Mohon tunggu...
Libya Desti Faradilla
Libya Desti Faradilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya seorang mahasiswa Sastra Indonesia dengan minat yang kuat pada analisis sastra, dan penulisan kreatif.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senja Isi Kepala

18 November 2024   09:49 Diperbarui: 18 November 2024   09:51 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sibuk, satu kata yang terlempar dalam mulut ini ketika melihat suasana sekitar. Pandangan lurus kadang juga lirik kanan, lirik kiri melihat sekeliling. Diam terbawa arus bahkan memikirkan apa yang ada dipikiran mereka yang berlalu lalang? Apa mereka memikirkan hal sama dengan diriku ini? Hembusan angin terasa masuk ke dalam baju panjang ini dan membuat bulu badanku berdiri. "Berikutnya bus arah Patra Kuningan, ayo siapa yang naik bus 4D ini," teriakan pramusapa itu menyadarkan diri yang dari tadi diam, dan ternyata sudah pukul lima sore bahkan lewat lima belas menit berlalu.

 Sekarang sudah disini aku, di dalam bus duduk di dekat jendela paling belakang bak pemain utama dalam drama-drama yang sedang ditonton sambil mendengarkan musik, dramatis sekali bukan.  Sibuk, sekali lagi itu terlintas dalam benak ketika melihat dunia luar terlihat di jendela. Tapi ada satu tetap tenang, yaitu langit merah muda menyambut malam hari ini. Mungkin hal ini terasa dramatis atau bahkan terasa geli, tapi sebenarnya dunia ini sedang apa ya? Diri ini diam terus-terusan menatap langit merah itu dengan isi kepala penuh. Sibuk, kata yang akan terus ada dalam cerita ini. Orang-orang, benda, lingkungan, semuanya di dunia ini sibuk bahkan isi kepala tiap orang sibuk. Adakah isi kepala mereka yang sibuk memikirkan kematian nantinya, apakah mereka sedang memikirkan indahnya kehidupan mereka nantinya? ketika usaha mereka hari ini dilakukan dengan sibuk. Bahkan diriku saja bingung sedang apa kali ini? Oh ya! diri ini lagi menatap indahnya langit merah muda di luar jendela dan membayangkan indahnya hidup ketika usahaku telah usai nantinya. Indah bukan? bahkan ketika diri ini menutup mata, indah langit merah muda masih terlihat dalam pelipis mata ku. Isi kepala merasakan indah tiap langkah yang ku kejar selama ini, ada usaha berhasil tiap pijakan dengan gairah semangat itu. Langit merah muda saksi indah sore saat itu. Situasi waktu menuju malam indah terlintas sangat rapi, sibuk yang ku usahakan akan indah tiap langkahnya. Orang-orang sibuk itu juga seperti diri ku ini pasti. 

Perjalanan menuju pemberhentian terakhir sangat lama dunia sangat sibuk, tapi bagi ku ketika langit merah muda menyaksikan indahnya yang terjadi pada sore menuju malam itu batinku berkata "Akan ku nikmati waktu ini," dengan senyum lebar berdiri di hamparan dedaunan hijau saat ini. Musik ku dengarkan dari tadi membuat sayu lamunan indah tambah klise dengan pemandangan indah meski dunia sibuk, meski isi kepala tiap orang sibuk, tapi terasa indah kala usaha diri ini dan usaha mereka yang sibuk hasilnya sesuai harapan toh itu yang aku serta mereka cari. Hingga suara asing terdengar begitu kencang menghantam "DUAAARRR" itu terjadi begitu cepat. Sadar akan yang terjadi dan membuat mata ini membuka sambil tersenyum melihat masih ada langit merah muda yang kusaksikan tadi dengan sibuknya dunia. Masih ada langit merah muda menuju malam itu meski tak sesuai apa yang terjadi selama perjalanan pulang kala itu. Masih ada langit merah muda di pelipis mata ku hingga terdengar suara asing terakhir itu. Dan masih ada langit merah muda saat isi kepala sibuk memikirkan usaha yang ku pijak akan indah nantinya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun