Mohon tunggu...
Liana Wati
Liana Wati Mohon Tunggu... -

Guru RA AL-HIDAYAH

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Adakah Zona Nyaman bagi Guru?

7 Februari 2015   04:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:40 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan yang ada di Indonesia sedang mengalami berbagai perubahan, terutama dalam hal penggunaan kurikulum. Ketika  sedang menggunakan dan berusaha untuk memahami kurikulum 2013, dikarenakan adanya berbagai kendala dari berbagai daerah akhirnya di putuskan untuk kembali lagi kepada kurikulum KTSP. Dampak  yang sangat terasa dari perubahan kurikulum tersebut adalah guru, andai pemerintah bisa memahami bahwa guru yang sejatinya adalah seorang pendidik mempunyai beban yang sangat berat karena tugasnya tidak hanya mengajar atau sekedar mentransfer ilmu tapi sejatinya adalah mengeluarkan segenap potensinya agar terjadi perubahan yang maksimal pada peserta didik baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.

Dan untuk melakukan perubahan tersebut dibutuhkan proses yang tidak mudah, guru membutuhkan berbagai sarana/prasarana atau media pembelajaran yang menunjang kegiatan pembelajaran di kelas, membutuhkan berbagai metode atau pengembangan-pengembangan agar pembelajaran mengacu pada pembelajaran yang aktif, interaktif dan kreatif sehingga mampu mencapai tujuan/sasaran yang hendak di capai, padahal belum terlihat secara signifikan kelebihan dan kekurangan antara kurikulum yang lama dengan baru, belum lagi ketika menghadapi berbagai kendala yang di hadapi dari pihak sekolah, atau kendala yang datang dari peserta didik sendiri, serta aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan dari pemerintah yang mengganggu "konsentrasi", seperti berbagai persyaratan yang harus di penuhi jika ingin mendapatkan tunjangan ini dan itu yang kadang memberatkan.

Guru juga manusia biasa, terkadang terjadi perang antara logika dan hati nurani, logika mengatakan "sudah yang penting ngajar, murid mau mengerti atau tidak itu bukan urusanku  yang penting aku dapat imbalan". Dan hati nurani mengatakan "Jangan seperti itu, lakukanlah yang terbaik untuk mereka karena mereka adalah tanggung jawabku, aku adalah bagian dari masa depan mereka, kalau aku melakukan sesuatu yang salah, itu berarti aku sudah melakukan kesalahan untuk sebuah generasi dan akan di turunkan pada generasi berikutnya oh tidak!, jangan lakukan itu!".

Terkadang ada kesenjangan yang terjadi di negara kita, dimana profesi guru adalah profesi yang mulia tapi untuk mendapatkan haknya saja begitu sulit, padahal haknya itu untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya agar segenap potensinya tercurah untuk pendidikan dan itu berlangsung seumur hidup, tapi lihatlah bagaimana untuk menjadi anggota dewan di senayan dan kita semua tahu bagaimana proses mereka bisa disana, dan ketika sudah disana sederet gaji dan tunjangan yang sudah menanti tanpa harus memenuhi berbagai persyaratan yang harus dipenuhi dan untuk menjadi anggota dewan hanya dalam waktu  5 tahun saja.

Oleh karena itu bagaimana bisa guru melakukan tugasnya dengan nyaman jika "diikat" dengan sesuatu yang baku seperti sederet aturan-aturan dan kebijakan pemerintah yang membuat konsentrasi terpecah, jangan lagi terjadi guru yang melahirkan generasi penakut seperti zaman penjajahan, atau generasi yang hanya mampu beretorika tapi tidak mampu memberikan contoh yang baik, atau generasi yang "berpenyakit hati", atau generasi yang lemah dan harus selalu bergantung pada orang lain. Akan tetapi guru harus melahirkan generasi yang tangguh yang mampu menjawab tantangan masa kini dan masa depan, agar mampu mengangkat harkat dan martabat bangsanya, dan itu bergantung bagaimana guru di perlakukan di negara ini.

Semoga Bangsa Indonesia akan mengalami perubahan ke arah yang lebih baik karena telah memperlakukan guru dengan mulia. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun