Mohon tunggu...
Lianatania Putri
Lianatania Putri Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Studi PGSD

Saya hobi ber bisnis dan bercerita saya suka jajan dan saya orang nya pecicilan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sukses dari Nol: Kisah Saung Sate Maranggi Bah Use

18 Desember 2024   20:19 Diperbarui: 18 Desember 2024   20:19 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saung Sate Maranggi Bah Use 

Purwakarta - Saung Sate Maranggi  bah use telah menjadi destinasi kuliner yang tidak bisa di lewatkan di Purwakarta, berdiri sejak tahun 1997, tempat ini di kenal dengan destinasi kuliner yang selalu ramai pelanggan. Namun di balik kesuksesannya, ada perjalanan panjang yang di mulai dari nol.

Sebelum terjun ke dunia bisnis, bah use bekerja sebagai kuli bangunan dari tahun 1983 hingga 1990. Namun, ditengah kesibukan sebagai kuli bangunan,bah use dan sang istri memutuskan untuk mencoba peruntungan dengan berjualan Sate Maranggi, keinginan untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya membuat iya berani melangkah. "Awalnya bah use hanya mencoba coba jualan sate maranggi. Bumbunya hanya sederhana, tapi ternyata banyak yang suka.",ujar istrinya. Selasa (10/12/24).

Sate Maranggi yang ia jual memiliki bumbu sederhana yaitu terdiri dari garam dan gula, dan pembuatannya pun di lakukan secara teliti, mulai dari pemilihan daging segar hingga perendaman bumbu sejak malam hari, "Agar pada pagi hari daging nya bisa empuk.",tutur sang istri.

Sate Maranggi Bah Use
Sate Maranggi Bah Use

Namun kesederhanaan inilah yang justru menjadi daya tari sate Maranggi ini. Dengan bumbu yang autentik, sate Maranggi bah use memiliki cita rasa  khas yang langsung menarik perhatian banyak orang. Di awal usahanya, bah use berjualan secara keliling selama sembilan tahun. Hingga akhirnya, pada tahun 2008, ia berhasil  membuka saung sendiri yang kini menjadi destinasi kuliner khas di Purwakarta.

Dalam sehari, sate Maranggi  bah use mampu terjual 3.000 tusuk. Bahkan, pada momen momen besar  seperti idul Fitri dan tahun baru, penjualannya bisa mencapai lebih dari satu kuintal daging. 

Meski bahan baku terus meningkat, bah use tetap mempertahankan harga terjangkau yakni Rp 3000 pertusuk, tanpa mengurangi porsi dan kualitas.

"Kunci Sukses dari usaha ini yaitu harus banyak bersabar dan ikhlas. Meskipun banyak tantangan, seperti persaingan dan kenaikan harga bahan baku, saya tetap  memberikan harga yang terjangkau saja dan tidak ada kenaikan harga jual.",tambah Sang istri.

Dengan dukungan 26 karyawan, saung sate maranggi bah use buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 18.00. Bah use juga terus berinovasi untuk memperbesar usaha ini. " Alhamdulillah, setiap tahunnya bisa memperluas  tempat ini.", tutupnya.

"Sate Maranggi bah use bukan hanya sekedar kuliner, tapi juga simbol dari perjuangan dan kerja keras. Bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke purwakarta, sate maranggi bah use adalah pengalaman rasa yang tidak boleh di lewatkan.",kata pengunjung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun