Mohon tunggu...
Lia Megasari
Lia Megasari Mohon Tunggu... lainnya -

memulai dengan hati untuk sebuah inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rodiyah (1)

25 Mei 2012   16:57 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:47 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1337964991971549133

Terserah mereka suka memanggilku apa , Jika kedua orang tuaku sangat senang mempunyai anak perempuan merekayang pertama dan memberikan hadiah nama Rodiyah di surat kelahiranku mau tidak mau aku harusnya lebih senang telah diberi nama tersebut dengan gratis, tanpa pajak bulanan , seperti nama warung soto ayahku yang dipungut pajak harian oleh petugas PD pasar setempat. Yang kalau macet iuranya alamat tidak dapat mengais rejeki di tempat itu.

Dan enam belas tahun kini , Aku dibesarkan di sebuah kota kecil ditempat paman dan bibiku yang mana mereka berprofesi sebagai pedagang kantin sekolahan, Aku beruntung masih bisa bersekolah gratis di sekolah tempat pamanku berjualan. Karna melihat kondisi keluargaku yang kekurangan akhirnya pihak sekolah memberikan beasiswa untuku dikhususkan kepada anak kurang mampu.

Bel istirahat berbunyi , Siswa – siswa berhamburan satu – persatu, Mereka saling bersahutan satu sama lain, Ada yang melontarkan kata – kata “ Yoi cuy “ , Ada lagi yang mengatakan “ capcuzz “, Bahkan aku perhatikan Jose si anak kaya raya itu sering mengucapkan kata “ Emberr “ Mengapa tidak Teflon atau kompor gas saja yang lebih berkelas yang ia sebutkan , Dan aku tidak mengerti akan bahasa – bahasa yang mereka gunakan.

“ Odiii……..,Kok bengong aje si lo ?, Hayuu kita caaau.. ke base camp anak kelas satu di deket pohon .” Salah satu teman sekelasku bernama Novita menghampiriku yang mana aku sedang duduk sendiri di pelataran kelas satu. “ Nggak ah Nov , Aku disini saja !!”

“ Ihh betah amat sih…enakan disana cyin, Sejuk dan banyak angin , Nanti sebelum bel masuk kita – kita punya rencana ingin memberi kejutan untuk Ronal!! dia hari ini ultah loh say.” Novita mengajak dengan penuh antusias. Namun Rodiyah tampak pusing mengapa novita berganti – ganti menyebutnya dengan bahasa cyin bahkan say , Kalau di kampung Rodiyah Cuma sering mendengar nduk ketika orang lain memanggilnya.

“ Otre lah kalo begityuu…aku cabut yah hun.” Novita akhirnya meninggalkan Rodiyah sendiri disitu karena melihat temanya itu tampak diam membisu tidak menggubris ajakanya.

Dan Novita gadis cantik itu beranjak berlari kecil sambil melenggok kiri kanan kedua kaki nya yang putih mulus. Rodiyah menatap penuh kagum , Wangi parfum bak aroma bunga setaman milik Novita masih menyengat di hidungnya. Dari kejauhan terlihat mereka berkumpul penuh tawa canda. Salah satu diantaranya adalah Ronal pria berwajah tampan itu mencolek beberapa teman – teman wanita yang ada disitu , Mereka tampak riang bersahutan dan bercanda.

Keran air itu dibuka oleh beberapa murid guna mengisi ember , Setelah penuh lalu mematikanya, Namun tampaknya keran itu agak rusak sehingga masih saja menitikan tetes demi tetes air yang mubazir berjatuhan ke tanah. Andaisaja keran itu berada di kampung, Rodiyah hendak menampung tetes – tetes air itu guna mengisi gentong air milik ayahnya tanpa harus membeli lagi air literan di tukang air keliling. Dan anehnya air yang mereka isi tersebut digunakan untuk mengguyur tubuh Ronal hingga basah kuyup.

“ Happy birth day…” Teriak teman – teman yang lain menyaksikan pengguyuran itu , Lalu Novita melempar beberapa butir telur mentah ke tubuh Ronal dibarengi tertawa riang oleh teman yang lain. Dan mereka berebut kue tart dengan mencolek bagian gula nya untuk ditorehkan ke muka teman satu sama lain , Dan teriakan riang makin bergemuruh. Mengapa mereka tak menyantap kue itu saja hingga habis dan kenyang , Rodiyah melongo menyaksikan kejadian demi kejadian yang dilihatnya.

“ Mas bro ,..met ultah nih.” Novita memberikan kado mungil setelah mereka mereka membersihkan semua yang mereka lakukan disitu. “ Thanks sis,..nanti malam dating ke party aku yah Nov.” Ronal menawarkan Novita.

“ Siapa saja yang kamu undang nal ?”

“ Semua deh , Temen – temen sekelas aku undang kerumah.” Ronal memberi peluang kepada teman – temanya mengingat ia ingin merayakan momen ultah nya lebih meriah lagi.

Dan Novita berorasi di muka kelas memberikan pengumuman tentang undangan party tersebut disambut dengan perasaan senang oleh teman – teman lain , Terkecuali Rodiyah , Ia tampaknya tidak akan menghadiri undangan tersebut mengingat tiap malam Ia harus membantu paman membuat adonan kue untuk dijual esok paginya.

Lamunan Rodiyah seketika buyar ketika dikagetkan oleh bel istirahat usai , Lalu Siswa yang diluar masuk serentak , Kini pelataran mendadak sepi , Hanya suara tetesan air keran dan bendera merah putih yang berkibar diatas tiang tertiup angin melambai – lambai di muka sekolahan yang penuh cerita mengesankan bagi Rodiyah.

-BERSAMBUNG -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun