Mohon tunggu...
Liana Fitri
Liana Fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendekatan Behavior Modification dalam Pengelolaan Kelas, Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif

10 November 2024   03:50 Diperbarui: 10 November 2024   04:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Guru dalam lingkup pendidikan memiliki beberapa tugas penting, seperti yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 2000. Dijelaskan bahwa tugas guru ada 6 diantaranya : pertama, sebagai pendidik. Kedua, sebagai pengajar. Ketiga, sebagai pembimbing, keempat, sebagai penasehat atau mengarahkan. Kelima, guru sebagai pelatih dan yang terakhir Guru sebagai evaluator . 

Didalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar, guru tidak hanya mengajar atau menyampaikan materi kepada siswa namun juga melakukan kegiatan mengelola kelas. 

Pengelolaan kelas menurut Suyanto diartikan sebagai upaya yang dilakukan oleh Guru untuk mengkondisikan suatu kelas dengan cara meningkatkan berbagai sumber (potensi pada diri guru, sarana dan lingkungan pembelajaran dalam kelas) yang ditujukan agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara efektif, sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai sebelumnya.

Guru atau pendidik sebagai tenaga yang profesional, dalam melakukan pengelolaan kelas harus memerlukan kerangka acuan pendekatan-pendekatan kelas, karena dalam mengaplikasikannya guru tersebut harus memastikan terlebih dahulu bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk menyelesaikan kasus pengelolaan kelas adalah alternatif yang terbaik, agar nantinya terjadi penyesuaian anatar kondisi dan situasi kelas dengan cara mengelolanya.

 Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pengelolaan kelas adalah Behavior Modification atau modifikasi perilaku. Pendekatan ini berfokus pada pengubahan perilaku siswa melalui beberapa prinsip berikut:

1.   Penguatan Positif (Positive ReinforcementPenguatan positif melibatkan pemberian penghargaan atau stimulus menyenangkan setalah siswa menunjukkan perilaku yang diinginkan. Misalnya pemberian pujis, stiker dl

2.   Penguatan negatif (Negative Reinforcement): Penguatan negatif adalah penghilangan stimulus yang tidak menyenangkan setelah perilaku yang diinginkan ditunjukkan. Misalnya, jika siswa menyelesaikan tugas tepat waktu, mereka mungkin dibebaskan dari tugas tambahan atau mendapatkan waktu bermain ekstra. Misalnya, siswa yang selalu datang tepat waktu dapat mendapatkan penghargaan, sementara siswa yang terlambat mungkin harus mengikuti aturan tertentu.

3.  Hukuman (Punishment) : Hukuman digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan. Dalam pengelolaan kelas, hukuman bisa berupa konsekuensi seperti penundaan waktu istirahat, tugas tambahan, atau peringatan lisan. Meskipun hukuman dapat efektif untuk menurunkan perilaku negatif, penggunaannya harus dilakukan dengan bijaksana agar tidak menciptakan suasana kelas yang tegang atau stres.Pengabaian (extincion)

4.    Pengabaian adalah metode di mana guru memilih untuk tidak memberikan perhatian atau respons terhadap perilaku negatif, sehingga lama kelamaan perilaku tersebut akan hilang karena tidak mendapat penguatan dari lingkungan. Misalnya, jika seorang siswa terus berbicara tanpa izin, guru bisa memilih untuk tidak memberikan reaksi apapun, yang akhirnya bisa mengurangi kebiasaan tersebut.

Implementasi pendekatan Behavior modification dalam pengelolaan kelas dapat diterapkan oleh guru melalui beberapa strategi berikut :

  • Penguatan positif : Penguatan positif adalah strategi utama dalam behavior modification. Ini melibatkan memberikan penghargaan atau pujian kepada siswa yang menunjukkan perilaku yang diinginkan. Penghargaan ini bisa berupa pujian lisan, stiker, atau sistem poin yang dapat ditukarkan dengan hadiah. Dengan memberikan penguatan positif, siswa akan lebih termotivasi untuk mengulangi perilaku baik mereka

  • Pengurangan perilaku yang tidak diinginkan : Untuk mengurangi perilaku yang tidak diinginkan, guru dapat menggunakan teknik hukuman atau penghapusan penguatan. Misalnya, jika seorang siswa berbicara tanpa mengangkat tangan, guru dapat menerapkan konsekuensi seperti kehilangan waktu bermain. Namun, penting untuk menerapkan hukuman dengan cara yang tidak mempermalukan siswa di depan teman-teman mereka

  • Pembentukan hubungan yang kuat : Membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa sangat penting. Guru harus mendengarkan dan memahami kebutuhan serta minat siswa. 

  • Hubungan yang kuat dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa dan membuat mereka lebih terbuka terhadap umpan balik dari guru
  • Komunikasi terbuka dan jelas : Proses pembuatan kesepakatan kelas bersama-sama dengan siswa dapat meningkatkan rasa tanggung jawab mereka terhadap aturan tersebut. Menjelaskan konsekuensi dari pelanggaran juga penting agar siswa memahami pentingnya mengikuti aturan

  • Intervensi pribadi : Ketika terjadi pelanggaran, intervensi harus dilakukan secara pribadi dan tidak di depan umum untuk menghindari perasaan malu pada siswa. Diskusi tenang dan empati terhadap situasi siswa dapat membantu mereka memahami kesalahan dan mendorong perubahan perilaku ke arah yang lebih baik

  • Refleksi dan pembelajaran : Setelah insiden perilaku negatif, penting untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenungkan tindakan mereka dan belajar dari pengalaman tersebut. Diskusi tentang cara-cara untuk menghindari kesalahan di masa depan dapat membantu siswa memahami konsekuensi dari tindakan mereka

  • Kolaborasi dengan siswa : Ajak siswa untuk terlibat dalam proses penyelesaian masalah terkait aturan kelas dan manajemen perilaku. Dengan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan, siswa akan merasa lebih dihargai dan bertanggung jawab atas perilaku mereka

Dengan mengintegrasikan pendekatan ini, guru dapat menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran, tetapi juga mendukung perkembangan sosial dan emosional siswa, sehingga mereka dapat berkembang menjadi individu yang disiplin, bertanggung jawab, dan memiliki keterampilan sosial yang baik. Behavior Modification menjadi pendekatan yang sangat berguna dalam mengelola kelas dan menciptakan suasana belajar yang lebih positif dan mendukung bagi semua siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun