Indahnya pagi ketika ku lihat senyum manismu di Kompasiana…
Senyum manis yang mengembang di bibir nan menawan….
Senyum yang membuat hati ini bergetar…
Walau tlah ku coba untuk melupakan…
Mengingkari dan menyangkal kata hati….
Menaburkan kebencian..dan kebencian diantara cinta…
Menumbuhkan kebohongan dan kebohongan di dalamnya…
Namun…kebohongan itu…kebencian itu kini menjadi duri dalam dagingku sendiri…
Menusuk…dan selalu menusuk….
Oh Tuhan…berdosanya aku….
Aku masih merindunya….
Mengharapnya ada di setiap langkahku…
Namun….
Aku tak ingin menyakiti hatinya…
Membimbangkan perasaannya….
Menggalaukan jiwanya….
Kehadiranku hanyalah sesaat…
Seperti mimpi….seperti tak nyata baginya….
Seperti hujan meteor yang kapan pastinya kan terjadi lagi, aku tak tahu…
Walau hujan meteor itu membri keindahan yang tak akan terlupakan….
Oh Tuhan…jika benar smua ini bukan mimpi dan dia mampu merasakan hadirku….
Biarlah kurasakan hadirnya….
Walau hanya dalam mimpi saja….
Dan kunikmati senyum manisnya selalu…
Walau hanya di kompasiana….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H