Mohon tunggu...
Nur AuliaLidyanto
Nur AuliaLidyanto Mohon Tunggu... Lainnya - null

Penulis Amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Makan Malam Hari ini

19 Juli 2021   14:40 Diperbarui: 19 Juli 2021   14:45 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ugh.. hoek. Aku mual. Sudah 2 hari ini aku tidak bisa makan dengan kenyang. Perutku selalu saja mual. "sial!" kataku. Hari ini sudah tiga kali aku muntah. Apakah aku sakit? Mungkinkah ini penyakit lambung mematikan? Ah. Kurasa itu tidak mungkin. Dua hari yang lalu aku makan dengan sangat lahap sampai tidak bisa bergerak. Daging lezat Abang Idrus tidak mungkin membuatku mual begini. "Hmm, apa sebaiknya aku membuat sup saja dengan sisanya?" tanya ku pada diri sendiri. "Sup bola mata terdengar enak" ngkapku.

Aku bergegas ke dapur, membuka lemari es dan mengeluarkan kepada Abang Idrus. Mata Abang Idrus terbelalak lebar menampakkan hanya bagian putihnya saja. "Hmm, sepertinya aku perlu alat untuk mengeluarkannya". Aku pergi ke bagasi di samping rumah untuk mengambil sebuah palu dan gergaji. Segera kembali ke dapur dan membaringkan kepada Abang Idrus di atas meja makan. Aku mulai memukul-mukul kepada Abang Idrus dan sesekali cairan menjijikkan terciprat ke wajah dan bajuku. Sial! Sial! Sial! Pagi ini sepertinya aku harus mandi lagi! Teriakku dalam hati.

Ku teruskan membelah tengkorak Abang Idrus dengan gergaji. Pukulan terakhir membuat benda jelek berwarna pink berhamburan keluar. Jus Otak! Bagian yang paling ku benci dari tubuh manusia. Otak. Meja makanku berantakan. Otak Abang Idrus berserakan diatas meja. Iyuhhh. Aku mual lagi. Kali ini aku tidak ingin muntah dulu. Aku terus melanjutkan mencacah tempurung kepala itu hingga ku dapati dua buah bola mata tidak lebih besar dari bola ping pong. Benda itu sangat lunak dan rapuh, aku harus berhati-hati membersihkannya.

Sup bola mata memang yang terbaik, hanya perlu sedikit bumbu dan rebusan tulang sumsum membuatnya terasa sangat nikmat. Aku sampai heran kenapa orang-orang tidak pernah ingin mencobanya, padahal ini adalah makanan terenak yang bisa kamu dapatkan secara gratis. Kamu hanya perlu membunuh seseorang untuk menikmatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun