Namun, sebagian lagi berpandangan bahwa lagu tersebut tidak bermaksud mengejek atau merendahkan seorang tokoh kerajaan sekaligus ulama Islam bernama Joko Tingkir. Lagu tersebut memang enak didengar, tidak hanya masyarakat Jawa saja. Untuk itu, wajar jika banyak orang tidak terlalu memperdebatkan lagu tersebut karena sebagian besar juga tidak mengetahui makna liriknya.Â
Sebelum viral dinyanyikan oleh Farel Prayoga, lagu tersebut sudah populer ketika Denny Caknan dan Happy Asmara menyanyikannya. Lagu-lagu dengan lirik berbahasa Jawa disertai iringan musik dangdut tersebut sebenarnya membuktikan eksistensi budaya lokal yang terus berkembang dan perlu dilestarikan. Mengingat zaman sekarang begitu marak musik mancanegara yang masuk, tapi hal itu memang tergantung dari selera musik masing-masing.Â
Semoga kehadiran karya-karya lokal anak bangsa tersebut menjadi salah satu media untuk terus melestarikan budaya bangsa. Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet memang memiliki lirik yang cukup kontroversial. Namun, selama tidak bermaksud hal buruk seperti apa yang dipikirkan tentu akan lebih baik jika karya musik tersebut diapresiasi.Â
Jangan sampai bangsa ini mudah terpecah belah akibat ketidaksukaan satu sama lain seperti perbedaan selera musik, pengartian sebuah lagu, atau cara mengekspresikan sebuah seni. Di sisi lain, penting pula untuk menekankan pendidikan sejarah bagi kalangan muda Indonesia agar kelak tidak mudah melupakan para tokoh di negeri ini. Misalnya, Joko Tingkir tersebut. Tokoh besar yang tidak hanya disegani dalam cerita Babat Jawa, tapi juga peran besarnya bagi bangsa ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H