Aku meminta bantuan temanku untuk menggantikanku mengambil darah. Lalu untuk kompetensi lain aku cukup baik melakukannya dan berusaha bermanfaat bagi orang lain saat dinas di rumah sakit maupun faskes tempat praktik.Â
Tidak sampai disitu, sahabat baikku meninggal karena penyakit Lupus. Aku sangat terpukul, karena dia salah satu orang yang bangga aku masuk Keperawatan. Disaat terakhirnya, dia masih mengingatku, aku saat itu disibukkan dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi yang aku ikuti.Â
Aku merasa sangat bodoh karena tidak tahu sahabatku mengidap penyakit yang sangat parah karena dia terlihat baik-baik saja dan selalu bahagia. Aku sempat merasa gagal kuliah kesehatan karena tidak bisa merawatnya sebaik mungkin. Namun, aku ingat dia bilang, jadi Perawat yang baik, Li biar banyak nolongin orang. Tangisku pecah..... dan semuanya berubah.Â
Aku mulai fokus dengan kuliah dan disibukkan dengan praktek profesi, hingga akhirnyaa aku pelan-pelan namun pasti merasa yakin sudah jatuh hati pada Profesi Perawat. Mata dan pikiranku terbuka saat melihat bagaimana perjuangan perawat untuk dinas, lebih seringnya bersama pasien dari pasien baru dirawat bahkan berusaha tegar saat melihat kepergian pasiennya, banyak risikonya bisa tertusuk jarum, terkena paparan gas berbahaya, menghadapi komplain pasien, kuat begadang jaga malam, bahkan ada perawat yang jaga diberbagai tempat demi memenuhi kebutuhan hidupnya karena penghasilan di satu tempat tidaklah cukup. Disamping itu, melihat senyum Perawat saat pasiennya mau menghabiskan makannya, pasiennya sehat dan boleh pulang, senyuman, ucapan terimakasih dan diingat saat berpapasan diluar pekerjaan menjadi hadiah terbaik bagi Perawat.
Kelulusan pun tiba, aku berhasil lulus menyandang gelar S1 Ners membuatku bangga diluar dari berbagai masalah yang mengikuti perjalananku sampai ke titik ini. Aku diterima bekerja di salah satu RS Swasta di kotaku. Ini tempat bekerja yang menyenangkan diluar dari semua masalah yang ada iya pasti ada saja masalah kan dalam kehidupan. Saat bekerja, aku sudah bukan mahasiswi praktek lagi tapi sudah jadi Perawat "beneran". Sungguh bahagia melihat senyum keluarga pasien saat nyaman dirawat. Ada keluarga pasien yang bilang nanti anak saya jadi Perawat kayak suster, ini bisa jadi suatu pernyataan basa-basi tapi nyatanya ini banyak kejadian dan menjadi doa yang baik. "Sus, anak saya kuliah Perawat di kampus ini" ucapan seorang Ibu dengan bahagianya.Â
Setiap Pekerjaan pasti ada kebaikan dan risikonya masing-masing, tinggal bagaimana cara kita menghadapi risiko tersebut. Â Balik melihat judul diatas, kalau sudah terlanjur "nyemplung" ya sekalian saja belajar renang toh sudah terlanjur basah, nggak ada yang tahu nantinya diri Anda bakal jadi apa. Bisa saja jadi Perenang handal, bersikap cuek dengan anggapan orang lain yang bilang Anda tidak bisa dengan pembuktian Anda itu mampu. Memang sudah jodohnya, aku yang diawalnya cuma iseng sekarang melanjutkan studi Keperawatan di salah satu Universitas Terbaik di Negeri ini. Seperti halnya, kalian yang merasa belum ada "feel" dan menganggap remeh jurusan Keperawatan kalian keliru, karena ini Profesi yang serba ada, sedihnya ada, bahagianya ada, ngenesnya ada dan kebanggaan pun ada bahkan ada kalimat "Perawat adalah menantu idaman". Dibalik, semua itu menjadi Perawat adalah Panggilan Hidup. Berbanggalah dengan Profesi Perawat dan selalu sebarkan kebaikan. Salam Sehat untukmu Perawat Hebat.
"Bukan berapa banyak yang Anda lakukan, tetapi seberapa besar kasih sayang yang Anda limpahkan dalam pekerjaan Anda." ~ Bunda Theresa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H