Konsep diri adalah keseluruhan pandangan seseorang tentang dirinya sendiri, yakni bagaimana seseorang melihat, menilai, dan menyikapi dirinya sendiri, Ketika seseorang memiliki konsep diri yang keliru maka orang tersebut akan sulit dalam menjalankan proses kehidupan untuk mencapai kesuksesan. Konsep diri, sebagai cerminan pandangan seseorang tentang dirinya sendiri, menjadi
landasan bagi motivasi, kepercayaan diri, dan hubungan sosial. Memahami perkembangan konsep diri, moral, emosi, sikap, nilai, dan kreativitas menjadi sangat penting, terutama dalam konteks pendidikan. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan kognitif, tetapi juga untuk membentuk karakter individu yang utuh.
Fungsi konsep diri:
- Diri Ideal (self ideal)
- Citra diri (self image)
- Harga diri (self esteem)
konsep diri dibagi ke dalam dua dimensi, yakni internal dan eksternal. Dimensi internal berkisar kepada hal-hal yang mendasar pada diri individu seperti identitas, perilaku dan penilaian, sedangkan dimensi eksternal terdiri dari komponen fisik, moral etis, pribadi, keluarga dan sosial,sedangkan dimensi eksternal terdiri dari komponen fisik, moral etis, pribadi, keluarga dan sosial. Konsep diri yang baik dapat berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Konsep diri merupakan keseluruhan pandangan tentang diri sendiri, dengan kata lain konsep diri juga merupakan potret tentang bagaimana seseorang melihat, menilai, serta menyikapi diri.
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri, termasuk kemampuan, nilai-nilai, dan identitas. Konsep diri terbentuk dari berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, interaksi sosial, dan terutama pengaruh orang tua. Peran orang tua sangat krusial dalam membentuk konsep diri anak. Sikap dan perilaku orang tua akan menjadi model bagi anak untuk membentuk pandangan tentang dirinya. Pola asuh yang diterapkan orang tua akan sangat mempengaruhi bagaimana anak melihat dirinya dan dunia di sekitarnya.
Emosi adalah perasaan yang kuat dan kompleks yang dialami setiap orang. Emosi ini bisa berupa senang, sedih, marah, takut, dan lain-lain. Emosi dipengaruhi oleh faktor bawaan (seperti temperamen) dan faktor lingkungan (seperti pengalaman hidup). Emosi tidak hanya sekadar perasaan, tetapi juga melibatkan perubahan fisik (seperti detak jantung yang lebih cepat saat takut) dan pikiran (misalnya, memikirkan penyebab rasa marah).
jenis -- jenis emosi:
- cinta
- Benci
- Takut
- Marah
- Malu
- Dengki
- Cemburu
- Gembira
- Terkejut
- Sedih
Upaya mengembangkan emosi remaja dan mendukung pengembangan moral, nilai, dan sikap memerlukan pendekatan yang holistik Pertama, pendidikan emosi dapat dimasukkan ke dalam kurikulum untuk membantu remaja mengenali dan mengelola emosi mereka Kegiatan ekstrakurikuler seperti seni dan olah raga juga memberikan mereka wadah untuk mengekspresikan diri Selain itu, layanan konseling di sekolah sangat penting untuk membantu remaja mengatasi masalah emosional Komunikasi terbuka antara orang tua dan anak menciptakan lingkungan yang aman bagi remaja untuk mengungkapkan perasaannya.
Berkomunikasi yang baik merupakan kunci utama dalam menanamkan nilai- nilai moral pada anak. Dengan memulai percakapan yang bermakna dan melibatkan anak secara aktif, kita dapat membantu mereka memahami konsep-konsep moral yang lebih kompleks. Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan sehari-hari juga dapat membantu mereka mengembangkan nilai-nilai moral. Misalnya, ketika keluarga sedang merencanakan liburan, ajak anak untuk memberikan masukan tentang tujuan wisata yang ingin mereka kunjungi. Dengan cara ini, anak merasa dihargai dan memiliki tanggung jawab atas keputusan bersama.
Menurut teori psikoanalisis freud, moral,nilai,dan sikap diintegrasikan ke dalam struktur kepribadian yang disebut superego. individu dengan superego yang berkembang dengan baik cenderung mendasari sikapnya pada nilai-nilai luhur dan moral yang kuat, sehingga perilakunya lebih sesuai dengan norma-norma sosial. selain itu dipengaruhi oleh lingkungan sosial dimana seseorang dibesarkan interaksi dengan keluarga, teman, dan masyarakat turut berperan dalam pembentukan sikap dan perilaku, anak-anak belajar melalui pengalaman dan observasi yang membentuk cara mereka mengevaluasi situasi moral.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, daya cipta, perihal berkreasi, dan kekreatifan. Kreativitas juga dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan hal yang sudah ada 2. Para ahli mengatakan bahwa kreativitas merupakan proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan atau produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya. Kreativitas juga dapat dilihat sebagai kemampuan berpikir tingkat tinggi yang menandakan adanya penambahan kemampuan berpikir.
Proses kreatif adalah sebuah perjalanan yang melibatkan beberapa tahap. Secara umum, proses kreatif dapat dibagi menjadi lima tahap berikut:
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Inkubasi
3. Tahap Pencerahan
4. Tahap Evaluasi
5. Tahap Verifikasi