hipertensi semakin meningkat secara global dan menjadi penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV). PKV sendiri merupakan salah satu penyebab kematian terbesar yang diperkirakan mencapai 29% dari kematian pada tahun 2025 secara global. Banyak obat yang digunakan untuk mengendalikan dan mengobati tekanan darah tinggi, termasuk diuretik, vasodilator, dll. Obat-obatan tersebut tidak jarang menimbulkan beberapa efek samping yang juga berpengaruh terhadap kepatuhan masyarakat dalam mengonsumsi obat. Saat ini, penerimaan masyarakat terhadap pengobatan alternatif dan tanaman herbal semakin meningkat, terutama di negara-negara berkembang. Banyak masyarakat menerima pendekatan pengobatan ini karena lebih murah, serta memiliki lebih sedikit efek samping. Lalu apa saja sih tanaman yang sering kita jumpai yang bisa dimanfaatkan sebagai alternatif  antihipertensi? Yuk simak penjelasannya dibawah:
Angka kejadian- Belimbing wuluh (Averrhoa Bilimbi L.). Belimbing wuluh merupakan salah satu alternatif pengobatan untuk hipertensi. Belimbing wuluh mengandung flavanoid dan vitamin C yang dapat menurunkan tekanan darah. Flavanoid bekerja dengan mempengaruhi kerja angiotensin converting enzyme (ACE), sehingga dapat menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Vitamin C yang terkandung dalam belimbing wuluh memiliki peran dalam produksi nitrat oksida sehingga dapat meningkatkan fungsi endotel atau vasodilator. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dasuki et al (2018) menyatakan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian jus belimbing wuluh, dengan rata-rata tekanan darah sistolik 155.62 dan diastolik 88.88, menjadi 126.56 dan 83.19 setelah pemberian. Dalam penelitian ini, jus belimbing wuluh dikonsumsi 1 kali sehari (Dasuki et al., 2018).
- Bawang putih (Allium sativum). Salah satu mekanisme kerja bawang putih sebagai antihipertensi yakni dengan kandungan allicinnya yang dapat berpengaruh terhadap produksi nitrit oksida (NO), yang pada gilirannya akan menyebabkan terjadinya relaksasi pembuluh darah sehingga akan terjadi vasodilatasi. Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Melinda (2022) menyatakan bahwa terdapat pengaruh air rebusan bawang putih terhadap tekanan darah, dengan rata-rata MAP (Mean Arterial Pressure) kelompok kontrol sebesar 174,00 mmHg, dan kelompok intervensi sebesar 168,39 mmHg. Pada penelitian ini, air rebusan bawang putih diberikan satu kali sehari pada pagi hari sebelum sarapan (Melinda, 2022).
- Mentimun (Cucumis sativus L). Mentimun dimanfaatkan sebagai alternatif antihipertensi karena mentimun mengandung mineral kalium, magnesium, dan serat yang dapat menurunkan tekanan darah. Mentimun juga mengandung mineral magnesium yang berperan dalam melancarkan aliran darah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri et al (2023) menyatakan bahwa pemberian jus mentimun efektif untuk menurunkan tekanan darah, dengan rata-rata sistolik dan diastolik sebelum intervensi sebesar 145,45 mmHg dan 81,82 mmHg, menjadi 121,82 mmHg dan 71,82 mmHg setelah intervensi. Dalam penelitian ini, jus mentimun diberikan sebanyak 250 cc (berasal dari 200 gram mentimun yang diblender) 2 kali sehari (Putri et al., 2023).
- Mengkudu. Buah mengkudu digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan tekanan darah karena salah satu kandungannya yakni Scopoletin yang berperan sebagai antihipertensi dengan efek  spasmolitiknya. Efek spasmolitik ini ditandai dengan pelebaran  pembuluh  darah (vasodilatasi)  akibat  relaksasi  otot  polos. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Safitri & Ismawati (2018) menyatakan bahwa terdapat  pengaruh  yang  signifikan pada intervensi teh buah mengkudu terhadap penurunan tekanan darah. Pada penelitian ini, sebanyak 5 gram teh buah mengkudu diseduh dengan 200 cc air selama 5 menit, dan diberikan 2 kali sehari (Safitri & Ismawati, 2018).
- Tomat. Buah tomat dimanfaatkan sebagai alternatif antihipertensi karena kandungan kalium, lycopene, dan bioflavonoid-nya. Likopen dalam buah tomat berperan sebagai antioksidan yang dapat menyeimbangkan kadar kolesterol serta melumpuhkan radikal bebas sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Kandungan kalium dalam tomat berfungsi untuk menghambat pelepasan renin sehingga meningkatkan ekskresi natrium dan air. Menurut penelitian oleh Potabuga et al (2024) menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian jus tomat terhadap penurunan tekanan darah, dengan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum pemberian jus tomat sebesar 150.87 mmHg, menjadi 138.67 mmHg setelah pemberian jus tomat. Pada penelitian ini, jus tomat diberikan 1 kali sehari (Potabuga et al., 2024).
Masih banyak tanaman lainnya yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif antihipertensi. Tapi perlu diingat ya, alternatif ini bukanlah pengobatan utama yang harus dilakukan, adanya obat-obatan atau terapi farmakologis yang diresepkan oleh dokter atau profesional kesehatan juga diperlukan. Selain itu, kita juga perlu untuk menjaga pola hidup yang sehat seperti rajin berolahraga, menghindari makanan yang mengandung banyak lemak, makanan asin, dan sebagainya. Yang terpenting adalah tetap terhubung dan berkonsultasi dengan dokter untuk selalu kontrol kesehatan kita yaa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H