Mohon tunggu...
Lia Wahab
Lia Wahab Mohon Tunggu... Jurnalis - Perempuan hobi menulis dan mengulik resep masakan

Ibu rumah tangga yang pernah berkecimpung di dunia media cetak dan penyiaran radio komunitas dan komunitas pelaku UMKM yang menyukai berbagai jenis kerja kreatif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Guruh Soekarnoputra, Nasionalisme dalam Mahakarya Seni dan Budaya

21 Januari 2019   09:00 Diperbarui: 21 Januari 2019   09:26 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Karir seni Guruh merambah ke berbagai bidang hingga ke dunia layar lebar. Guruh ternyata punya kemampuan berakting yang teruji ketika berperan sebagai Sunan Muria dalam film "Sembilan Wali" di tahun 1983. Berkat totalitasnya, Guruh menerima banyak penghargaan dalam bidan seni di tingkat nasional maupun internasional.

Yang membedakan seorang Guruh Soekarnoputra dengan seniman lain adalah idealisme Guruh di balik semua hasil karyanya. Ia menciptakan karya seni dengan dasar kecintaan terhadap budaya bangsanya sendiri. 

Pagelaran-pagelaran yang digelar oleh Guruh tak ubahnya etalase seni dan budaya bangsa Indonesia. Kecintaan terhadap tanah air rupanya sudah ditanam dalam-dalam oleh Bung Karno kepada putranya yang satu ini.

Mungkin tak banyak seniman yang juga ke dalam ranah politik begitupun sebaliknya, politikus yang masuk dalam ranah seniman. Guruh menjalankan kedua profesi ini dalam sebuah harmonisme meskipun awalnya Guruh tidak ingin masuk kedunia politik seperti yang digeluti ayahnya. Tetapi, keprihatinannya terhadap anak muda Indonesia memaksa Guruh terjun ke dunia politik.

"Budayawan dan seniman harus melek politik. Kalau budayawan dan seniman atau profesi lainnya tidak melek politik, serasa ada yang kurang dan akan dibodohi politikus," katanya.

Guruh mulai menjadi anggota DPR RI sejak tahun 1992 di komisi X yang mengurus masalah olahraga, pendidikan, pariwisata dan kebudayaan. Di dunia politik, Guruh berani berkontestasi di pemilihan ketua umum PDIP dan menjadi rival kakaknya sendiri, Megawati Soekarnoputri. Guruh pernah mengkritik kepemimpinan Megawati yang dinilainya seperti gaya Orde Baru. 

"Ini kan mirip zaman Pak Harto saat akan diajukan sebagai presiden tahun 1997 yang akhirnya lengser di tengah jalan. Lebih baik Mba Mega istirahat, saya sebagai adik biologis dan ideologis siap menggantikan posisi beliau," kata Guruh saat itu, dilansir dari Tokoh Indonesia.  Namun, Guruh tidak terpilih menjadi ketua umum karena jumlah suara yang sedikit.

Guruh kerapkali khawatir terhadap gaya berbahasa dan budaya anak muda yang semakin menjauhi bahasa dan budaya asli leluhur bangsa Indonesia. Menurutnya, anak muda saat ini cenderung kurang bangga dengan kebudayaan asli mereka.

Ia ingin mengajak generasi muda Indonesia untuk menggunakan Bahasa Indonesia secara bijak. Baginya, bahasa Indonesia merupakan unsur kebudayaan yang bisa menyelamatkan bangsa.

Guruh menginginkan bangsa Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. "Dalam sejarah berdirinya negeri ini perhatian yang paling besar ada di zaman Soekarno, belum ada konsep yang jelas dari pemerintah mengenai kebijakan kebudayaan," ungkapnya.

Rasa nasionalisme mengalir deras dalam diri kedua insan ayah dan anak ini. Bung Karno dan Guruh Soekarnoputra adalah dua pejuang bangsa di generasi yang berbeda. Jika Soekarno berjuang melalui politik dan diplomasi dengan gaya senimannya, Guruh berjuang menanamkan kecintaan generasi muda pada bahasa, seni dan budaya Indonesia dengan kendaraan politik yaitu posisinya sebagai wakil rakyat di DPR.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun