Mohon tunggu...
Lia Wibowo
Lia Wibowo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

saya menulis dengan hati,digerakan oleh fikiran dan jiwa..\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ayah dan Kisah Sebungkus Nasi Uduk

12 September 2011   09:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:01 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah menjadi rahasia umum bahwa seorang ayah adalah sosok yang paling tak bisa bersikap jujur dengan apa yang dia rasakan kepada anak perempuannya,sikap yang dingin belum tentu ia cuek,tapi dalam hatinya ia sangat ,mencintai dan menyanyangi kita.ayah bersikap perfectionis kepada anak perempuannya,bersikap galak dan tak kompromi itu semua dilakukan karena ia begitu menkhawatirkan kita,anak perempuan kesayangannya.

saya punya kisah indah sebelum kepergian ayah saya.semoga bisa menginspirasikan kalian semua yang masih memiliki seorang AYAH.

sejak usia 20 tahun ayah selalu memikirkan kepada siapa saya menikah,sempat mengenalkan saya pada lelaki pilihannya,saya tak suka,ayah mengalah dan mengerti asal saya harus menikah tak boleh diatas  due date yang ia berikan 25 tahun,alhamdulilah diusia ke 25 tahun saya menikah dengan pria pilihan hati saya dan ayah sangat menyanyanginya,kami menikah dan ayah yang paling sibuk menyiapikan hari bahagia itu.hingga akhirnya saya di beri anugrah dengan kehamilan pertama saya.kami semua berbahagia karena itu adalah cucu pertama untuk ayah.ayah yang seorang pensiunan angkatan darat mulai pamer kalau dia mau punya cucu.menjelang kelahiran saya ngidam lagi,saya pengen sekali nasi uduk,sedangkan dekat rumah tidak ada jualan nasi uduk,saya pengen nasi uduk kampung.karena rumah kami sudah terpisah.saya minta tolong ayah untuk mencarikannya,dan sebulan kelahiran dan kepergiannya ia rajin anter nasi uduk kerumah setiap pagi.ia banyak memberi wejangan yang aku suka ngedumel ihh ayah masih bawel sekali.ayah juga minta setelah melahirkan aku kembali tinggal dirumah,karena di rumah sepi cuma ada mama dan ayah,aku cuma bilan InsyaALLAH,padahal aku lihat betapa dia ingin sekeli merawat cucunya.aku sering  ke rumah entah sekedar kangen masakan mama atau menginap.ayah selalu ingin aku bersama2 didetik usianya ia ingin sekali  melihat wajah cucu pertama nya.aku suka risih dengan perhatian ayah yang begitu terlalu,sampai peran suami ku kadang diambil alih olehnya seperti menjemput aku dari kantor,menganter aku kesini dan kesana.YA ALLAH ternyata sikap yang ingin dekat dengan aku dan calon cucunya karena ia akan meninggalkan aku untuk selamanya, ( saya sempet berhenti menulis ini,karena teringat kembali tentang ayah,air mata saya sudah jatuh),ayah pergi karena  sakit,kecewanya saya tak sempat  melihat terakhir kalinya karena saya sedang hamil besar,sedang ayah ada di ruang icu.di pintu masuk ruang icu saya berdiri,terasa ada sentuhan hangat di pipi tapi tak berbentuk ya saya tau ayah sudah pergi untuk selamanya ,di senin pagi tanggal 10 desember 2007 tanpa melihat kelahiran cucu pertamanya.

saya hancur saat itu,sedih luar biasa,ya ALLAH masih terasa bau nasi uduk yang setiap pagi ia bawakan untuk aku.yang bahkan suka lupa mengucapkan terimakasih,bahkan suka marah karena ayah tak memberi sambal di nasi uduk itu,tapi dengan bijaknya,ayah berkata kamu sedang hamil dan tak boleh makan pedas.disini,didetik ini di 4 tahun kepergian ayah semua masih terngiang,bahkan 1 minggu setelah ayah pergi aku melahirkan sikecil,entah nyata atau tidak,diantara hidup dan mati aku melihat ayah disudut ruang rumah sakit tersenyum seperti menguatkan aku saat aku merasa kesakitan karena persalinan normal.memang sebelum proses kelahiran dalam doa aku meminta semoga ayah menyaksikan aku melahirkan dna melihat cucu pertama nya itu.dan ayah memang ada.

ayah kini aku hobi sekali  menyantap nasi uduk,nasi uduk mengingatkan aku dengan kasih  sayang seorang ayah.dia mau mencarikan aku nasi uduk pagi-pagi buta,dia mau mengantar aku kemana  saja,bahkan foto usg anak ku yang dipegang ayah tak pernah aku temukan sampai  sekarang.ahk aku memang menyesal tidak bertatap muka dengan ayah untuk terakhir kalinya tapi pernikahan ku dan cucu pertama mu memberikan mu kebahagian di akhir hayatmu.aku mencintaimu ayah..sangat....

saya cuma bisa berpesan,teman..bahagiakan ayahmu,dan ibu mu jika mereka masih ada,khusus untuk seorang ayah,janganlah pernah membencinya jika ia sedang marah,jika dia sedang melarang,jika ia seperti orang kolot karena melarang ini dan itu,kalian tau itu semua di lakukan karena ia begitu mencintai putri dan putra kesayangannya,tanpa ia sanggup mengucapkan nya kepada kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun