Partai Amanat Nasional dalam minggu-minggu ini mungkin disibukkan dengan persiapan menghadapi Kongres Nasional yang akan diselenggarakan di Bali. Kongres yang di akhirnya adalah pemilihan Ketua Umum diprediksi akan berjalan dengan ketat, karena Ketua Umum Incumbent Hatta Rajasa akan bersaing dengan Zulkifli Hasan.
Hatta Yang telah berhasil membawa PAN memperoleh suara terbanyak dari masa ke masa ini akan berhadapan dengan Besannya Amien Rais yaitu Zulkifli Hasan. Amien Rais yang merupakan tokoh senior di PAN terus menggaungkan atau mengikrarkan dirinya mendukung Zulkifli Hasan, dengan alasan tidak ada Ketua Umum yang memimpin dua periode.
Ditengah malam yang sunyi dan dingin ini, saya hanya ingin mengajak kepada Kader PAN yang mempunyai suara pada kongres nanti, marilah kita berpikiran jernih dalam memilih ketua umum. Ada beberapa pemikiran yang harus dipikirkan dengan matang oleh para kader PAN:
Pertama, PAN lahir karena arus reformasi yang mengedepankan demokrasi, yang harus dipikirkan adalah, kenapa setiap kongres Amien Rais selalu ingin aklamsi? Dalam demokrasi aklamasi tidak masalah, tapi pemungutan suara pun salah satu bagian dari sistem demokrasi, jadi tidak salah dong ada dua atau tiga calon ketua umum
Kedua, Apakah salah jika ketua umum menjabat 2 periode yang selama ini digaung-gaungkan oleh Amien Rais dan para pendukung Zulkifli Hasan? Padahal, Amien Rais sendiri pun menjabat ketua umum 2 periode dan tidak masalah tuh, dimana periode pertama sekjennya Faisal Basri, dan periode kedua Hatta Rajasa, lalu kenapa isu itu yang disebarkan oleh Amien Rais sendiri? Gak masuk akal.
Ketiga, Pilihlah Ketua umum yang benar-benar membela kepentingan partainya, dan telah teruji kemampuannya dalam mendulang suara. mari saya kasih data perolehan suara PAN pada Pemilu 1999-2014:
Pemilu 1999: 7.528.956 (7,12%)
Pemilu 2004: 7.303.324 (6.44%)
Pemilu 2009: 6.254.580 (6.01%)
Pemilu 2014: 9.481.621 (7.59%).
Bisa dilihat dari pemilu ke pemilu, Pemilu 2014 merupakan peroleh suara PAN terbanyak dari masa ke masa, sekalipun di eranya reformasi, padahal Di periode 2010-2015 dimana Ketum nya Hatta Rajasa, dia juga sebagai Menteri yang super-super sibuk, sampai-sampai para sesepuh PAN pesimis kalau suara PAN bisa meningkat, namun dengan kerja keras, Hatta bisa mendokrak suara tersebut.
Keempat, Saya disini cuma mau mengingatkan kepada saudaraku kader PAN, bahwa PAN bukan lah partai keluarga, partai yang dimiliki oleh salah seorang tertentu, tetapi PAN adalah partai terbuka, partai yang modern, tidak berpatron kepada salah satu tokoh tertentu.
Jadi, marilah kader PAN untuk buka mata, buka hati dan pikiran dalam memilih pimpinan, semoga dengan 4 pola pemikiran ini bisa dihayati, direnungkan bersama-sama, sehingga pada pemilu yang akan datang PAN bisa mendulang suara lebih banyak lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H