Mohon tunggu...
lia haryati sundari
lia haryati sundari Mohon Tunggu... -

Menulis dari hati agar sampai pada hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kasih dan Sayang Namun Terpisah Lautan

13 Juli 2015   12:22 Diperbarui: 13 Juli 2015   12:49 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasih sayang mengandung pengertian yang sanga luas,itu semua adalah anugerah dari ALLAH yang diberikan kepada kita semua.Tujuannya untuk menciptakan kehidupan damai di dunia,agar selalu diliputi dengan ketentraman.Semua orang pasti ingin dicintai dan dikasihi,dari bayi sampai lanjut usia semua membutuhkan cinta dan kasih sayang. Merupakan renunganyang harus benar-benar diperhatikan adalah bagaimana kita menumbuhkan cinta dan kasihsayang yang baik terhadap diri kita dan orang lain, yang kita semua adalah ciptaan Tuhan YangMaha Esa.Kasih sayang yang baik sebenarnya adalah memberi bukan menerima.Tidak menuntutorang lain berbuat baik dulu kepada kita baru kita membalasnya dengan kasih, tetapi kita harustetap mengasihi tanpa syarat. Kasih itu juga dapat didefinisikan,yaitu kasih itu sabar, murah hati, tidak cemburu, kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Kasih tidak melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan diri sendiri, kasih tidak  pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersuka cita karena ketidak adilantetapi karena kebenaran.Kasih mendorong kita dalam pengembangan mendahulukan kepentingan orang lain, dari pada kepentingan diri sendiri.

Kasih sayang kita rasakan dari seorang ibu,dan pada kenyataannya ibu adalah sosok yang paling penting didalam eksitensi keluarga.Gambaran bahwa hati ibu sedemikian luas memang tidak dapat dipungkiri.kasih dan sayangnya diberikan pada kita sejak kita belum ada di dunia ini.Ketika kita masih dalam kandungan,ibu sangat memperhatikan keadaan dan kesehatan kita.Ibu selalu menjaga dan menahan keinginannya apabila hal tersebut membahayakan bagi kesehatan kita.Ketika kita akan hadir ke dunia ini,ibu mempersiapkan segala keperluan untuk kita nantinya.Ia tak lagi merasakan letihnya masa kehamilan selama sembilan bulan sepuluh hari.Baginya,semua itu akan terbayar dengan kehadiran kita.Dan tiba saatnya melahirkan,maka pada saat itu ibu harus bejuang antara hidup dan mati.Ibu harus memperjuangkan kelangsungan hidup kita,walaupun proses tersebut mengancam keselamatan dirinya.Pada saat proses tersebut selesai,pengorbanan ibu masih berlanjut.Ia merawat kita dengan penuh kesabaran,kasih,dan sayang.Ia rela tak tidur lelap karena harus menyusui dan mengganti popok dikala kita menangis.Saat kita sudah dewasa pun,kasih sayang ibu tak surut.

Ibu saya adalah orang yang tegar,sabar dan penuh dengan semangat.Ia tidak pernah memukul,mencubit atau pun membentak kami dikala kami membuat ia kesal.Ibu memberi nasihat dengan kesabaran.Walaupun sekarang ia harus berjuang melawan penyakit yang dideritanya,ia masih bersemangat dan tetap memberi kasih sayangnya pada kami.Jika dilihat dari fisik luarnya,ibu saya terlihat sehat dan bugar.Tapi dibalik semua itu,ia adalah wanita yang berjuang hidup melawan penyakitnya.Hidup dengan penyakit radang otak memang tidak mudah,ibu harus menahan sakit dikepalanya berharu-hari.Tapi ibu selalu memberikan yang terbaik untuk kami.Ibu selalu memasak makanan yang enak.Ibu selalu memenuhi kebutuhan kami,dan yang paling penting ibu selalu memberikan kebahagiaan dan kasih sayangnya.Ibu tidak pernah meminta bayaran atas semua itu.Ibu hanya berharap kami akan tumbuh menjadi anak-anak yang taat beragama dan pada orang tua.

Tahun ini sama seperti tahun lalu, hanya mampu mengucapkan maaf melalui telephone. Raga tidak dapat bersama. Sebuah kehidupan memang mengajarkan arti pengorbanan. Disaat seperti ini, hanya mampu mengingatinya dalam do'a.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun