Mohon tunggu...
Lian Wlnsr
Lian Wlnsr Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lian Wulansari Christina,Yang biasa dipanggil Lian, Ulan. Lahir di Jakarta 29 Januari 2003, Saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Pamulang, Selain aktif di beberapa Organisasi Gadis yang sekarang ini berumur 21 ahun mulai tertarik dengan menulis sejak ia duduk di bangku Smk dan memutuskan untuk kuliah Fakultas Sastra Indonesia Di Universitas Pamulang. Pesan Ali Bin Abi Thalib membuatnya semangat untuk belajar menulis yaitu “ Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang membahagiakan dirimu di akhirat nanti”.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kearifan Lokal yang Tertelan oleh Zaman

3 Juli 2023   11:19 Diperbarui: 3 Juli 2023   11:28 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kearifan lokal di artikan sebagai suatu bagian budaya pada masyarakat yang mana suatu budaya tersebut tidak dapat dipisahkan dari bahasa, kebiasaan, ataupun adat budaya dalam masyarakat itu sendiri. Biasanya kearifan lokal dilestarikan secara turun menurun melalui satu generasi kepada generasi berikutnya dengan cara bercerita mulut ke mulut.

Kearifan lokal yang ada di Indonesia pasti sudah terdengar tidak asing lagi. Dengan Negara yang memiliki budaya sangat beragam, banyaknya suku, adat, budaya, dan pastinya memiliki kearifan lokal yang sangat beragam pula. Hampir masing setiap daerah yang berada di Indonesia mempunyai budayanya masing-masing yang jelas pasti sangatlah berbeda satu dengan yang lainnya.

Sangat di sayangkan, sekarang ini kearifan lokal di Indonesia sudah mulai luntur terbawa oleh arus zaman, hal ini terbukti banyaknya nilai-nilai pada kearifan lokal yang banyak tidak di pergunakan lagi oleh masyarakat Indonesia. 

Dapat kita lihat, pada era globalisasi sekarang memang sangat menekankan proses akulturasi budaya terutama dengan masuknya budaya asing yang semakin mendominasi. Masyarakat cenderung banyak yang menikmati dan memakai barang-barang dari luar Negeri, di bandingkan dengan produk lokal.  Hal ini membuat banyak sekali Masyarakat lokal yang bergaya ke barat-baratan (Westren). Mulai dari pakaian, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Selain itu masih banyak masyarakat khususnya di generasi muda yang tidak mengetahui bahasa daerah tempat dia berasal, justru lebih banyak mengetahui bahasa asing dan di aplikasikan bersamaan gaya bicara sehari-hari. Dengan lunturnya kearifan lokal di Indonesia maka lambat laun Indonesia akan kehilangan jati dirinya.

Masalah yang lain dapat kita lihat juga dari banyaknya generasi muda yang tidak lagi memainkan permainan tradisional justru saat ini banyak sekali yang lebih asik bermain game online. Permainan tradisional seperti congklak, layang-layang, petak umpat, sekarang jarang sekali di temukan. Hal-hal tersebut yang membuat semakin terkikis kearifan lokal di Indonesia.

Menurut pandangan saya, banyaknya budaya asing yang masuk ke Indonesia justru membawa pengaruh kepada budaya Indonesia itu sendiri. Seharusnya hal itu dapat berdampak sangat bagus untuk perkembangan masyarakat di Indonesia. Kita dapat mengetahui kultur, budaya, adat yang belum kita tahu dari Negara sendiri ataupun Negara lain. Artinya kita harus terbuka oleh informasi dari luar tanpa menghilangkan budaya bangsa kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun