Waktu terus bergulir membiaskan kenangan indah
Tertulis rapi di lembar ayat-ayat cinta
Terkadang jiwa melukis senyum walau hati berselimut gundah
Entah apa sebenarnya yang ku rasa
Senyum ini
Penjabaran dari sebuah bayangan sendu
Serpihan puing yang terbuang layu
Melarung pilu dalam sepi
Tahukah kamu?
Melihatmu bersamanya adalah sakit bagiku
Mendengar namanya kerap kau ucap laksana tusukan keris menghujam jantungku
Luka ini bernanah tanpa darah
Tapi di hadapanmu, aku tetap baik-baik saja
Mengapa ... Â Karena rasa ini bukan sekadar cinta biasa
Karena rasa ini teramat dalam untukmu
Aku ikhlas di rajam perih dan pedih
Jika memang bersamanya, aku bisa melihat sependar kebahagiaan terlukis indah dalam netramu
Gorontalo, 17 Maret 2019
Lian Gaisi