Bismillahirrahmanirrahim
Selamat Pagi teman-teman Kompasiana. Pagi ini, Saya ingin menceritakan pengalaman pada tanggal 1 november 2015 tepatnya hari minggu yang lalu. Ini merupakan pengalaman yang begitu mengesankan yang pernah saya alami, karena ini untuk pertama kalinya saya bisa berkumpul ditengah-tengah orang-orang yang sangat luar biasa. Orang-orang yang mempunyai mimpi-mimpi dan semangat yang luar biasa. Saat-saat inilah yang sangat saya tunggu-tunggu beberapa tahun yang lalu ketika di sekitaran tahun 2012, saya mulai mengenal yang namanya kompasiana.
Kompasiana sendiri bagi saya adalah media sosial warga untuk menuliskan hal apapun yang bisa dibaca dan bisa bermanfaat bagi semuanya.
Cerita awalnya begini, beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 29 Oktober 2015, saya mendapat sebuah telpon dari nomor yang tidak saya kenal, namun tidak saya angkat. Lalu ada juga sms dari nomor yang tidak saya kenal juga yaitu informasi mengenai acara nangkring yang diadakan kompasiana bersama BKKBN dengan tema Pendewasaan Usia Perkawinan. Setelah menerima sms tersebut saya langsung membalas saya bisa hadir. Padahal tidak ada teman kesana dan keadaannya juga sebenarnya tidak memungkinkan untuk bisa hadir, karena saat itu saya masih dalam kegiatan KKN di Lombok Barat. Tepat dihari H, saya merasa sangat bingung diantara dua pilihan antara hadir dan tidak hadir , alasannya karena saya berat juga untuk meninggalkan teman-teman yang sedang sibuk mempersiapkan kegiatan lomba untuk perpisahan KKN tetapi disatu sisi, hati saya mengatakan “sayang sekali kalau saya tidak hadir, ini untuk pertama kalinya kompasiana datang ke Mataram sepertinya sayang untuk dilewatkan moment langka yang entah kapan mungkin akan terulang kembali”.
Dengan dua pilihan yang sulit tersebut, akhirnya saya memutuskan untuk hadir. Kebetulan lokasi acaranya di Hotel Puri Indah Mataram, yang lokasinya tidak jauh dari rumah saya, tetapi berhubung saya lagi KKN saya berangkatnya dari Posko KKN.
Tiba di tempat acara, saya langsung bergegas masuk menuju resepsionist hotel dan menanyakan ruangan untuk acara kompasiana nangkring ini dan diberitahu di lantai dua.
Ternyata setelah lama saya ngantri untuk daftar di lantai dua ternyata saya salah, itu bukan acara BKKBN “aduh sial sekali”. Sayapun langsung turun kembali kelantai satu, bertanya kembali dan diberitahu lantai tiga, ruang cendrawasih. Alhamdulillah, kali ini benar dan tidak salah ruangan lagi. Sesampai disana langsung saya registrasi dulu, lalu diberikan buku kecil dan pulpen. Ketika memasuki ruangan saya tidak mengenal siapapun, asal duduk saja, kenal tidak kenal orang yang penting saya sudah tiba ditempat. Ruangannya bagus sekali ditata sedemikian rupa, penataaan tempat duduknya seperti acara-acara yang biasa saya tonton di TV. Saya duduk bersama sekelompok mahasiswa dari Pers Mahasiswa IAIN Mataram, ya sudah langsung kenalan, ngobrol-ngobrol, lumayan dapat teman baru dan merasa enggak seperti orang asing .
Baiklah sepertinya cerita diatas belum juga sampai pada inti cerita karena baru curahan hati saja. Jadi begini acara ini diselenggaran kompasiana yang bekerja sama dengan BKKBN bertemakan “ Pendewasaan Usia Perkawinan Melalui Generasi Berencana “
Diawal-awal acara dimulai, pemateri pertama yaitu Iskandar Zulkarnain. Beliau mengajukan pertanyaan pada kita semua, apa sih kompasiana ?. Tentu mungkin bagi saya kata kompasiana itu enggak asing namun mungkin bagi sebagian teman-teman yang lain itu adalah hal yang mungkin baru didengar. Beliau menjelaskan bahwa kompasiana adalah salah satu media warga yang disana layaknya seperti facebook namun bedanya kita bisa menulis artikel apapun yang bisa bermanfaat bagi semua orang. Tempat berkumpulnya para bloggerlah. Saya begitu antusias mendengarkan pembicara saat itu. Baru awal-awal saja ketika salah satu pembicara menjelaskan tentang kompasiana, entah dari mana datangnya rasa semangat yang menggebu-gebu ingin menulis dan aktif kembali di kompasiana.
Pemateri selanjutnya yaitu Dr.Abidinsyah Siregar.DHSM.,M.Kes. Beliau adalah Deputi Bidang Advokasi-BKKBN. Hal-hal yang beliau sampaikan juga tidak kalah menariknya dengan pak Iskandar Zulkarnain. Di awal penyampaian materi beliau memberikan nasihat yang luar biasa mendalam kepada kita para blogger yang pemikirannya ingin memiliki nilai tambah dibanding orang kebanyakan, jadi ketika kita menyebut diri kita I’am the Blogger berarti saya sudah memiliki rumah yang bisa saya baca. Rumah yang tidak ada harta, barang maupun materi namun disana ada banyak ide, gagasan yang bisa bermanfaat bagi siapapun.
“Andaikan dibaca kita sudah mendapat nilai satu ibadah.
Andaikan diterapkan mendapatkan dua kebaikan .