Mohon tunggu...
lia haryati sundari
lia haryati sundari Mohon Tunggu... -

Menulis dari hati agar sampai pada hati

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Buka Mata Hati di Hari Nan Fitri

24 Juli 2015   15:35 Diperbarui: 24 Juli 2015   15:35 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Manusia adalah makhluk sosial yang berarti bahwa manusia memerlukan orang lain dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi, berinteraksi dan meneruskan hidupnya. Tanpa bantuan makhluk yg lain, kita tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak, untuk berjalan saja kita memerlukan bantuan orang tua.

Allah SWT memerintahkan kita agar saling tolong-menolong dan bekerjasama. Prof. Omar Mohammad Al-Toumy Al-Syaibany, seorang falsafah Islam dan falsafah Pendidikan mendefenisikan bahwa Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan. Itu artinya manusia harus lebih berfikir bahwasanya sesama makhluk harus saling tolong menolong, selain itu manusia harus memiliki tanggung jawab dan etika moral untuk mewujudkan nilai-nilai kebaikan, kebenaran dan keadilan.

Allah berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 2 “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran” Kita juga di perintahkan untuk membantu orang lain yang kesusahan, meringankan beban mereka. Karena jika kita membantu orang lain, maka akan menjadi penyebab terlepas dari kesulitan. Oleh itu, janganlah kita malas membantu orang lain karena pasti Allah akan memberi pahala dari sisiNya kepada kita. InsyaAllah Terkadang kita berdiam diri didalam ruangan sejuk mencari ilmu dan menyalurkan ilmu itu disuasana yang selesa dan didepan org2 yang berkemampuan.

Namun, pernahkah kita berfikir “Siapa yang akan memberi ilmu itu kepada mereka yang tidak berkemampuan yang berada dijalanan? “Tidakkan anda merasa terpanggil untuk terjun membuat kerja-kerja sosial? Tidakkah hati merasa iba melihat anak2 jalanan harus bekerja padahal mereka seharusnya menikmati masa kecil yang bahagia?? Tidakkah kita merasa simpati, saat kita makan dengan selera sedangkan ada yang kelaparan? Coba lihatlah dengan mata hati Bukan sekedar dgn mata panca indera…

 

Setelah melewati madrasah tarbiyah Ramadhan , tentunya kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saat kita berpuasa menahan lapar dan haus, pernah nggak sih kita berfikir "Bagaimana mereka yang hidup serba kekurangan dan kelaparan?". Inilah salah satu hikmah berpuasa, agar kita dapat merasakan bagaimana orang lain yang menahan lapar dan dahaga.

Jangan pula dihari syawal ini kita menghambur-hamburkan makanan. Makan sesuka hati mengikut nafsu. Coba lihat mereka yang kekurangan. Belajar lah,,, buka mata hati di hari nan fitri ini..

 

-Lia Sundari-

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun