharusnya mencerminkan nilai-nilai kesederhanaan dalam pola hidup masyarakat Kota Bengkulu. Makna yersebut bergeser menjadi makna konotasi yang seolah-olah mencerminkan pola hidup yang cepat puas terhadap sesuatu yang dimiliki, menjadi bermakna santai dan terkesan pemalas.  Terlepas dari makna yang telah ditafsirkan oleh masyarakt umum tersebut,  pepatah ini apabila dikaji dengan lebih komprehensif memiliki pesan moral yang sangat mendalam,  arif,  dan mengandung nilai-nilai kebijaksanaan. 

Pada tulisan ini,  Ado bersama kak firman mencoba untuk meluruskan makna tersebut dan membawanya kembali pada maksud yang sebenarnya.  "Ikan Sejerek, Ber Secupak" tanpa embel-embel "madar", adalah proyeksi atas pola hidup sederhana, tidak konsumtif apalagi koruptif tetapi tetap produktif. 

Apabila dijabarkan lebih lanjut,  maka makna "Ikan Sejerek, Bere Secupak"0 (Ikan Satu Ikat,  Beras Satu Liter" adalah sebagai berikut :

  1. Pola hidup sederhana yang tidak memaksakan diri untuk memnuhi nafsu duniawi yang tidak terbatas. 
  2. Mensyukuri apa yang telah dimiliko, mencukupkan sesuatu yang mungkin sebenarnya belum cukup. Dalam konteks islam dikenal dengan istilah qona'ah. 
  3. Mencerminkan kesederhanaan namun tetap produkti,  artinya untuk memperoleh "Ikan Sejerek,  Bere Secupak" seseorang harus tetap berusaha untuk mendapatkannya dengan cara bekerja. 
  4. Mencerminkan kepedulian terhadap sesama manusia.  Artinya, seandainya kita memperoleh atau memiliki sesuatu yang lebih, kita wajib untuk memberi kepada orang lain yang membutukan. 
  5. Memberikan pesan untuk tidak bersikap rakus,  tamak,  dan korupsi. 
  6. Menjauhkan diri dari budaya hedonisme yang hanya mencari kesenangan semata, namun mengabaikan dampak buruknya. 

Nah,  sahabat Ado.. Pesan moral yang terkandung dalam pepatah tersebut sangat bermanfaat bagi setiap orang khusunya warga Kota Bengkulu.

"Terlebih lagi bagi aparatur penyelenggara negara untuk membiasakan diri hidup sederhana dan peduli terhadap gejala-gejala patologi sosial yang saat ini semakin parah.  Penetrasi dan akulturasi budaya asing yang dikemas dalam modernisasi seperti pola hidup konsumtif, budaya hedonis, dan sekuler yang telah mengabaikan nilai-nilai kearifan lokal yang seharusnya menjadi benteng penjaga moral dan perilaku" pesan kak Firman. 

Selain itu juga,  pepatah ini sangat bermanfaat bagi generasi muda khususnya pelajar dan mahasiswa di Kota Bengkulu sebagai penanaman nilai karakter kebangsaan untuk mencintai daerah dan sebagai suatu inspirasi untuk memenuhi segala kebutuhan hidup yang cukup,  sederhana,  dan anti korupsi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun