Semilir angin berembus
Dinginnya sampai ke tulang
Tak tahu sejak kapan datangnya
Mendiami cela ruang yang kosong
Datangnya tak pernah diminta
Rasa ini tak pernah daku tanam
Ia tumbuh dan bersemi dengan sendirinya
Menghiasi cela ruang yang tak berpenghuni
Awalnya tak percaya ia hadir
Tanpa adanya pertemuan
Tanpa adanya komunikasi yang berkesinambungan
Kedatangannya bak memberi simbol
Namun, sering kali daku dibuat bingung olehnya
Sudah berapa banyak syair yang kubuat
Hanya untuk mendeskripsikannya
Biarlah ia mengalir dengan sendirinya
Suatu saat akan ada dua kemungkinan
Ia terus tumbuh dan bersemi
Atau akan hilang dan tergantikan
Semesta, biarlah ini jadi rahasia kita
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H