Mohon tunggu...
Lia Octaviani Maliah
Lia Octaviani Maliah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - STIKES MITRA KELUARGA

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hubungan Stres dengan Kualitas Tidur pada Lansia

5 Oktober 2021   08:38 Diperbarui: 5 Oktober 2021   10:23 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Semakin bertambahnya usia maka semakin banyak juga penurunan kemampuan yang dialami oleh lansia. Keadaan ini cenderung menimbulkan banyak faktor-faktor yang membuat lansia menjalankan kehidupan nya tidak seenak seperti sebelum masa usia lanjutnya. Beberapa hal yang harus diperhatikan guna menciptakan kehidupan yang sehat dan nyaman bagi lansia yakni dengan menjaga pola hidup yang sesuai serta istirahat yang terjaga. 

Faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur buruk pada lansia dapat dikarenakan adanya gaya hidup yang buruk seperti kebiasaan tidak adanya pengaturan jam tidur dan adanya masalah dilingkungan tempat tinggal seperti masalah dengan lansia lainnya. Beberapa faktor tersebut merupakan yang banyak terjadi oleh lansia, masih banyak faktor lain seperti tingkat kecemasan, dan stress pada lansia yang mempengaruhi kualitas tidur sehingga banyak kalangan lansia bisa mengalami penurunan kualitas dalam tidurnya.

Lansia merupakan seseorang dimana telah mencapai usia lebih dari 60 tahun dalam kehidupannya. Pada lansia ini ada tahap lanjut yang ditandai dengan adanya penurunan kemampuan dalam tubuhnya untuk beradaptasi dengan stress lingkungan dan mungkin bisa mengalami kegagalan dalam mempertahankan keseimbangan tubuh terhadap kondisi stress fisiologis yang dialami. Pada pencapaian umur lanjut usia ini, seseorang tentu akan mengalami perubahan seperti perubahan fungsi fisiologis maupun psikologis. Perubahan itulah yang akan mengakibatkan stress pada lansia. Mayoritas lansia yang mengalami kualitas tidur buruk adalah berjenis kelamin perempuan. Hal ini dapat dikarenakan lansia perempuan mengalami perubahan hormon estrogen yang dapat berpengaruh pada pola irama sirkadian sehingga menyebabkan kesulitan tidur. 

Dinyatakan juga bahwa wanita di atas 60 tahun akan mengalami penurunan kualitas tidur daripada laki-laki diatas 60 tahun karena dipengaruhi oleh penurunan fungsi reproduksi dan hormonal yang diakibatkan oleh menopause. Dilihat juga bahwa lansia yang mengalami kualitas tidur buruk ialah lansia di usia 60-75 tahun. Semakin bertambahnya umur seseorang maka akan mengalami penurunan berbagai fungsi tubuh seperti aktifitas hormon. Stress yang terjadi di lansia ini ialah dimana kondisi lanjut usia ini mengalami tuntutan sebagai beban diluar batas kemampan untuk memenuhinya. Dampak dari stress yang dialami oleh lansia juga bisa karena adanya gangguan tidur seperti insomnia, hipersomnia, dan gangguan siklus tidur bangun.

Masalah gangguan pola tidur yang dialami oleh lansia merupakan dimana individu mengalami suatu perubahan dalam kuantitas atau kualitas pola istirahatnya yang menyebabkan lansia ini menjadi merasa tidak nyaman, dan mengganggu pola hidup yang diinginkannya.  Terjadinya penurunan terhadap kualitas tidur pada lansia akan sangat mempengaruhi kesehatannya. Yang dimana penurunan kualitas tidur ini akan berdampak buruk yang menyebabkan kerentanan terhadap penyakit, stress konfusi, diorientasi, gangguan mood, merasa kurang fresh terhadap dirinya, dan mengalami penurunan terhadap konsentrasi, salah satunya kemampuan dalam membuat keputusan.  Beberapa orang sepakat berpendapat bahwa stress dapat mengakibatkan adrenalin meningkat, jantung berdebar keras, dan aliran darah meningkat yang menyebabkan seseorang terus terjaga, mengalami kecemasan yang pada akhirnya mengganggu kemampuan untuk dapat tidur secara memadai.

Penanganan dalam perubahan kuantitas dan kualitas tidur pada lansia ini membutuhkan adanya dukungan dari lingkungan yang baik seperti keakraban kepada sesama lansia lainnya, juga membutuhkan koping individu yang baik terhadap penyesuaian diri. Perubahan pola tidur pada lansia ini bukan hanya disebabkan oleh lingkungan tetapi juga karena adanya stressor pada diri individu. Namun sumber stress bisa berubah-ubah sesuai perkembangannya, kondisi, maupun koping yang dimilikinya. Pihak petugas kesehatan bisa melakukan penanganan dengan  pengkajian kepada lansia baik pengkajian secara psikologis dan kualitas tidur. Adapun cara untuk mengurangi dan penanganan terhadap kualitas tidur pada lansia ini, yakni bisa menggunakan terapi non farmakologis yang mendukung sesuai kondisi lansia. Saat ini banyak berbagai macam jenis intervensi untuk mengurangi bahkan bisa menangani permasalahan kualitas pada lansia ini.  Diantaranya seperti terapi pijat, terapi aktivitas, relaksasi menggnakan musik, dan masih banyak lagi. Jenis terapi maupun penanganan dengan metode lainnya bisa digunakan sesuai kondisi fisik dan psikologis dari masing-masing lansia. Maka dari itu, perlunya dukungan keluarga, lingkungan serta tenaga kesehatan lainnya berperan dalam permasalahan kualitas tidur pada lansia ini.

Referensi
Rahmayani et al., 2016. Hubungan tingkat stres dan gaya hidup dengan kualitas tidur Pada lansia di panti sosial tresna wherda (PSTW) Budi Sejahtera Banjar baru. Vol. 7 No. 1
Dahroni et al., 2019. Hubungan Antara Stres Emosi Dengan Kualitas Tidur Lansia. Jurnal Keperawatan Volume 5 No 2, Hal 68 - 71  
Dewi et al., 2020. Korelasi Tingkat Stres Dengan Kualitas Tidur Lansia. Vol 7 No 1, 2020: 61-68. https://doi.org/10.36376/bmj.v7i1

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun