Mohon tunggu...
Liana Wafdatul Harishoh
Liana Wafdatul Harishoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya seorang mahasiswa keperawatan

seorang mahasiswa keperawatan yang ingin memberikan sedikit info menarik seputar kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Bagaimana Stres dapat Berpengaruh terhadap Siklus Menstruasi?

29 Oktober 2024   20:43 Diperbarui: 29 Oktober 2024   20:45 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.shutterstock.com/image-vector/menstrual-cycle-calendar-top-view-female-2487159989

Normalnya, siklus menstruasi terjadi selama 21-35 hari, dan menstruasi berlangsung selama 2-7 hari. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi siklus menstruasi seseorang, seperti pola makan, kondisi kesehatan seseorang, dan stres. Stres psikologi banyak terjadi dikalangan masyarakat, khususnya pelajar atau mahasiswa, atau yang biasa disebut dengan stres akademik. Lalu bagaimana stres bisa mempengaruhi siklus menstruasi seseorang?

Dikutip dari artikel UT Health Houston, Randa J. Jalloul, MD, seorang spesialis OB-GYN di UT Physicians mengungkapkan bahwa stres baik yang bersifat emosional, nutrisi, maupun fisik, dapat menyebabkan peningkatan sekresi endorfin dan kortisol yang mengganggu produksi hormon. Seseorang yang mengalami stres ringan dapat mengalami menstruasi yang terlambat selama beberapa hari. Namun jika seseorang mengalami stres kronis, maka seseorang tersebut dapat mengalami menstruasi yang tidak teratur atau tidak datang bulan dapat terjadi. Jalloul, profesor madya di Departemen Obstetri, Ginekologi, dan Ilmu Reproduksi di McGovern Medical School di UTHealth Houston, juga mengungkapkan bahwa beberapa penelitian telah mengamati bahwa lebih dari 70% wanita mengalami pemulihan ketidak teraturan siklus menstruasi akibat stres dan penurunan berat badan, yang ditandaai dengan dimulainya kembali menstruasi. Wanita yang pulih biasanya memiliki indeks massa tubuh yang lebih tinggi dan kadar kortisol yang lebih rendah daripada mereka yang tidak pulih. Jalloul juga menyarankan jika seseorang mengalami menstruasi tidak teratur atau tidak menstruasi selama lebih dari tiga hingga enam bulan, untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan, terutama jika hasil tes kehamilan negatif.

Stres dapat menyebabkan siklus   menstruasi   yang   tidak   teratur   karena berpengaruh terhadap   ekskresi Corticotropic Releasing Hormone (CRH). CRH ini memiliki efek negatif karena dapat menghambat sekresi  GnRH  hipotalamus (Nurdianti et al., 2022). Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) sendiri memiliki fungsi penting dalam reproduksi, seperti mengatur permulaan pubertas, perkembangan seksual, dan siklus ovulasi pada wanita.

Dari sini kita bisa melihat bahwa stres yang dimaksud tidak hanya stres psikologis saja, tapi stres secara fisik dan nutrisi juga dapat berpengaruh. Perubahan gaya hidup sederhana seperti nutrisi yang cukup, olahraga, kebiasaan tidur yang baik, dan mengatasi penyebab stres merupakan beberapa hal yang dapat memperbaiki siklus menstruasi seseorang. Kenali tanda-tanda stres, tetaplah aktif, luangkan waktu untuk bersantai dan terhubung dengan orang-orang terkasih, manjakan diri dengan makanan sehat, dan banyak beristirahat., juga hal yang tak kalah penting untuk menjaga kesehatan reproduksi seseorang.

Referensi: https://www.utphysicians.com/how-stress-can-affect-your-menstrual-cycle/ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun