Mohon tunggu...
Liana Wafdatul Harishoh
Liana Wafdatul Harishoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang mahasiswa keperawatan

seorang mahasiswa keperawatan yang ingin memberikan sedikit info menarik seputar kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tidur dan Stres? Ternyata Saling Berkaitan

12 November 2024   21:17 Diperbarui: 13 November 2024   10:51 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikutip dari Sleepopolis, Dr. Laura DeCesaris menyatakan bahwa stres dapat berpengaruh terhadap kualitas tidur seseorang. Normalnya, kadar hormon kortisol dalam tubuh akan menurun dimalam hari, dan kemudian akan meningkat saat kita bangun dipagi hari. Pada keadaan stres, hormon kortisol akan meningkat yang membuat kita tetap terjaga walaupun saat waktu tidur tiba. Stres dapat meningkatkan kadar hormon kortisol dalam tubuh hingga 9 kali lipat. Tidur tentunya merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari, kualitas tidur yang baik dapat membuat kita bangun dengan berenergi untuk melakukan aktivitas. Stres yang berkelanjutan hingga mempengaruhi kualitas tidur tentunya sangat berpengaruh terhadap mood dan aktivitas kita. Lalu bagaimana sih tanda dan gejala untuk melihat apakah kualitas tidur kita baik atau tidak? Seseorang yang memiliki kualitas tidur yang kurang baik, umumnya akan merasakan kantuk yang berlebihan di siang hari, mudah lelah, hingga mood yang tidak menentu dan mudah tersinggung. Keadaan ini pada gilirannya dapat memicu permasalahan kesehatan yang lainnya seperti tekanan darah tinggi (hipertensi).

Tidur ternyata dapat menurunkan tingkat stres seseorang. Tidur dapat menurunkan kadar kortisol seperti yang sudah dibahas diatas. Stres dapat meningkatkan kadar kortisol, sementara tidur berperan sebagai mediator yang menurunkannya ke keadaan semula. Selain itu, sebuah studi pada tahun 2019 di California mengidentifikasi fungsi penting tidur dalam penurunan kecemasan. Profesor Matthew Walker sebagai peneliti utama dalam studi tersebut mengatakan "Tidur nyenyak tampaknya menjadi ansiolitik (penghambat kecemasan) alami selama kita melakukannya setiap malam."

Dr. Laura DeCesaris juga memberikan beberapa tips untuk meningkatkan kualitas tidur kita meskipun dalam keadaan stres. Beberapa hal yang bisa kita lakukan contohnya seperti melakukan relaksasi contohnya dengan menggunakan napas dalam agar tubuh menjadi lebih rileks. Selain itu, kita juga bisa melakukan brain dump dengan menuangkan segala isi pikiran kita ke dalam sebuah tulisan. Tidur dalam keadaan pencahayaan yang redup dan makan 2 hingga 3 jam sebelum tidur juga dapat kita lakukan untuk mencapai kualitas tidur yang maksimal.

Melakukan aktivitas fisik, bermain dengan hewan peliharaan, mendengarkan musik, serta melakukan sesuatu yang kita sukai merupakan cara lain yang dapat kita lakukan untuk mengendalikan stres. Stres dapat berpengaruh terhadap kualitas tidur seseorang, tapi disisi lain, tidur dapat menurunkan tingkat stres itu sendiri.

Berikut referensinya yaa: https://sleepopolis.com/education/how-sleep-reduces-stress/ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun