Rasanya mungkin sudah takdir ketika seorang wanita diberikan wajah cantik dan body yang aduhai. Setiap mata memandang, pasti tidak akan melewati setiap lekuk tubuh dan keindahan wajah. Namun, keadaan hati dan perasaan tetap saja tidak dapat dibohongi.
Ketika derita dan air mata datang, si cantik juga kadang menyesali kondisi yang ada pada dirinya. Disaat banyak wanita menginginkan semua yang ada pada dirinya tersebut, si cantik mungkin ingin berada pada kondisi biasa-biasa saja.
Merupakan anugrah bagi seseorang yang memiliki kesempurnaan fisik tersebutuntuk mendapatkan lawan jenis, tetapi ternyata sulit untuk mendapatkan seseorang yang ‘eternally and unconditionally’ menerima kekurangan yang ada pada dirinya. Ketika secara utuh dan tanpa kepura-puraan ditampilkan oleh si cantik, siapa dirinya sebenarnya. Banyak lawan jenis yang akhirnya mundur, dan si cantik kembali mencari seseorang yang dapat menerimanya.
Mungkin tidak banyak yang disyaratkan, tetapi si cantik hanya mencari sesuatu yang berarti yang dapat memberikan kebahagiaan secara psikologis. Karena secara materi, pergaulan kelas atas dan hal-hal lain yang dilihat secara glamour semua sudah dimilikinya. Namun hal itu ternyata sulit bagi si cantik untuk mendapatkan kebahagiaan.
Untuk wanita yang diberikan fisik dan wajah standard, tetaplah bersyukur. Karena cantik ternyata tidak selalu mendatangkan kebahagiaan. God is Good.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H