"Nenek moyangku orang pelaut" penggalan syair ini mengungkapkan bahwa sejak dahulu kala masyarakat Nusantara memiliki keakraban dan kedekatan pada laut karena Laut adalah sumber kehidupan. Demikian juga pada masyarakat Kepulauan Misool Kabupaten Raja Ampat, laut ibarat tikar dan ombak adalah bantal bagi mereka. Hidup mereka bergantung dari hasil-hasil laut.
Untuk mengingat corak kehidupan para leluhurnya saat beraktivitas di laut, maka pada hari kedua ,Minggu 24/11/19 Festival Pesona Misool, Panitia menyelenggarakan parade Perahu Tradisional atau perahu kajang di perairan Laut Kampung Harapan Jaya Distrik Misool Selatan.
Ada empat perahu kajang yang digunakan dalam parade ini. Setiap perahu didayung dua orang nelayan perwakilan dari empat Distrik di Kepulauan Misool.
" Perahu ini digunakan oleh tete dan Nene dulu,saat mencari dan berkunjung ke kampung lain" ujar Yosias Mandurun asal Kampung Biga, salah satu peserta parade perahu tradisional.
Perahu kajang merupakan sarana transportasi laut yang digunakan masyarakat Misool pada masa lampau, ketika teknologi belum merambah kehidupan masyarakat yang mendiami pulau_pulau.
Dengan adanya parade ini diharapkan mampu membangkitkan ingatan kita pada sejarah dan tradisi masa lampau. Setiap peradaban memiliki ciri dan corak kehidupan yang menawarkan nilai dan pesan yang mendalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H