Mohon tunggu...
Lia Rasyid
Lia Rasyid Mohon Tunggu... Penulis - proud to be mom and grandma

ibu dari lima orang anak, dengan 4 orang cucu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Barokah IndiHome, Putus Sekolah, Kini Bisa Jadi Karyawati di Bank International Jakarta

16 Juli 2022   20:41 Diperbarui: 30 Juli 2022   02:38 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu mana yang tidak gundah hatinya, ketika putrinya yang berprestasi dan sangat suka belajar, meminta untuk mogok sekolah.Itu terjadi pada saya, putri saya Sarah meminta berhenti sekolah, karena dia tidak berhasil masuk di smp favorit yang dia inginkan. 

Sedihnya lagi, dia mengetahui orang-orang yang prestasinya jauh dibawah dia, berhasil masuk di smp favorit itu.Sempat juga saya masukan Sarah ke SMP swasta, tapi dia merasakan di bully di sekolah itu. Kalau ada pr, masih belum sempat masuk gerbang sekolah buku prnya sudah di minta teman-temannya untuk di contek. 

Banyak lagi yang dia alami di sana. Sampai sempat sakit, dan jika kita ngobrol-ngobrol tentang sekolah, dia akan merasa sangat mual, bahkan sampai muntah.

Sampai akhirnya dia minta berhenti sekolah, dia  juga mengutarakan keinginannya untuk tidak mau sekolah. Itulah awal saya kelimpungan dan bertemu dengan para praktisi homeschooling {HS} di dunia  maya. Dengan adanya IndiHome, Internetnya Indonesia, kami merasa tertolong sekali.

Waktu itu masih zamannya Speedy, kami sudah berlangganan. Cerita tentang HS seperti membuat Sarah bangkit kembali. Dia kemudian yang aktif cari tau dan cari info tentang HS. 

Dia print apa-apa tentang HS. Dia aktif baca-baca milis HS." Tapi umi, yang aktif ibu-ibu semua, umi aja deh yang temenan dulu " .  Maka sayapun mulai aktif berteman dengan para pengiat Sekolah Rumah yang ada hampir di seluruh penjuru Indonesia, bahkan di manca negara.

Tidak terbayangkan, jika kala itu saya belum kenal Internet. Pasti yang ada adalah gundah gulana, dan tidak terbayangkan mempunyai putri yang pintar, harus putus sekolah. 

Sungguh saya dan suami sering mensyukuri keberadaan Internet yang menjadi bagian dari hidup kami sampai saat ini.

Tidak hanya Sarah, bahkan adik-adik Sarah juga akhirnya memilih HS, dan jadi pembelajar mandiri juga. Bahkan mereka, tidak pernah merasakan sekolah formal sama sekali.

Dengan pertolongan  Internet inilah saya sangat merasakan, putra putri saya  jadi memiliki pemahaman  dan pendalaman materi-materi pelajaran yang mereka sukai secara lebih berkwalitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun