tarot reader yang bekerja secara online, dan mengelola beberapa akun media sosial, mustahil jika saya tidak mendambakan banyak follower.
SebagaiBanyak Follower berarti banyak calon klien yang saya miliki atau paling tidak banyak orang yang menerima kehadiran saya dalam hidup mereka, minimal di dunia maya. Maklum, masih ada masyarakat yang masih mengganggap miring profesi tarot reader.
Tidak heran, popularitas adalah hal penting untuk bisa diikuti banyak orang. Semakin popular, semakin banyak follower. Ada banyak cara untuk membranding diri dan membangun image yang menarik . Diantaranya sebagai tarot reader yang tok cer dalam melakukan bacaan tarot selebritas.
Bacaan Tarot Selebritas adalah bacaan tarot terkait orang terkenal yang sifatnya adalah memprediksi dan melakukan "penerawangan" perihal kehidupan pribadi mereka yang sedang menjadi topik hangat ditengah masyarakat.
Misalnya, bagaimana kehidupan percintaan mereka, prospek karirnya, bahkan penyakit dan hal lain yang sejatinya kurang pas jika dibaca dan dishare ke media massa.
Bacaan macam itu biasa dilakukan dengan atau tanpa seijin yang bersangkutan . Harus diakui hal tersebut, banyak menarik minat masyarakat dan jelas merupakan cara mudah untuk mendongkrak popularitas tarot reader.Â
Terus terang saya sangat menghindari bacaan tarot semacam itu apa lagi jika dilakukan untuk tujuan mengangkat popularitas pribadi.
Namun saya menghargai mereka yang melakukan hal tesebut, walaupun itu bukanlah brand yang ingin saya lekatkan pada diri saya. Berikut ini akan saya ungkap beberapa alasan mengapa saya tidak melakukan bacaan tarot selebritas.
Mereka Bukan Klien
Pembacaan kartu tarot adalah hal yang sifatnya sangat personal. Bagi saya terasa aneh jika saya melakukan pembacaan kartu namun individu terkait tidaklah saya kenal dan bukan klien saya. Pembacan seperti ini sering disebut sebagai Third party reading.
Jadi reader membaca kartu atas permintaan seseorang untuk mengungkap kehidupan orang lain yang tidak terkait dengan dirinya. Sama seperti bacaan Selebritas, publiklah sebagai pihak yang ingin tahu tentang masalah pribadi pujaannya lewat media kartu.
Di samping itu menurut saya, menjadi publik figur tidak berarti mereka kehilangan hak privasinya. Sudah banyak kejadian, publik figur yang mengakhiri hidupnya sendiri karena merasa mendapat tekanan dari banyak pihak termasuk media massa.