Mohon tunggu...
Lia M. Rahmalia
Lia M. Rahmalia Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Seorang guru TK yang senang membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sang Belalang

30 November 2022   15:21 Diperbarui: 30 November 2022   15:30 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ayo makan sayangku" celutuk Aqila, menirukan ucapanku bila ada yang susah makan.
"Aqila aku mau nyoba nyuapin juga dong" kata Ratu.
"Iih...aku juga mau nyuapin" jawab yang lain sambil mengerubuti Aqila.

Tentu saja hal itu sedikit mengagetkan aku, yang sedang menemani anak-anak bermain di halaman sekolah.
"Siapa yang mau disuapin?" Gumamku dalam hati.
"Oohh...lalaa..." Ternyata anak-anak ini mengerumuni Aqila yang sedang memegang belalang di tangan kirinya, sedang tangan kanannya memegang daun yang disuapkan ke mulut si belalang.
"Dapat belalang dari mana Aqila?" Tanyaku.
"Di rumput sebelah sana bunda"
"Kulihat belalang ini sedang makan rumput, jadi aku tangkap dech, kan kasihan makan sendiri" jawabnya dengan polos.

Untuk memenuhi rasa penasaran anak-anak, maka aku beri kesempatan, setiap anak untuk memberi makan belalang tersebut.
"Aqila, teman-teman juga sepertinya mau memberi makan belalang ini, kalau bergiliran nyuapinnya, boleh?"
"Boleh kok, ayo siapa dulu?" Jawab Aqila.
"Aku....aku....aku...." Sahut teman-teman Aqila dengan antusias.
"Supaya semuanya mendapat giliran, ayo Aqila pilih satu teman dulu, nanti yang terpilih oleh Aqila milih teman lagi, begitu seterusnya ya" sahutku  memberi solusi.
"Iya boleh bunda" jawab anak-anak serentak.

Dengan suka cita, anak-anak mencoba memberikan daun pada mulut si belalang. Kalau di belalang memakan daun di mulutnya, anak-anak bersorak dengan gembiranya.
Oohh.. sungguh pemandangan yang menyenangkan melihat anak-anak bahagia walau hanya memberi makan sang belalang.

Setelah semua mendapat giliran, aku mencoba memberi pengertian,
"Sudah ya anak-anak bunda, kasihan si belalang dipegangi terus badannya jadi sakit, terus  ibunya  juga mungkin sedang sedih karena anaknya nggak ada, ayo dilepas ya."
"Iya teman-teman, badanku juga tadi sakit ditarik-tarik" kata Aqila sambil meringis.
"Maafin aku ya Aqila" jawab Ratu sambil menggandeng Aqila.
"Oh..iya bunda waktu aku pulang sekolah main dulu di rumah Alfat, mamah aku juga nangis-nangis, karena mamah Alfat lupa nggak ngasih tahu mamahku" sahut Dika.
"Iya makanya sekarang, ayo kita lepas belalangnya ya."

Mendengar penjelasanku anak-anak sepertinya paham, meski belalang adalah hama yang kadang-kadang merugikan petani. Tapi itulah pembelajaran kepada anak-anak, kita tetap harus  saling menyayangi pada semua makhluk ciptaan Tuhan, meskipun pada binatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun