Mohon tunggu...
Lia Nathalia
Lia Nathalia Mohon Tunggu... -

Penyuka seni

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Hati-hati Musyrik dalam Menilai Bencana

18 Februari 2014   19:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:42 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bumi pertiwi kembali lagi-lagi mengalami kesedihan, di awal tahun 2014 ini negara kita tertimpa berbagai macam kesedihan, setelah Gunung Sinabung meletus, kemudian bencana banjir dimana-mana, Manado, Jawa Tengah, hingga Ibukota negara ini Jakarta, dan setelah itu di belum lama ini Gunung Kelud yang berada di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah meletus, yang abu vulkaniknya meluluhlantahkan perumahan, sawah, ladang, peternakan dan lain sebagainya disekitar kawasan tersebut.

Tahun 2014 merupakan akhir dari periode kepemimpianan Presiden SBY, tetapi di beberapa bulan sebelum berakhirnya masa jabatan tersebut, bencana silih berganti menimpa negara ini, Dari sekian banyak bencana yang terjadi di awal tahun 2014 ini mengingatkan kita pada awal-awal terpilinya SBY sebagai presiden RI, kalau kita ingat dua bulan setelah dilantiknya SBY yaitu tanggal 26 Desember 2004 terjadinya Tsunami di Aceh, dimana menelan ratusan ribu jiwa yang meninggal.

Lalu setahun kemudian, di Yogyakarta terjadi gempa yang hebat, dimana menerlan ribuan orang meninggal, saya yang ketika itu berada di Kota Ponorogo dapat merasakan kehebatan gempa Yogyakarta tersebut, lalu kemudian tahun 2009 Gempa di Sumatera Barat, dimana ribuan orang juga meninggal, dan sebagainya semua terjadi di era pemerintahan SBY. Dari rentetan berbagai macam bencana ini pasti sebagian orang ada yang mengait-kaitkan dengan permasalahan mistik.

Ya, mistik atau klenik, ada orang yang beranggapan bahwa Presiden SBY membawa banyak bencana, atau ada juga yang berpendapat bahwa banyaknya bencana alam yang terjadi di era SBY ini sebagai pertanda bahwa rezim SBY dan Partai Demokrat akan runtuh, dan sebagainya yang berbau mistik dan tidak masuk pada akal sehat kita.

Kalau kita berpikiran dengan akal sehat, dan yang beriman, bahwa terjadinya bencana adalah karena kehendak Tuhan yang menciptakan dunia ini, dunia dan isinya diciptakannya dan Tuhan Maha Kehendak kapan akan diambil, dan dengan cara apapun semua terserah Pemilik Alam ini, jadi marilah kita berpikir dengan jernih dan sehat dalam menghadapi bencana, jangan selalu mengait-ngaitkan dengan sesuatu hal yang tidak masuk akal, karena bisa saja bermuara pada kemusyrikan.

Pernah ada cerita, ketika Anak Nabi Muhammad yaitu Ibrahim bin Muhammad meninggal dunia, pada hari itu terjadilah hujan lebat, para sahabat Nabi tersebut langsung berkata bahwa hujan ini terjadi karena anaknya Nabi Muhammad meninggal dunia, dan seketika itu nabi mendengar dan melarang para sahabat tersebut untuk berpikiran seperti itu karena bisa bermuara pada kemusyrikan, Nabi menganjurkan agar kita selalu berpikiran positif dalam menghadapi segala macam cobaan.

Manusia yang merupakan makhluk paling sempurna diciptakan oleh Allah SWT harus menggunakan kesempurnaannya tersebut, yaitu akal pikiran, akal kita yang diciptakan Allah adalah pembeda dari makhluk-makhluk yang lainnya, sehingga berkewajiban bagi umat manusia untuk berpikiran dengan akal sehatnya, bukan dengan cara-cara yang dibenci oleh Allah, apalagi mempercayai hal-hal yang mistik dimana dapat menejerumuskan kita pada dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah yaitu syirik atau musyrik.

Jadi dengan adanya tulisan ini saya hanya ingin mengajak kepada para umat manusia agar selalu berpikiran positif dalam menghadapi bencana, janganlah kita sebagai umat yang paling sempurna dibodoh-bodohi oleh makhluk yang tidak sempurna yaitu Syetan dengan merasuki pikiran kita bahwa bencana yang banyak terjadi dinegara ini sebagai pertanda runtuhnya kekuasaan SBY, dan juga akibat dari kesialan dalam memilih SBY sebagai presiden.

Semoga tulisan ini bermanfaat, dan juga semoga dengan berpikiran jernih dan masuk akal kita terbebas dari segala macam kemusyrikan. Dan juga adanya tulisan ini saya mengajak agar sebagai umat manusia harus tolong menolong kepada rakyat kita yang sedang tertimpa musibah, kita harus bahu membahu dalam menolong korban dan juga menenangkan masyarakat dengan selalu berpikiran positif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun