Mohon tunggu...
Lia Nova Sari
Lia Nova Sari Mohon Tunggu... -

semangat dan antusias

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ketulusan Hati...

16 Maret 2012   07:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:58 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sri, ini ada surat dari perusahaan Humaira (salah satu perusahaanterkemuka Bandung). Kata Ratna yang tak lain adalah dosen Sri pada saat ia masih mengambil S2 disalah satu Universitas di Bandung.

Entah kenapa jantung Sri seakan berdeguk kencang ketika ia menerima surat itu. Dengan pelan ia mulai membaca surat itu. Tertulis ”diminta bekerja ” kata-kata yang sangat diimpi-impikan seseorangsetelah selesai meraih IP terbaik S2 di Universitas yang ia banggakan.

Bagaimana Sri, kamu bersedia untuk bergabung diperusahaan itu ?? tanya Ratna yang mengetahui surat tersebut adalah panggilan dari perusahaan.

Sri masih terdiam, seolah tak mendengar pertanyaan Ratna.

Kenapa?? Kamu gak pengen masuk Perusahaan Humaira ? bukannya itu merupakan impian semua orang untuk bisa bergabung ?? kamu malah ditawari. Tambahnya lagi sambil penasaran.

Impian saya adalah menjadi seorang guru, bukan seorang pengusaha. Jawab Sri dengan tegas.

Kenapa?? Tanya Ratna lagi masih penasaran.

Ketika saya study banding disebuah Universitas di Sumatra Utara, saya melihat banyak mahasiswa yang berpotensi, punya semangat belajar yang tinggi. Mereka butuh pengajaran yang lebih, dan saya terpanggil untuk kesana. Kata Sri sambil menghela nafas lega. Setelah apa yang ia katakan merupakan segala keinginan yang ia impikan. Mencerdaskan anak bangsa, dan memberi hak-hak yang secara bathin gak mereka peroleh.

Ratna tersenyum tipis sambil sambil menghela nafas. Jarang sekali aku menemukan orang seperti dia, mudah-mudahan ia berhasil menggapai impiannya. Ucap Ratna dalam hati.

8 Agustus 2005...

Sesampainya di Sumatra Utara, hari menjelang sore. Sripun mencoba langsung mencari kos-kosan untuk tempatnya tinggal. Disebuah rumah sederhana yang tertulis ”menerima kos wanita”ditriplek kecil dipagar rumahnya , akhirnya Sri menghentikan langkahnya setelah hampir satu jam ia melihat kekanan dan kekiri rumah-rumah yang dilewatinya.

Permisi... apa ada kamar yang masih kosong?? Kata Sri penuh harap.

Kamar kosong ?? jawab seorang wanita dari dalam rumah. Badannya gemuk dan berkulit sawo matang, wajahnya terlihat ayu saat ia tersenyum menatap Sri yang sudah terlihat lelah.

Ada.. jawabnya sambil tersenyum.

Kamu dari mana?? sepertinya orang jauh. Tambahnya lagi sambil melihat tangan Sri yang membawa tas koper ukuran besar.

Saya dari Bandung buk, baru nyampek tadi siang. Jawab Sri.

Wah jauh sekali ya !!! ayo.. silakan masuk, kamu pasti capek banget. Ajak ibu sambil membantu Sri membawa barang-barangnya.

Seperti inilah kamarnya, kecil. Oh ya, nama kamu siapa?? Tanya ibu.

Sri Kartika Sari, jawab Sri. Nama ibu siapa?? Tanya Sri.

Panggil aja bu Noni, orang sini biasa panggil saya gitu. Jawab bu Noni sambil tersenyum tipis.

Hari menjelang malam, tapi Sri tak kunjung tidur. Ia tidak mengantuk, padahal tubuhnya sangat lelah karena seharian dalam perjalanan jauh. Inilah kehidupan barunya, semuanya sudah difikirkan matang-matang. Dan iapun yakin, bahwa usahanya pasti sampai.

Keesokan hari...

Selesai sarapan pagi diwarung wak Ijah, depan rumah koz. Sri pun bergegas menuju Universitas tujuannya, yaitu Universitas Galang Raya. Dengan menaiki angkutan umum no. 234 biru, dalam waktu 10 menit Sri pun bisa langsung sampai ketempat tujuannya.

Sampai di fakultas FMIPA...

Setelah mencoba bertanya kepada Pak Satpam dekat pintu gerbang masuk FMIPA, iapun langsung bergegas menuju kantor jurusan KIMIA. Dengan pelan ia mengetuk pintu masuk kantor jurusan KIMIA tersebut.

Permisi ... boleh saya masuk... katanya sambil tersenyum kecil.

Oh silahkan ,, silahkan masuk,, jawab seorang bapak, tak lain adalah ketua jurusan KIMIA.

Anda dari mana ya?? Dan ada keperluan apa kesini?? Tanya bapak itu dengan sopan.

Saya dari Universitas Bandung Utama pak. Dan saya ingin menjadi pengajar disini.

Jawab Sri lembut.

Nama anda siapa?? Bisa saya lihat ijazah terakhir anda?? Minta bapak itu sambil mengulurkan tangannya.

Nama saya Sri Kartika Sari, lulusan S2 Universitas Bandung Utama. Kata Sri sambil menunjukkan ijazah terakhirnya.

Setelah membuka ijazah Sri berulang-ulang. Bapak itu kelihatan tak percaya. Universitasnya didatangi salah satu orang terpintar di Universitas kebanggaan Indonesia.

Saya lihat, kualifikasi anda sangat bagus, anda yakin ingin menjadi pengajar di Universitas ini?? Tanya bapak itu heran.

Bukannya saya meragukan anda, tetapi sebelumnya saya pernah dengar nama anda di olimpiade internnasional, anda salah satu yang mewakili Indonesia bukan?? Tambahnya lagi sambil menurunkan kacamata yang dipakainya.

Saya hanya berusaha yang terbaik pak, ini sudah menjadi pilihan saya. Menjadi seorang pengajar. Kata sri dengan yakin.

Baiklah, mulai sekarang anda bisa mengajar disini. Dan saya akan membuat surat penugasan dosen untuk anda. Kata pak Sinaga selaku ketua jurusan kimia tersebut.

Bapak yakin langsung menerima saya tanpa dilakukan test ?? tanya Sri heran.

Oh tidak perlu, karena saya yakin anda pasti layak untuk menjadi pengajar disini. Silakan mengisi identitas anda, tiga hari kemudian penugasan dosen anda keluar, anda bisa langsung mengajar. Tambah pak Sinaga lagi.

Terima kasih pak, saya akan berusaha melakukan yang terbaik. Sripun pamit sambil menjabat tangan dengan senyuman yang lebar karena bahagia. Rasa tak percaya Sri karena bisa langsung diterima mengajar di Universitas Galang Raya.

3 hari kemudian...

Seperti yang dikatakan pak Sinaga, akhirnya Sri pun sudah mendapat penugasan dosen. Dia memasukikelas pendidikan angkatan baru 2005 kelas C dan non kependidikan angkatan 2002 kelas A. Mata kuliah kimia umum I dan Radiokimia. Perkuliahan dimulai pada tanggal 19 Agustus 2005.

Pak Sinagapun menjelaskan kewajiban-kewajibandan hak dosen pangajar kepada Sri.

Tanggal 15 Agustus...

Kegiatan ospek dimulai...

Waduh gawat, sudah jam 08.15 lewat, bakal kena hukuman neh. Kata Novi sambil menggaruk-garuk kepalanya. Novi adalah mahasiswi baru yang berasal dari daerah perantauan. Sambil berlari Novi terus-terusan menggaruk kepalanya, sesekali ia tersandung karena tidak berhati-hati dan terus berlari. Maklum saja, baru kali ini ia tinggal sendiri dikota orang. Mengurus dan mengatur segalanya sendirian.

Maaf kak, saya terlambat...kata Novi sambil tersenyum malu.

Hem kira-kira kita kasih hukuman apa dia ya?? Kata Ferdi selaku senior yang memimpin ospek tersebut.

Akhirnya, Novi pun disuruh mengambil sampah-sampah disekeliling tempat ospek mereka.

Setelah hampir30 menit...

Huh,,,,,,,,,,,,,,akhirnya sudah bersih semua. Kata Novi lega sambil kembali ketempat ospek mereka.

Okey adik-adik, sekarang kita istirahat dulu. Waktunya 15 menit untuk makan siang dan lainnya. Kata Ferdi mengarahkan.

Yah... kata Novi kecewa. Karena waktu ospeknya dihabiskan untuk menjalani hukuman. Selama waktu istirahat, Novi selalu memperhatikan Ferdi. Ferdiadalah ketua kelas angkatan 2002 dan juga sekaligus sekertaris umum Senat mahasiswa Universitas. Dia adalah salah satu mahasiswa terbaik Galang Jaya yang pernah meraih IP tertinggi di Jurusan KIMIA. Namun dia terkenal cowok yang paling cuek sama cewek. Walaupun terus diperhatikan Novi, tapi Ferdi tetap cuek saja seakan tak merasa ada orang yang memperhatikannya.

Waktu ospek sudah berakhir, mulailah mahasiswa baru mempersiapkan segala perlengkapan kuliah.

Tanggal 19 Agustus 2005...

Perkulian baru dimulai, diruang 19.01 mata kuliah kimia Umum I penugasan dosen Sri Kartika Sari. Kata Novi yang membaca kertas jadwal perkuliahan.

Semua mahasiswa/i baru angkatan 2005 kelas C sudah masuk di ruang 19.01. Tepat jam 08.00 WIB Sri pun masuk kekelastersebut.

Selamat pagi semua... kata Sri sambil tersenyum lebar.

Selamat pagi buk... jawab mahasiswa/i dengan semangat.

Apa kabar semua??? Tanya Sri masih dalam posisi berdiri.

Baik buk.. jawab mahasiswa/i apa adanya.

Kalau ibu tanya apa kabar semua?? Kalian jawabnya semangat, pasti bisa !!! begitu ya. Kata Sri mengarahkan.

Ibu ulangi ya... apa kabar semua??? Tanya Sri lagi.

Semangat, pasti bisa !!! jawab mahasiswa/i dengan semangat.

Buktikan ya... tambah Sri lagi.

Iya buk, sorak mahasiswa/i sambil cengar-cengir.

Selama perkuliahan berjalan, tampak mahasiswa/i begitu antusias mengikuti perkuliahan. Sripun sangat senang karena melihat semangat belajar mereka yang kuat.

Setelah berjalan 3 bulan...

Sri yang juga masuk dikelas Radiokimia angkatan 2002 kelas A, hari ini tidak masuk. Entah kenapa badannya terasa sangat berat sekali, kepalanya pusing dan akhirnya Sri pun dibawa kerumah sakit oleh bu Noni selaku ibu kos tempatnya tinggal.

Kamu sudah siuman, gimana keadaannya sekarang. Tanya bu Noni prihatin.

Saya gak papa kok buk, Cuma kecapean aja. Jawab Sri pelan.

Hari-hari ini ibu lihat kamu sibuk banget. Tadi ibu lihat hp kamu, ada beberapa panggilan tak terjawab. Mungkin itu mahasiswa/i kamu. Ibu kasi tahu aja kalau kamu sakit dan dirawat dirumah sakit. Sebaiknya kamu jangan mengajar dulu, kamu istirahat saja beberapa hari ini. Tambah bu Noni menyarankan.

Sri pun mengangguk lemah mengiyakan saran bu Noni.

2 hari dirumah sakit...

Tok-tok... boleh saya masuk?? Terdengar suara pria yang sangat Sri kenal. Yah, tak lain dia adalah Rio seniorSri saat mengambil S2 di Universitas Bandung Utama. Sekarang dia sudah bekerja di Perusahaan Humaira. Perusahaan terkemuka di Indonesia.

Kamu??? Dari manakamu tahu kalau...belum siap Sri berkata, bu Noni sudah memotong pembicaraannya.

Dari ibu, maaf ya Sri. Ibu langcang memberitahu soal kamu, karena dia sudah berulang-ulang menelfon kamu, makanya ibu yang mengangkat. Ibu keluar sebentar ya... kata bu Noni sambil beranjak keluar meninggalkan Sri dan Rio diruangan tersebut.

Aku tahu pasti kamu kecapean. Kamu terlihat begitu lelah. Kata Rio pelan sambil duduk dekat tempat tidur Sri.

Apa kamu tidak ingin bergabung di Humaira ?? Humaira masih selalu terbuka untukmu Sri. Tambahnya lagi.

Impianku menjadi seorang pengajar Rio, aku gak papa. Hari-hari ini kegiatanku banyak, aku cuma kecapean aja. Jawab Sri meyakinkan. Jadi kamu kesini cuma mau menawarkan itu ?? apapun yang kamu lakukan, gak akan bisa menggoyahkan impianku untuk menjadi seorang pengajar. Tambah Sri lagi.

Aku kira kau sudah berubah, ternyata kau masih sama seperti dulu. Keras kepala, sebelum tercapai apa yang kau inginkan. Aku selalu mendukungmu, mendukung segala impianmu yang mulia itu. Karena aku masih sangat mencintaimu. Kata Rio dalam hati.

Baiklah, aku sangat menghargai keputusanmu. Kalau kamu butuh pertolongan, hubungi sajaaku. Kata Rio penuh harapan.

Terima kasih atas semua tawarannya. Kata Sri sambil tersenyum tipis.

1 minggu kemudian...

Sri pun sudah mulai mengajar lagi. Saat ini ia mengajar dikelas A angkatan 2002 matakuliah radiokimia. Selama mengajar, sesekali Sri bercerita kehidupan sehari-hari. Mengenai nuklir yang masih belum ada di Indonesia sampai saat ini. Padahal bila di Indonesia didirikan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir), mungkin tidak akan ada lagi pemadaman listrik bergilir dimana-mana. Dengan adanya PLTN akan membawakan sumber energi yang sangat besar dan bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Kalau masalah dampak negatifnya, itu tergantung dari cara pemeliharaannya harus dengan ketelitian dan pengawasan yang ketat. Makanya diperlukan tenaga ahli yang benar-benar paham tentang nuklir. Air putih saja, yang sangat bermanfaat bagi tubuh bila sekali minum langsung 2 liter, apa yang terjadi ??

Mabukkan ?? bisa pingsan itu orang??

Iya buk... jawabmahasiswa/i dengan serentak.

Bu !!! kata Ferdi mengajukan ingin bertanya.

Iya, ada apa Ferdi. Tanya Sri mempersilahkan Ferdi bertanya.

Saya pernah baca artikel di salah satu jaringan situs internet, disitu tertulis bahwa reaksi fusi dan fisi (reaksi nuklir) itu tidak berbahaya dan tidak menyebabkan pemanasan global reaksi yang terjadi adalah reaksi penembakan. Kata Ferdi dengan semangat.

Ya betul, makanya ibu setuju sekali bila di negara kita ini didirikan PLTN. Jawab Sri sambil mengacungkan jempol pada Ferdi.

Bu !!! kata Sisi selaku mahasiswi berkacamata yang selalu bertanya disetiap matakuliah radiokimia.

Iya... kata sri sambil menoleh kearah Sisi.

Saya juga sangat setuju bu, kalau di negara kita ini didirikan PLTN. Kira-kira kalau ibu yang diamanahkan untuk membuat nuklir, ibu bisa ga??? Tanya Sisi penasaran.

Oh bisa, bisa banget... tapi ibu pengennya bukan ibu yang buat, tapi kalian yang banyak ini. Ibu pengennya satu tapi bisa manghasilkan kalian yang banyak. Kalau ibu mau sudah dari dulu ibu bekerja di perusahaan, fasilitasnya lengkap, ada tempat tinggal, ada kendaraan, dan dekat dengan keluarga. Tapi kalau ibu bekerja disana, ilmu ibu hanya untuk ibu sendiri dan ibu rasa ilmu ibu lebih bermanfaat disini. Ibu lihat mahasiswa disini masih kurang kompeten ya,,, sebenarnya ibu juga tidak ingin menggagalkan mahasiswa, ibu hanya ingin menciptakan kedisiplinan dalam ujian dan kebiasaan mahasiswa dalam menganalisis soal. Jadi, berusahalah menjadi yang terbaik.

Rasanya tak percaya mendengar semua ucapan bu Sri, kami yang berbondong-bondong mendatangi ruangan bu Sri karena merasa tidak terima dengan nilai hasil ujian formatif 1. Ternyata ada niat yang sangat mulia dibalik itu. Kata Ferdi dalam hati.

Hari itu menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi anak kelas A angkatan 2002. Memacu motivasi mereka untuk menjadi lebih baik lagi.

1 bulan kemudian....

Ujian Final radiokimia dimulai...

Ini adalah momen-momen yang ditunggu mahasiswa/i untuk membuktikan kemampuan yang dimilikinya. Membuktikan kepada bu Sri bahwa sekarang mereka menjadi lebih baik lagi. Dan itu semua terbukti, saat Sri mulai memeriksa hasil ujian angkatan 2002 kelas A. Nilai rata-rata mahasiswa adalah 85 sampai 90.Ini sangat membanggakan Sri selaku dosen pengajar, peningkatan yang luar biasa. Ya Tuhan, terima kasih atas semuanya.

Sri yakin, kalau mahasiswa/i Galang jaya banyak yang berpotensi, hanya saja mereka tidak mendapatkan pengajaran yang kurang efektif. Sehingga diperolehlah nilai angkatan 2002 rata-rata B, baik dengan nilai 80 keatas. Sungguh sangat membahagiakan hati Sri.

Tak begitu memuaskan dengan nilai angkatan 2005 kelas C mata kuliah Kimia Umum I, ada yang sebagian mendapat nilai C dan tidak ada yang mendapat nilai A. Sri tersenyum, dia tidak akan pernah kecewa dengan hasil ujian mereka. Dia akan terus melakukan yang terbaik demi mewujudkan cita-citanya. Menghasilkan mahasiswa/i yang ahli dalam bidang kenukliran dan yang dapat menggantikannya kelak dikemudian hari.

Bulan Januari Sri mulai memasuki semester 2 di Universitas Galang jaya...

Angkatan 2002 sudah mulai mempersiapkan segalanya sebelum wisuda. Termasuk Ferdi, Sisi dan angkatan 2002 lainnya. Mereka sudah mendapat bekal untuk melakukan yang terbaik sekarang dan seterusnya.

Acara wisuda selesai...

Kini mahasiswa/i angakatan 2002 lega karena sudah menyandang gelar Sarjana dengan predikat nilai yang bagus, rata-rata nilai B dan tidak sedikit juga yang mendapat nilai A. Salah satu diantaranya adalah Ferdi, dia tidak kelihatan sebahagia mahasiswa lain, dia merasa dirinya masih belum pantas mendapat nilai A. Oleh karena itu setelah wisuda Ferdi tetap terus belajar karena ia sangat tertarik dengan bidang kenukliran, ia akan berusaha untuk melakukan yang terbaik.

Pertengahan Maret 2005...

Kebetulan Sri masuk dikelas C angkatan 2005, ia mengajar matakuliah Kimia Umum II, disini Sri melakukan hal sedikit berbeda dari semester sebelumnya.

Sri lebih sering melatih mereka mengerjakan soal-soal olimpiade. Karena sebentar lagi akan diadakan olimpiade, sehingga dengan sendirinya mereka terlatih untuk mengerjakan soal oilmpiade.

Tanggal 02 April akan diadakan olimpiade sains di Universitas kita. Kalian ada yang ikut ?? sudah ada yang mendaftar ?? tanya Sri penuh harap.

Para mahasiswa tidak menjawab, hanya terdengar bisik-bisik disana-sini membicarakan tentang olimpiade.

Kalau bisa diikuti saja ya, disini kita jangan mencari kemenangan tapi pengalaman. Kita jadi bisa tahu bagaimana gambaran soal olimpiade dan jadi banyak teman disana. Ibu berharap sekali olimpiade kali ini mahasiswa itu menjadi lebih bersemangat dalam belajar, sehingga tingkat persaingannya semakin ketat. Kata Sri yang terus memberi semangat.

Setelah matakuliah kimia Umum II selesai, anak-anak kelas C 2005 masih saja membicarakan tentang olimpiade sains yang dikatakan Sri tadi. Dan akhirnya mereka bersepakat untuk mengikuti olimpiade tersebut, sehingga terdaftar 13 group yang masing-masing terdiri dari 2 orang.

Olimpiade dimulai...

Peserta mahasiswa/i mulai mengerjakan soal tertulis sebanyak 50 soal dengan waktu 90 menit. Setelah berlangsung selama 90 menit, mahasiswa diharapkan menunggu selama 50 menit untuk mendengarkan pengumuman pemenang dari masing-masing jurusan.

90 menit kemudian....

Mahasiswa sudah berkumpul kembali di Aula tempat diadakan olimpiade sains tersebut. Setelah masing-masing jurusan diumumkan pemenang 10 besar olimpiade sains se Universitas Galang Jaya, Novi salah satu mahasiswa kimia kelas C angkatan 2005 menyandang rangking kelima dari jurusan kimia. Hal ini tentu sangat membahagiakan teman-teman sekelasnya. Walaupun hanya Novi yang lolos masuk 10 besar tapi teman-teman sekelasnya sangat senang dan terus mensupportNovi, anak yang berasal dari perantauan dan bukanlah salah satu mahasiswa terpintar dikelasnya. Tetapi kerajinan dan kemauan kerasnya belajar itu sangat menjanjikan untuk keberhasilannya kelak.

Mulai saat ini saya sering-sering ketempat ibu, ga papa kan ?? saya mau belajar banyak dari ibu, selagi ibu bersedia untuk mengajari saya. Kata Novi yang hari-hari ini sering ke kosan Sri untuk menanyakan hal-hal yang berbau ilmu pengetahuan.

Oh tentu. Selagi tidak mengganggu kegiatan ibu diwaktu kosong misalnya, ibu bersedia membantu kamu. Jawab Sri sambil tersenyum kecil.

Ada ketulusan dan kemauan keras dimata Novi yang Sri lihat, seperti ada cahaya baru, dan Sri yakin apa yang Novi cita-citakan pasti berhasil.

3 tahun kemudian...

Tibalah detik-detik mendebarkan, yaitu wisuda. Dimana setiap mahasiswa akan resmi menyandang sarjana sesuai jurusan yang diambilnya. Saat itu Novi yang sudah menjadi tutor disalah satu lembaga penyalur sudah tidak kebingungan lagi untuk menyempatkan waktu kosong yang biasanya jadwal kuliahnya sangat padat sekarang malah sudah tidak ada matakuliah lagi.

3 bulan setelah wisuda...

Sri memanggil Novi ke Universitas Galang Jaya, kebetulan untuk minggu-minggu ini Sri banyak sekali kegiatan diluar kota sehingga ia meminta Novi untuk membantunya menyelasaikan tugasnya melakukan penelitian disebuah pabrik minyak kelapa sawit.

Sesampai ditempat penelitian tersebut...

Sri dan Novi pun langsung mendatangi kantor pabrik tersebut untuk menemui pemilik pabrik tersebut. Setelah cukup lama berbincang dengan pimpinan pabrik, seorang pria bertubuh tinggi keluar dari sebuah ruangan, berkemeja kotak-kotak putih sambil membawa beberapa berkas-berkas menuju kearah mereka. Begitu terkejutnya Novi, pria tersebut adalah orang yang sangat ia kenal yaitu Ferdi senior yang pernah menghukumnya saat ospek pertama masuk kuliah.

Ibu..!! ucap Ferdi terkejut.

Kamu mahasiswa saya dulu kan ?? kata Sri mencoba mengingat.

Iya bu, saya Ferdi kelas A angkatan 2002 yang masuk matakuliah radiokimia sama ibu tahun 2005. kamu Novi kan ?? belum siap Ferdi melanjutkan kata-katanya, Novi langsung memotong dan berkata,” yang kakak hukum waktu ospek mengutip seluruh sampah dilokasi tempat ospek”. Ucap Novi penuh semangat.

Ferdi tak menyangka akan ketemu lagi dengan bocah kampung yang dihukumnya dulu, bocah yang unik dan lucu. Hari-hari Ferdi tak seperti biasa. Seakan ada yang memberi semangat, mewarnai hari-harinya dengan penuh keceriaan. Maklum saja, Ferdi yang jabatannya sebagai kepala laboratorium hanya disibukkan dengan kerjaannya didalam laboratorium. Jarang sekali ia terlihat tertawa ceria dengan lepas, ini semua karena kehadiran Novi yang bisa membuat hari-hari Ferdi menjadi lebih indah.

2 minggu kemudian penelitian Sri dan Novipun selesai. Saatnya mereka bergegas untuk kembali pulang ketempatnya masing-masing yaitu tempat kosan mereka tinggal. Sebulan setelah penelitian tersebut, Sri mendapat telephon dari keluarganya di Bandung, ia diminta pulang karena ada hal penting yang harus disampaikan kepada Sri. Setelah 3 jam perjalanan, akhirnya Sripun sampai dirumahnya.

Umurmu sudah berapa Sri, kata ibu Sri sambil memegang pundak Sri.

Emangnya ada apa bu ?? tanya Sri pelan.

Ibu sudah tua Sri. Kata ibu Sri yang terus memegang pundak Sri.

Maksud ibu apa ?? kok ibu ngomongnya gitu ?? tanya Sri lagi yang semakin penasaran.

Ibu ingin melihatmu bahagia. Melihatmu menikah dengan seorang pria yang dari dulu sangat mencintaimu, ibu yakin dia lelaki yang tepat dan bertanggung jawab. Pinta ibu Sri.

Siapa pria itu bu ?? tanya Sri penasaran.

Nanti dia datang kesini untuk menjumpaimu. Kata ibu Sri sambil beranjak meninggalkan Sri diruang tamu.

Selang 15 menit kemudian, terdengar bunyi tlekson mobil Avanza hitam dan menyusul dari belakangnya mobil kijang berwarna silver memasuki pagar rumah Sri. Betapa terkejutnya Sri ketika melihat pria yang keluar dari mobil adalah Rio pria yang selalu menanyakan kabarnya saat di Sumatera Utara tempatnya tinggal datang kerumahnya bersama keluarganya.

Silahkan masuk, kata Sri yang mempersilahkan keluarga Rio masuk.

Ada acara apa ya ?? kok tumben rame-rame datang kesini. Tanya Sri heran.

Kamu belum tahu ya ?? kata tante Desi sambil senyam-senyum yang tak lain adalah ibu Rio.

Emangnya ada apa ?? tanya Sri makin penasaran, entah kenapa kali ini jantungnya berdeguk begitu kencang.

Acara pelamaran Sri, jawab ibu Sri yang menyiapkan teh dari dalam dapur menuju keruang tamu.

Pelamaran ?? pelamaran apa ?? tanya Sri lagi makin penasaran.

Emm.... Sudahlah, dari pada Sri makin bingung saya yang akan menjelaskan. Kata Rio yang sudah kelihatan gugup.

Kedatangan saya kesini atas dasar ketulusan hati, tanpa paksaan apapun, tanpa beban, tanpa meragukan apapun, dan tidak akan pernah menyerah untuk meraihnya. Ini adalah bagian dari impianku selain menjadi seorang yang berpendidikan, tapi juga ingin memiliki ketulusan hati dari wanita yang mempunyai kemuliaan hati, apapun resikonya saya akan tetap berjuang, karena saya mencintainya sepenuh hati, setulus hatinya untuk mencerdaskan anak didiknya. Sri maukah kau menikah denganku ?? ucap Rio penuh harap.

Sri terdiam, ia tak pernah menyangka bahwa ketulusan hati yang selama ini ia cari adalah Rio yang tak lain adalah orang yang selalu menelponnya dan menanyakan kabarnya, walaupun sesekali Sri sering mengabaikannya tetapi perhatian Rio tidak pernah berkurang.

Ayo buk, terima saja. Kata seorang pria dan wanita dari luar rumah Sri dengan serentak, mereka adalah Ferdi dan Novi. Tenang saja buk, impian ibu akan segera tercapai, sekarang Ferdi mendapat beasiswa S2 bidang Reaktor Nuklir dan Novi dibidang kimia Anorganik juga teman-teman Ferdi yang dulu menjadi anak didik ibu saat radiokimia. Mungkin kami dan teman-teman lainnya adalah wujud dari impian ibu, kami akan berusaha melakukan yang terbaik bu.. dan kami ingin sekali melihat ibu menikah dengan pak Rio.

Iya anak-anakku... terima kasih kalian sudah mencerminkan ketulusan hati dari diri kalian, kejar terus impian kalian dan ingat !! ketulusan hati itu nomor satu yang harus dimiliki seorang ilmuan.

Dan mudah-mudahan ini adalah pilihan terbaik... Saya menerima lamaranmu.... Kata Sri sambil tersenyum lega.

Sorak-sorak dari luar rumah mendengar jawaban Sri yang menerima lamaran Rio, ternyata rekan kerja Rio sudah ada didepan rumah Sri. Mereka sangat mendukung niat Rio untuk menikahi Sri salah satu mahasiswa terbaik Indonesia yang mengabdikan dirinya untuk menjadi pengajar. Berharap ilmunya bermanfaat dan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang berkualitas demi kemajuan anak bangsa dan negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun