Mohon tunggu...
Liana
Liana Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari Maryam

Ibu dari 1 bayi mungil berusia 2 tahun, hobi berenang dan nonton bioskop, makanan kesukaan : tongseng kambing, sop sumsum, ketoprak.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Ada Berapa Bahasa Daerah di Indonesia?

8 Februari 2022   03:50 Diperbarui: 8 Februari 2022   03:59 1157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ihsan Adityawarman from Pexels

Tahukah kamu ada berapa bahasa daerah di Indonesia? Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah, yang menempatkan Indonesia di negara dengan bahasa terbanyak kedua setelah Papua Nugini. Menarik bukan? Menurut Kementrian Pendidikan dan Budaya, Indonesia memiliki 718 bahasa daerah dengan 418 bahasa daerah berada di wilayah Papua. 

Menurut kalian, bahasa apa yang sering digunakan dalam kehidupan sehari hari di Indonesia? Apakah bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda atau bahasa daerah lainnya ?  Fakta menarik lainnya adalah Menurut Statiska bahwa ternyata meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 718 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu. 

Nah apa itu bahasa ibu? Menurut wikipedia bahasa ibu adalah bahasa yang pertama dipakai dalam komunikasi pertama seorang anak dengan orang tuanya serta menjadikan bahasa ibu sebagai alat komunikasi sehari hari.

Lalu pentingkah Bahasa Ibu?

Sangat Penting! Karena dari bahasa ibu ini lah kita pertama kali belajar berkomunikasi dengan orang tua atau lingkungan sekitar. Jadi bahasa ibu sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari hari kita. Karena bahasa ibu sangat penting, pada tanggal 17 November 1999 UNESCO menetapkan Hari Bahasa Ibu Internasional setiap tanggal 21 Februari. Dikutip dari Twinkl, Hari Bahasa Ibu Internasional ini diadakan untuk memperingati empat siswa yang terbunuh di Bangladesh pada tahun 1952, selama konflik tentang bahasa Bengali dan Urdu. Dengan ditetapkannya hari Bahasa Ibu Internasional ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang berbagai macam bahasa di seluruh dunia dan melestarikan bahasa yang hampir punah.

Sedikit bercerita tentang Saya,  karena saya lahir di Semarang, Jawa Tengah, bahasa ibu atau bahasa pertama kali yang saya pelajari adalah bahasa Jawa, dan di sekolah dasar ada mata pelajaran bahasa daerah, disitu saya belajar tentang budaya Jawa seperti bagaimana cara menulis aksara jawa atau "honocoroko" dan lebih mengenal Bahasa Indonesia dari pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Mulai benar benar menggunakan Bahasa Indonesia yang baku dan benar sejak bekerja di Jakarta.  Nah bagaimana dengan kalian? Apa bahasa ibu atau bahasa pertama kali yang kalian kuasai? Komen dibawah ya :)

Lalu Bagaimana cara kita melestarikan Bahasa Ibu?

Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk melestarikan bahasa ibu, yuk mari kita simak cara cara dibawah ini!

1. Selalu menggunakan bahasa ibu sebagai bahasa dalam kehidupan sehari hari

Jika kita diluar kota atau luar daerah asal kita, usahakanlah untuk menyempatkan waktu telepon atau video call dengan keluarga di rumah, selain membuat keluarga dirumah bahagia dan melepas rindu kita juga dapat merasakan kehangatan akan bahasa ibu kita. 

2. Jangan malu untuk menggunakan Bahasa Ibu di muka umum. 

Sedikit curhat, sewaktu saya pertama kali bekerja di Jakarta, aksen bahasa Jawa saya sungguh kuat dan kental atau dalam Bahasa Jawa istilahnya "merdok" dan sering menjadi bahan bercandaan di kantor, untung ternyata atasan saya juga orang Semarang, jadi saya bawa santai saja dan tetap menggunakan Bahasa Jawa dengan atasan saya, dan membuat saya terkenal di kantor karena aksen saya yang "merdok" dan tidak malu untuk berbicara atau bercanda dengan Bahasa Jawa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun