Mohon tunggu...
Lia Nathalia
Lia Nathalia Mohon Tunggu... -

Penyuka seni

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Intervensi Amien Rais yang Berlebihan

25 Januari 2015   04:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:25 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Partai Amanat Nasional (PAN) akan melangsungkan pemilihan ketua umum periode 2015-2020 dalam Kongres ke-4 PAN 28 Februari-3 Maret mendatang. Biasa kalau menjelang kongres di organisasi manapun apalagi partai politik pasti berhembus nama-nama calon Ketua Umum dan juga termasuk isu-isu didalamnya, begitu juga PAN.

Tetapi, dinamika di PAN ini sepertinya mau dikendalikan oleh sesepuhnya yang tak ingiin ada orang lain yang meyainginya. Isu perpecahan diantara kader PAN pun terus dihembuskan oleh orang-orang tersebut yang tidak mau PAN mempunyai dinamika yang kreatif dan demokratis.

Sebut saja sang tokoh reformasi yaitu Amien Rais. Dalam kongres yang akan di gelar pada akhir Februari 2015 ini, Amien Rais yang juga pendiri PAN selalu mengarahkan dukungan untuk besannya yaitu Zulkifli Hasan, para pemilik suara sah dipengaruhi oleh Amien untuk mendukung Zulkifli dan juga diarahkan agar pemilihan ketua umum cukup dengan musyawarah seperti yang terjadi periode-periode yang lalu.

Sebagai sesepuh PAN, seharusnya Amien Rais tidak mempengaruhi dan tidak mengarahkan dukungan kepada siapapun, memang musyawarah dalam menentukan pemimpin dibenarkan dalam demokrasi, tetapi janganlah mengintervensi terlalu dalam yang pada akhirnya menghancurkan nilai-nilai demokrasi itu sendiri.

Amien Rais dikenal tokoh yang reformis, demokrat, tetapi upaya-upayanya di setiap kongres PAN sangatlah tidak mencerminkan nilai-nilai demokrasi, selalu ingin menonjolkan kemauannya sendiri dan terkesan tidak boleh ada kader yang melebihinya atau menyamai popularitas dan kharsimanya di partai berlambang Matahari terbit ini.

Dan terakhir adalah, Marilah kita selamatkan PAN, jangan sampai Partai yang didirikan oleh para pencetus reformasi menjadi anti demokrasi. Biarkan kader-kader terbaik PAN berlomba dan bersaing untuk meraih posisi Ketum, jangan ada intervensi yang berlebihan, dan juga tidak ada aturan baku kalau incumbent tidak boleh mencalonkan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun