Ingin sukses budidaya udang, tapi sering gagal panen akibat penyakit udang? Bisa saja penyakit tersebut disebabkan karena udang sedang stres. Budidaya udang ini memang menjanjikan. Â Namun, udang termasuk komoditas budidaya yang rentan stres sehingga mudah terkena penyakit. Penyakit pada udang sebenarnya dapat dicegah sejak awal jika lakukan budidaya secara tepat.
5 Kesalahan Penyebab Udang Mudah Stres
Tidak jarang, sebagai petambak mengalami kendala atau kurang tepat dalam pemeliharaan udang. Kesalahan tersebut bisa berakibat fatal sehingga udang stres dan mudah sakit. Guna mengantisipasinya, ketahui 5 kesalahan budidaya udang berikut ini.
1. Tidak melakukan sterilisasi dan biosekuriti
Sterilisasi dan biosekuriti area budidaya merupakan hal yang penting, bukan sekadar pada area kolam atau tambak tetapi disarankan pada seluruh lokasi budidaya. Hal ini guna mencegah masuknya penyakit, hama, atau predator.
Misalnya saja predator masuk, maka dapat mengganggu kehidupan udang sehingga stress karena terusik oleh hewan lainnya. Bahkan, bisa-bisa habis udang yang Anda budidayakan karena dimangsa setiap hari. Cara sterilisasi juga cukup mudah, yaitu menggunakan cairan klorin sebesar 30 ppm yang dimasukkan ke kolam.
2. Terlalu tinggi padat tebar
Menebar benur udang dengan padat tebar yang tinggi dengan harapan bisa sekaligus panen banyak bukanlah strategi yang tepat. Justru, padat tebar yang terlalu tinggi bisa membuat udang mudah stres. Apalagi jika luas kolam atau tambak tidak sebanding dengan padat tebar benur udang tersebut.
Semakin banyak udang dalam satu kolam, maka besar pula tingkat persaingan untuk memperoleh makanan dan oksigen. Padat tebar yang melebihi kapasitas juga mengurangi ruang gerak udang. Dampaknya, udang bisa kekurangan nutrisi, laju pertumbuhannya terhambat dan berujung stres. Lebih parahnya lagi, kondisi tersebut bisa memicu kanibalisme pada udang.
3. Pemilihan dan penanganan benur kurang tepat
Penyakit udang tidak hanya berasal dari luar, tapi bisa juga bersumber dari benur udang itu sendiri. Asal-asalan dalam memilih benur udang dapat memicu kegagalan panen. Benur yang tidak sehat tentu memiliki sistem imun yang rendah sehingga jika stres ketika ditebar maka bisa mudah terkena penyakit dan mati.
Selain itu, pastikan bahwa benur tidak mengalami stres saat dalam perjalanan menuju lokasi budidaya. Benur tersebut biasanya dianestesi terlebih dahulu, kemudian disadarkan baru ditebar. Ciri khas benur yang sehat, yaitu pergerakannya yang melawan arus sementara yang mengikuti arus pertandanya benur sedang stres. Selain itu, pastikan oksigen tercukupi selama pengiriman benur agar tidak mudah stres.
4. Tidak rutin monitoring
Inilah tantangan dalam budidaya udang, yakni telaten dalam pemeliharaannya. Memelihara udang tidak bisa hanya diberi pakan lalu ditinggal begitu saja. Tanpa rutin melakukan monitoring, berbagai ancaman bisa mengintai kehidupan udang. Untuk itu, monitoring bagian penting dalam budidaya udang.
Monitoring tidak hanya melakukan pengecekan kualitas air, tetapi juga pengamatan pada kondisi udang. Disarankan untuk mengukur pH, oksigen terlarut (DO, alkalinitas, suhu, kadar amonia, dan parameter lainnya secara berkala. Apabila kualitas air pada tambak atau kolam tidak memenuhi standar akan mengganggu keberlangsungan hidup udang.
Contohnya, jika pH air rendah di bawah standar akan meningkatkan kandungan hidrogen sulfida (H2S) dan nitrit yang dapat beracun dan membuat udang stres. Selain itu, oksigen yang terbatas juga menyebabkan udang mudah stres, terutama jika dalam kondisi padat tebar tinggi.