Sungguh terhenyak mendengar curhat seorang sahabat ketika dengan tersedu-sedu diseberang sana, mengabarkan bahwa saat ini dia sedang jatuh cinta yang sangat dahsyat, tetapi salah dalam mendapatkan cinta tersebut.
Sebut saja, Emi, sahabatku di Jakarta, yang telah bertahun-tahun putus dengan pacarnya yang kemudian ditinggal menikah. Setelah putus dengan pacarnya tersebut, Emi berkonsentrasi pada karier dan bhaktinya kepada kedua orang tuanya, sampai kedua orang tuanya meninggal.
Dalam perjalanan hidup selama putus tersebut, Emi berusaha menata hati dan cintanya untuk mendapatkan kasih sayang dari seseorang yang layak, dan kemudian datang satu hati untuknya, namun tidak bertahan lama, karena sifat laki-laki yang menjadi kekasihnya tersebut seorang playboy kampungan.
Emi memutuskan tetap berkonsentrasi untuk menata hidupnya, Emi memutuskan pindah keluar kota untuk mendapatkan impian-impian kecilnya.
Namun, ternyata saat Lebaran 2011, Emi mendapatkan sms ucapan dari sang mantan yang meninggalkannya untuk menikah tersebut. Emi hanya membalas ala kadarnya dan memberikan nomer PIN BB karena hanya bermaksud tetap menjaga silaturahmi.
Berjalannya waktu dengan saling tukar PIN BB tersebut, sang mantan kembali menyatakan rasa bersalahnya atas keadaan yang telah dia berikan kepada Emi. Walaupun dengan hati yang masih perih, Emi berbesar hati memberi maaf kepada mantan kekasihnya tersebut, yang statusnya sekarang sudah menjadi suami orang.
Ternyata, mantan kekasihnya meminta Emi tetap menjadi kekasih hatinya. Karena selama ini, sang mantan selalu mencari tahu keberadaan dan keadaan Emi melalui sahabat-sahabatnya. Emi terhenyak. Cinta masih tersimpan rapi untuk sang mantan, tetapi kenyataan bertolak belakang untuk menerima pinangan cinta sang mantan.
Setiap hari tiada henti sang mantan berusaha meluluhkan hati Emi, dan akhirnya dengan segala pertimbangan Emi menerima kembali mantannya tersebut, dengan pemikiran toh tidak akan ada waktu untuk berselingkuh secara phisik, mengingat jarak mereka yang berjauhan.
Emi dari awal menerima cinta sang mantan sudah memberikan rambu-rambu, bahwa semua yang mereka lakukan salah dan jika suatu saat terbongkar, akan ada perempuan lain yang tersakiti. Tetapi sang mantan tidak mau mendengar semua alasan Emi, hanya satu yang sang mantan minta, bahwa Emi adalah selalu menjadi kekasihnya.
Setiap hari mereka berkomunikasi, sampai suatu saat Emi melihat foto kemesraan sang mantan dan istrinya di foto profil, dan itu membuat Emi terhenyak sadar bahwa kekasihnya sudah terlihat bahagia dengan sang istri.
Semua uneg-uneg yang selama ini tersimpan disampaikan kepada sang mantan yang kembali menjadi kekasih hatinya tersebut, tetapi tetap saja sang mantan tidak mau menerima alasan Emi untuk meminta putus tersebut.