Anak berteriak sebetulnya wajar saja, karena anak senang kalau berteriak, apalagi bila hatinya sedang gembira.Tapi apa jadinya, bila setiap berbicara atau melafalkan sesuatu, misalnya berdo'a, mengaji atau bernyanyi anak tersebut mengeluarkan suara teriakan, sampai mengganggu orang- orang di dekatnya.Bila diingatkan oleh orang sekitar, responsnya hanya tersenyum atau mendelikkan mata, "Haduuhh gimana nich...?"
Berbagai cara  telah saya coba, mulai dari memberinya pengertian, bahwa kita yang berada di dekatnya bisa mendengar suaranya, meski tidak berteriak,
"Sayang.... enggak usah berteriak ya, ibu dengar suaramu kok ".
Tapi di bulan-bulan pertama, cara tersebut belum berhasil.
Lalu saya coba dengan langkah-langkah ini, alhamdulillah sudah mulai terlihat hasilnya. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Diberi perhatian lebih, maksudnya guru memberikan lebih banyak perhatian, karena siapa tahu, anak ini  berusaha mencari perhatian.
2. Memberikan lebih banyak pemahaman dengan cara bercerita, yang bertema  saling menghargai atau tentang anak yang mau menang sendiri dan akibatnya.
3. Melatih berbicara dengan tidak berteriak, dalam hal ini, saya sebagai guru akan memberinya reward atau pujian, bila dia berbicara, bernyanyi atau melafalkan do'a dan surat-surat pendeknya dengan tidak berteriak.
4. Memberikan contoh, dengan cara lebih memelankan suara, agar dia menjadi penasaran dan ketika dicoba, dia malah menirukan suara guru dengan suara pelan juga
"Apa sich bu guru, kok bicaranya bisik-bisik".
5. Mengeluarkan energi dan emosinya sebelum masuk kelas, dengan cara berolah raga.
Itulah langkah-langkah yang saya tempuh dalam mengatasi anak yang suka berteriak, semoga bermanfaat.
[sumber gambar: dokumen pribadi]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H